Kisah Kyai Pamungkas:
JANINKU RAIB JADI ANAK AMBAR

Airmataku tumpah ketika pesawat Dubai Airline terbang meninggalkan bandara Soekarno-Hatta. Dari balik gudang lapangan udara di desa Neglasari, sebelah bandara, aku memandang ekor pesawat Dubai Airline itu sambil berdoa. Berdoa semoga suamiku selamat sampai di tempat tujuan di negara orang bersama istri pertama dan anak-anaknya. Dengan tulus aku berharap agar Allah Azza Wajalla memberikan kebahagiaan, kesejahteraan, kedamaian dan kesuksesan dalam karir suamiku terkasih. Kalau pun dia tidak akan kembali kepadaku, aku telah dengan ikhlas menghadapi kenyataan itu. Bagiku, cinta sejati hanya satu: cintaku kepada Allah Azza Wajalla semata. Hanya dialah Cinta dan pengabdianku, mulai aku lahir hingga nyawaku diambil oleh-Nya nanti.

 

Seperti telah dibisiki oleh gaib, arkian, ternyata hari itu adalah hari terakhirku melihat Kang Mahmud, suamiku, yang setelah itu dia pergi untuk selama-lamanya. Kang Mahmud meninggal di Dubai, dalam pelukan istri pertama dan anak-anaknya. Duh Gusti, inilah deritaku sebagai istri ke dua..istri yang tidak punya hal apapun kecuali mencintainya, menyayanginya dan mengurus dirinya tanpa lelah.

 

Malam ini adalah malam terakhirku bersama Kang Mahmud Manuarfa, suamiku. Besok pagi, Rabu Kliwon, 1 Februari 2012, dia akan berangkat ke Dubai, ibukota Uni Emirat Arab. Kang Mahmud Manuarfa, yang duduk di eselon satu sebagai Pegawai Negeri Sipil, ditugaskan oleh Pak Menlu, menteri luar negeri, untuk menjadi kepala konsulat jenderal, Konjen Indonesia di negara kaya minyak di Timur Tengah itu.

 

Kang Mahmud Manuarfa dipindahkan ke luar negeri karena prestasinya yang bagus di departemen Kementerian luar negeri Indonesia di Jakarta. Pak Menteri sendiri yang langsung memilih dan menunjuk suamiku untuk menjadi konjen. Namun sayang, suamiku ke Dubai tidak bersama aku, tapi bersama keluarganya. Istri pertama Gan anak-anaknya. Kang Mahmud Manuarfa ditugaskan ke Uni Emirat Arab bersama Mbak Purwanti, maduku, istri tua nya. Mbak Purwantt, kebetulan juga bekerja di Departemen Luar Negeri dan berperestasi baik.

 

Departemen Luar Negeri. Ya, Kang Mahmud Manuarfa pindah secara bedol desa, boyongan ke sana bersama istri dan anak-anaknya. Sementara aku, sebagai istri muda, isteri yang ke dua, tentu diabaikan begitu saja. Walau, Kang Mahmud Manuarfa berjanji akan tetap mentransfer sebagian gajinya ke rekeningku. Dia akan tetap selalu ingat aku dan mendatangkan aku ke Dubai setiap tiga bulan satu kali. Aku akan ditempatkan di apartemen bagus di Dubai yang telah disewa khusus oleh Kang Mahmud Manuarfa dengan uang pribadinya.

 

“Sebagai pejabat negara, Akang diwajibkan didampingi istri. Tetapi istri yang mendampingi, tentu istri pertama. Sebab nama yang terdaftar di kementerian adalah nama istri tua, Mbak Purwanti,” ungkap Kang Mahmud, kepadaku, Namun begitu, cinta Akang kepada Adinda, tidak ada yang menyamainya. Cinta Akang begitu besar, lebih besar daripada cinta Akang kepada Mbakyu Purwanti, istri tua Akang,” desis Kang Mahmud Manuarfa, membesarkan hatiku.

 

Jujur saja, hatiku berbunga-bunga mendengar kata-kata puitis ini. Akan tetapi itulah kata-kata, yang diucapkan oleh lidah tanpa tulang belulang. Memang lidah tidak bertulang, maka itu tak terbatas dalam mengucapkan kata-kata.

