Kisah Kyai Pamungkas:

SILUMAN BUAYA KALIMANTAN

 

Pernahkah terbayang dalam benak Anda tentang keberadaan manusia yang mampu berhubungan dengan para penghuni alam gaib? Meski hal ini terasa naif, namun bukan berarti sosok-sosok manusia seperti itu tidak ada sama sekali.

 

Bagaimana seorang manusia mampu berhubungan dengan makhluk-makhluk berwujud Siluman Buaya Putih, bahkan sekaligus memerintahnya untuk melakukan sesuatu? Sungguh suatu kenyataan yang sulit diterima akal.

 

Kami pun berhasil merekam perjalanan hidup dua orang nenek renta yang hampir seluruh hidupnya dilalui bersama arwah-arwah penghuni tanah pekuburan tua. Segudang peristiwa aneh telah dilalui nenek ini. Mulai dari mendengar suara tangis arwah, kuburan yang terbelah, hingga arwah-arwah yang menitipkan pesan kepada keluarganya yang masih hidup.

 

Bagaimana mungkin semua itu dapat terjadi? Lantas, bagaimana cara Anda harus mempercayainya…?

 

Sajian Khusus berikut ini merupakan fakta yang berhasil kami angkat kehadapan Anda, yang bisa jadi akan sulit dipungkiri kebenarannya…

 

Untuk mencapai kawasan Hutan Pangkalihan yang perjalanannya dimulai dari kota kecil Sanga-Sanga, Kalimantan Timur, ternyata bukan merupakan hal yang gampang. Dengan speedboat berkapasitas 60 PK dan kecepatan 40 mil perjam, penulis dan rombongan harus menempuh jarak lalulintas sungai sepanjang 240 mil laut selama 360 menit. Setelah melewati Sungai Mahakam yang luas, kami harus memasuki Sungai Kila, Sungai Parkit dan Cangkuh, Di sisi kiri dan kanan sungai yang memiliki lebar 18 meter, terdapat pohon-pohon Gaharu dan Manting yang besar dan tua. Di atas pohon itu banyak terdapat kera buntut merah yang dikenal sebagal Bekantan. Binatang mirip monyet bergerombol, melompat dengan cepat dari satu pohon ke pohon lain. Mereka seperti terbang menyeberangi sungai di atas kepala kami sambil mengeluarkan suara mirip Ayam Bekisar.

 

Sejak mendarat di Bandara Balikpapan dengan Pelita Air Service dan melewati Bukit Soeharto menuju Samarinda, ada kesan angker bergelayut dalam batin penulis. Betapa tidak, jalan sepanjang 150-an kilometer yang dirimbuni hutan belantara itu sangat gelap dan sepi. Tak banyak rumah yang nampak di pinggiran jalan. Begitu juga dengan manusia yang lalu lalang. Hanya beberapa mobil saja yang melintas dan itupun sangat jarang. Sementara di atas pohon terlinat ratusan Bekantan bercengkerama dengan suara yang aneh dan penuh misteri.

 

“Bekantan itu hewan mistik yang sangat ganas. Jika ada orang yang digigit Bekantan pada hari Jumat Kliwon atau Buaya Siluman pada Selasa Pon, biasanya korban akan meninggal dunia. Sebab pada dua neptu itu, Bekantan akan ganas, sangat beracun,” jelas Kaji Imron, 45 tahun, tokoh yang jadi sasaran penulis di Kalimantan Timur sebagai narasumber.

 

Sungguh penulis memang sudah lama mendengar kisah tentang pria yang disebut mampu hidup di alam siluman. Cerita itu pula yang membuat penulis penasaran dan terus memburunya. Semua cerita itu memang benar, dalam obrol, sejak lama Kaji Imron dikenal masyarakat Samarinda sebagai ahli supranatastis khususnya bidang binatang buas. Mungkin orang tak menyangka jika laki-laki yang bertubuh kurus dan jangkung ini pandai memerintah makhluk-makhiuk ganas, seperti Buaya, Harimau dan Bekantan. Semua makhluk-makhluk itu akan tunduk kepadanya.

 

Mengenal Kaji Imron lebih dekat lagi sungguh sesuatu yang sangat menyenangkan. Sebagai orang yang disebut mampu berhubungan dengan siluman, khususnya Siluman Buaya Putih, pria ini jauh dari kesan seram seperti yang terlintas dalam benak penulis. Bahkan, dalam obrolan dengan penulis, Imron bersedia merunutkan berbagai kisah fantastis yang pernah dilakoninya. Kendati begitu tetap saja ada sejumlah hal penting yang sengaja ia tutupi. “Bukan saya tidak mau menjelaskannya, tapi hai itu memang sudah menjadi pantangan yang diwajibkan kepada saya,” tegas Kaji Imron.