 

Pada jaman pemerintahan Pak Harto, pada era orde baru lalu, pejabat yang berpoligami, tidak akan diberi tempat Oleh Pak Harto. Masalahnya, kala itu ada peraturan pemerintah yang melarang pegawai negeri berpoligami. Peraturan pemerintah itu dicantumkan dalam Peraturan Pemerintah, PP, nomor 10, yang konon dibuat oleh Pak Harto akibat keinginan Ibu Tien yang anti poligami. Konon kabarnya, kala itu, Pak Harto didesak oleh Ibu Tien, karena ibu sangat anti kepada siapapun yang berpoligami. Apalagi seorang pegawai negeri sipil, polisi dan tentara nasional.

 

“Poligami itu diperbolehkan oleh agama Isiam. Tetapi, anehnya, banyak pemeluk agama Isiam, terutama perempuan yang menentang poligami itu,” kata suamiku, Kang Mahmud Manuarfa, soal maraknya poligami di kalangan pegawai negeri belakangan ini, setelah Orde Baru usai. Bu Ani Yudhoyono juga tidak nyaman dengan poligami, tetapi Ibu Ani tidak anti. Apalagi sampai menekan Pak Presiden, suaminya untuk membuat peraturan pemerintah soal pelarangan poligami. Namun begitu, ada juga sas sus, bahwa suami yang berpoligami, tidak akan direkrut menjadi tim menteri presiden, kecuali berprestasi yang luar biasa.

 

Kang Mahmud Manuarfa pun bercerita, dengan peraturan pemerintah yang tidak memperbolehkan pria berpoligami, akibatnya, banyak terjadi maksiat. Tak ayal, perzinahan di kalangan pegawai pun, menjadi marak. Seorang pejabat yang jatuh cinta kepada wanita, terpaksa berzinah, tudak berani menikah, karena takut pada peraturan pemerintah.

 

“Semuanya jadi kumpul kebo dan memiara wanita, tidak kawin karena takut. Sebab apa takut? Sebab, sudah begitu banyak pejabat yang dipecat karena menikah lagi, karena ketahuan berpoligami. Atau, paling tidak, bila pejabat pria berpoligami, tidak akan diberi jabatan yang layak, jabatan yang baik. Si Pelaku poligami akan dikucilkan dari kantor. istilahnya, akan dijadikan pejabat non job,” cerita Kang Maman.

 

Berbeda dengan yang lain, Kang Mahmud Manuarfa berani menikahiku. Dia tidak mau dan menolak untuk berzina. Untuk itulah, dia datang kepada ayahku untuk melamarku, pada suatu hari di tahun 2009. Dengan jantan dia mengakui dia menginginkanku untuk menjadi istrinya dan mengakui bahwa dia telah beristri dan punya anak. Karena ayahku seorang ulama yang tahu hukum agarna, maka ayahku Gengan ikhlas menerima asal aku sebagai yang bersangkutan, mau menerima. Aku pun lalu ditanya oleh ayahku, apakah aku mau menerima pinangan Kang Mahmud yang telah beristri dan punya anak. Dengan tegas aku menolak. Aku tidak mau merusak rumah tangga orang dan kebetulan, kala itu aku sudah punya pacar. Kang Tisna Suryajaya, tetangga dekat rumahku di kaki Gunung Tangkuban Perahu, Subang, Jawa Barat. Aku sangat mencintai Kang Tisna Suryajaya dan akan menerima lamarannya bila dia melamarku. Namun sayang, Kang Tista Suryajaya tidak melamarku. Dia lebih senang berlama-lama pacaran denganku daripada buru-buru menikah.

 

Di luar dugaanku, Kang Tisna Suryajaya ternyata pecandu obat-obatan terlarang. Dia menggunakan narkotika berat, menyuntuk heroin, kokain dan sabu-batu. Kang Tisna Suryajaya tertangkap polisi ketika dia datang ke diskotik Stadium Jakarta dan terjadi razia. Di saku Kang Tisna Suryajaya ditemukan enam gram sabu-sabu dan dia ditangkap polisi. Karena terkena undang-undang psikotropika, maka pengadilan memvonis Kang Tisna Suryajaya dan teman-temannya, sepuluh tahun penjara.