 

Imron memulai kisahnya dengan sebuah pengalaman yang sederhana. Pernah suatu kali ia bertemu dengan seorang ibu dan anak kecil yang kelaparan. Kaji Imron sangat iba melihat nasib ibu dan anak yang nampak miskin itu. “Tunggu, saya bisa bantu ibu, tapi ada syaratnya, ibu jangan takut bila ada puluhan buaya datang ke sini. Buaya itu tidak akan menyerang ibu, mereka sangat bersahabat dan membawa makanan untuk ibu. Tunggu di sini saja ya, Bu!” perintah Kaji Imron seperti yang ditirukannya.

 

Kaji Imron meminta ibu dan anak umur 7 tahunan itu berjanji merahasiakan pada siapapun tentang makhluk yang akan membawa makanan itu. Si ibu dan anaknya bersedia memegang janji itu. Apa yang terjadi selanjutnya?

 

Setiap akhir bulan pada Jum’at Pon, buaya-buaya suruhan Kaji Imron itu datang menemui si ibu setiap pukul 19.00 matam di daerah itu, daerah yang tidak begitu jauh dari rumah gubuk milik sang Ibu yang seorang janda beranak tunggal itu. Rumah si janda persisnya di tepian Sungai Mahakam.

 

Kaji Imron biasa memanggil buaya dengan cara bersiul-siul seperti memanggil sesuatu dan mengembangkan tangan seperti memerintah penghuni sungai untuk melakukan sesuatu.

 

Kembali ke kisah si ibu dengan anak tunggalnya. Hari itu, setelah Kaji Imron menghilang, beberapa menit kemudian muncul 10 ekor buaya yang masingmasing membawa beberapa ekor ikan di mulutnya. Dan ikan dari jenis Patin dan Baung yang terkumpul berjumlah lebih 50 ekor dengan total berat sekitar sekiuntal. Hari itu juga, si ibu langsung menjual ikan-ikan itu kepada pedagang dan mendapatkan uang, uang itu langsung dibelikan beras dan bumbu dapur untuk makan mereka selama sebulan.

 

Setelah kejadian itu, pada tiap akhir bulan, saat perbekalan menjelang habis,10 ekor buaya itu kembali datang dengan membawa ikan-ikan yang berharga mahai. Ketika ditanya pedagang, bagaimana cara si ibu mendapatkan ikan, dengan gagap ia pun menjawab, “Aku sengaja memasang jala di sebelah rumah. Selain menjala, aku juga memancing dan memasang pukat.” Mendengar jawaban itu, si pedagang pun akhirnya mengerti dan terus berlangganan ikan dengan si ibu sampai sekarang.

 

Wanita yang berstatus janda ini, ternyata bukanlah satu-satunya orang ng pernah ditolong oleh Kaji Imron lewat keahliannya memerintah buaya.

 

Masih banyak lagi orang yang mendapat kesulitan hidup di Kalimantan Timur, menerima bantuan lewat kekuatan makhiuk reptil yang menakutkan itu di bawah kendali Kaji Imron.

 

Usman Jaro, 45 tahun, nelayan miskin di Muara Pasir, Samarinda, juga mendapat bantuan gaib dari 10 buaya kepala putih berkaki delapan. Setiap bulan Usman mendapatkan ikan yang begitu banyak kiriman buaya-buaya suruhan Kaji Imron itu. Hasil penjualan ikan itu cukup untuk menopang hidupnya bersama satu istri dan lima anak setiap bulan. Masing-masing anak yang tadinya tak dapat bersekolah kini sudah bisa bersekolah dari biaya penjualan ikan.

 

Menurut penuturannya, Kaji Imron Mampu memanggil buaya siluman dan menjinakkan hewan jejadian itu sejak ia masih kecil. Pada saat kecil Kaji Imron terjatuh dari gubuknya yang berada di atas air di Kampung Sangata, Kaltim dan hanyut ke arah Selatan. Begitu ratusan warga menyelam mencari dan tidak dapat menemukan Imron, semua penduduk mengira Imron sudah mati tenggelam dimakan buaya. Terlebih lagi, setelah bangkai Imron tidak ditemukan.

 

Selama bertahun-tahun orangtua Kaji Imron, Ibnu bin Hasan beserta semua warga Sangata, berkeyakinan bahwa tubuh anak kesayangan Ibnu itu sudah masuk ke dalam perut buaya. Tapi aneh, tiga tahun setelah menghilang, pas Imron berumur empat tahun, tiba-tiba daerah Sangata menjadi gempar. Imron kecil muncul dari pedalaman Hutan Tangkihilan dengan tubuh berduri dan berjalan merayap seperti buaya. Imron saat muncul tak bisa bicara dan tak bisa mengeluarkan bahasa tubuh sebagaimana manusia biasa. Walau muncul dalam keadaan begitu, tapi orangtua dan warga sangat bergembira menyaksikan Imron masih hidup. Kyai Haji Zulkifli dari Desa Manghil, Tenggarong, merawat Imron secara supranatural. Pelan tapi pasti, duri di tubuh Imron terkelupas dan suaranya pun mulai keluar. Lain dari itu, Imron tidak lagi berjalan merayap tapi bisa tegak sebagaimana manusia kebanyakan. Tiga bulan dalam rawatan Kyai Haji Zuikifli, Imron berhasil kembali sebagaimana manusia umum, bisa bicara, bisa bergaul dan hidup normal.

 

Tuhan begitu adil. Musibah yang dialami Imron ternyata membawa hikmah yang luar biasa bagi keluarganya. Imron kecil di luar dugaan warga setempat, diam-diam mampu menguasai ribuan buaya dan menaklukkannya. Warga tercengang saat mengetahui ribuan buaya berjejer di tepi sungai Mahakam dan menuruti perintah Imron yang disaksikan oleh orangtuanya dan Kyai Zulkifli.

 

Sejak itu, Imron bisa menolong sesama dan ilmunya dapat dinikmati oleh khalayak. Mula-mula Imron praktek mengambil barang-barang yang tenggelam, lalu bisa menolong orang terseret arus dan terbenam di dasar sungai. Dengan kekuatan ilmu buaya silumannya, Imron bisa menyelamatkan banyak nyawa yang nyaris mati di dasar sungai dan laut. Belakangan, setelah umurnya diatas 30 tahun, Imron mampu mengobati beragam penyakit dan mampu menolong nelayan yang kesulitan mendapatkan ikan. Maka itu, pada tahun 1979 saat kapal gelap trowl, Pukat Harimau dari Thailand dan Jepang menjarah ikan di laut Indonesia dan banyak nelayan menjerit karena kalah berebut hasil laut, masyarakat nelayan Kaltim tetap tenang-tenang saja. Syahdan, kapal Pukat Harimau yang mempunyai sistem penangkapan ikan tercanggih itu tak mampu tembus di daerah Kaltim. Kaji Imron bersama ribuan buaya piaraannya, mampu mengusir ikan agar menjauhi Pukat Harimau dan pergi ke daerah nelayan setempat. Pukat Harimau akhirnya gigit jari karena hasil tangkapannya tidak maksimal.

 

Bersama Kaji Imron, penulis masuk ke daerah hutan tempat ritual rutin yang biasa dilakukannya. Tapi dengan pesan khusus, Kaji Imron berkeberatan ribuan buaya kekuasaannya dan daerah ritualnya di atas pohon kayu Derawan umur 900 tahun itu difoto.

 

“Tolong jangan memoret, jangan diabadikan karena hal itu akan berakibat buruk bagi kita semua!” pinta Kaji Imron, tidak menyebut akibat apa yang akan terjadi.

 

Menurut Mpu Tan Jin Ham, 80 tahun, tokoh Tionghoa yang mendalami hal supranatural di Kaltim, Kaji Imron ketika hanyut di kali saat berumur satu tahun, diselamatkan oleh Dewi Kwan Im dari Planit Saturnus dan menitiokannya ke Raja Buaya Putih. Selama bederapsa tahun Imron dididik dan dibesarkan di kalangan buaya dan diarahkan menjadi penguasa semua binatang buas. Semua binatang buas tunduk kepada Imron Tujuan Dewi Kwan Im menjadikan Imron sakti mandraguna, adalah sebagai perPpanjangan tangan Dewi Kwan Im untuk menolong sesama demi kemanusiaan. Pada saatnya nanti, kata Tan Jin Ham, Kaji Imron akan menghilang dari bumi, muksa dan kembali ke alam suman.

 

Kalau saja benar perkataan Tan jin Ham, entah kapan Kaji Imron akan menghilang. Yang menarik dari Kaji Imron, walau mempunyai Ilmu mistik yang begitu tinggi, tapi orangnya sangat sederhana dan bersahaja. Dia bersahabat dengan siapa saja yang mau berteman dengannya. Yang mengagumkan lagi, Kaji Imron tidak pernah mau hidup mewah dan tidak mau memegang uang banyak. Padahal, dia sangat mampu untuk itu. Rumahnya hanya sebuah gubuk kecil di atas sebuah pohon yang sangat tua dengan selembar pakaian yang menyangkut di badannya.

 

Tokoh pinggiran ini tidak menikah dan tidak mempunyai anak. Hidupnya semata-mata diabdikannya untuk Tuhan dan kemanusiaan. “Dengan menolong orang yang tidak mampu, saya merasa sudah sangat bahagia!” tegasnya. Ia lalu menghisap rokoknya kuat-kuat dan menghembuskan asapnya dalam sekali hembusan nafas. Hidupnya seolah memang tanpa beban. Wallahu a’lam bissawab. ©KyaiPamungkas.

Paranormal Terbaik Indonesia

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.

Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)

NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)

NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)

WEBSITE: kyai-pamungkas.com
(Selain web di atas = PALSU!)

NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)

ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)