 

Pada mulanya aku masih membezuk Kang Tisna Suryajaya di Lembaga Pemasyarakatan Cipinang, Jakarta Timur. Namun karena Kang Tisna Suryajaya Cs dipindahkan oleh Departemen Hukum dan HAM yang membawahi lembaga pemasyarakatan, dari Cipinang ke Nusa Kambangan, Cilacap, maka aku tidak bisa lagi membezuknya. Bahkan, setelah itu, aku melupakan Kang Tisna Suryajaya yang terus sakau di daiam LP. Setelah aku dapat melupakan pacarku yang pecandu berat narkoba itu, maka aku berpaling kepada Kang Mahmud Manuarfa dan menerima pinangannya. Tak ayal, aku pun menjadi istri ke dua dari petinggi kementerian luar negeri tersebut.

 

Setelah menikahiku, Kang Mahmud Manuarfa membelikan aku rumah sederhana di Tampak Siring, Duta Bintaro, Kota Tangerang. Sebuah rumah type 45 dengan tiga kamar tidur dan taman kecil karena posisi rumah rtu di hook. Aku tinggal di rumah itu dan diperbolehkan membawa adik misanku, Sutinah untuk membantu aku masak, mencuci dan nyetrika. Sutisna digaji bulan sesuai upah minumum regional daerah Banten. Sebagai istri muda, aku didatangi oleh Kang Mahmud Manuarfa, dua kali dalam seminggu. Hari Selasa dan hari Jumat.

 

Mbakyu Purwanti, mulanya tidak tahu bahwa Kang Mahmud Manuarfa menikahiku. Namun setelah mengetahui, Mbakyu Purwanti mendatangiku dan bertanya banyak hal kepadaku tentang pernikahanku dengan Kang Mahmud Manuarfa.

 

Pada saat didatangi Mabyu Purwanti, dilabrak, kupikir aku akan ditampar dan diludahinya. Maklumlah, istri manapun di dunia ini, akan marah jika suaminya menikah lagi. Apalagi menikah denghan perempuan muda belia seperti aku ini. Pikirku, pastilah Mbayu Purwanti hatinya panas terbakar cemburu dan akan menempeleng aku.

 

Aku sudah prepare, siap mental dan ikhlas sekali jika aku dipukuli. Aku telah melakukan kesalahn besar karena menikah dengan suaminya.

 

Dan menyita banyak perhatian suaminya hingga jatah perhatian suaminya akan berkurang setelah menikah dengan aku. Mbakyu Purwanti ternyata tidak marah.

 

Dia hanya mengingatkan agar aku jangan memeras suaminya. Jangan terlalu banyak menuntut dan ikhlas mengurus dirinya, tidak memandangnya hanya sebagai sumber uang semata.

 

“Pada saat kau menerima pinangan suamiku, mestinya kau sudah siap untuk mencintainya dan mengurusnya dengan baik,” tekan Mbakyu Purwanti kepadaku.

 

Aku tidak berkata apapun. Aku hanya diam saja dan mendengarkan dengan baik apa yang dikatakannya. Sesekali, aku menundukkan kepalaku sambil mengangguk. Namun, entah kenapa, airmataku tumpah pada saat Mbakyu Purwanti berpamitan denganku dan mengatakan bahwa jatahku hanya dua hari dalam seminggu bersama Kang Mahmud Manuarfa. Selebihnya, waktu terbanyak Kang Mahmud Manuarfa adalah untuk dirinya dan anak-anak.

 

Hari itu, aku menangis bahagia. Bahagia karena maduku, istri pertama Kang Mahmud, tidak melakukan kekerasan kepadaku.

 

Bahkan dia sangat menghargai aku sebagai wanita, istri muda dari suaminya yang sangat dicintainya juga.

 

Setelah sekian lama aku menjadi istri muda, istri kedua Kang Mahmud Manuarfa, aku hamil juga. Aku terlambat menstruasi dan dokter kandungan, dokhter Cucu Januardi, 56 tahun, menyatakan aku hamil. Aku sangat bahagia bisa hamil dan akan melahirkan anak dari suamiku, kang Mahmud Manuarfa yang sangat aku cintai.

 

Ketika perutku hamil enam bulan, Kang Mahmud dipindahtugaskan. Suamiku diangkat menjadi kepala konsulan jenderal di Dubai, ibukota Uni Emirat Arab di Timur Tengah. Kang Mahmud Manuarfa berpamitan kepadaku tentang tugas itu. Dia meminta pendapatku, menerima tugas itu atau menolaknya.

 

Semua itu tergantung aku. Bila aku setuju, dia akan berangkat tugas ke sana, jika aku tidak setuju, Kang Mahmud Manuarfa akan membatalkannya. Karena aku setuju Kang Mahmud Manuarfa menerima tugas mulia itu, maka Kang Mahmud pun memeluk aku dan memohon doa akan tugas itu dapat dilakukannya dengan baik.

 

Manusia punya rencana, namun yang menentukan Allah Azza Wajalla. Belum setahun bertugas di Dubai, Kang Mahmud terkena serangan jantung dan meninggal dunia. Jenazahnya dibawa ke Jakarta dan dimakamkan di Karet Bivak, Jakarta Pusat. Pada saat disemayamkan di rumah Mbakyu Purwanti di Kuningan, Jakarta Selatan, aku datang dan berpelukan sedih dengan Mbakyu Purwanti dan anak-anaknya.

 

Setelah Kang Mahmud Manuarfa meninggal, aku tetap tinggal di rumah kami di Duta Bintaro. Untuk menyambung hidup, aku dan Sutinah, sepupuku, berjualan makanan di Pasar Anyar. Dengan modal uang seadanya, kami juga membuka warung makan di Karawaci dan Alhamdulillah maju pesat.

 

Namun, pada saat umur kehamilanku sembilan bulan, siap mau lahiran, tiba-tiba anak dalam kandunganku menghilang. Aku panik dan kalut melihat perutku, suatu malam Jum’at Kliwon, menghilang. Aku segera ke dokter kandungan langganan, Cucu dan doter cucu mengatakan, bayiku menghilang dan aku tidak hamil lagi. Dokter Cucu menganjurkan aku ke paranormal yang dikenalnya Imuwih dan aku datang ke Ustad Mamat. Ustad nyentrik yang pakar mistik ini, menyatakan langsung, bahwa anakku masih hidup dan ada di sekitarku.

 

“Anakmu menjadi anak ambar. Dia berjenis kelamin perempuan dan cantik sekali,” kata Ustad Mamat, yang bisa melihat anakku yang sudah bisa berjalan dan cerdas itu.

 

Duh Gusti, ternyata anakku itu sudah bisa jalan dan aku beri nama Ambarwati Manuarfa. Tinggi tubuhnya, kata Ustad Mamat, 150 sentimeter dan memakai baju warna putih, jilbab putih dan rok panjang warna hijau.

 

“Suatu kali, bila kau terus menerus menghafal mantra yang aku berikan, kau akan melihat anak ambarmu itu,” desis Ustad Mamat, kepadaku.

 

Belakangan, aku benar-benar dapat melihat anak ambarku. Dia maujud sesekali di malam hari. Dia ada di kamar tidur, di dapur dan di ruang tamu. Pernah pula maujud di halaman menyapu sampah daun pohon manggaku dan mengepel lantai yang kotor. Di dapur, dia memasak air, menyapu, menyetrika dan mencuci piring di wastafelku. Anakku itu ada namun tiada. Dia maujud tapi terkadang raib menghilang entah ke mana. Bahkan, belakangan, dia memijit aku ketika aku demam, dia mengurut keningku ketika aku sakit kepala.

 

Jujur saja, aku bahagia sekali memiliki anak ambar. Dia berwajah cantik sekali, mirip sekali dengan ayahnya,

 

Kang Mahmud Manuarfa. Bila aku ingin berjumpa dengannya, aku membacakan mantra-mantra pemberian Ustad Mamat dan mengirim sebanyak-banyaknya surat Al Fatihah untuknya. Sambil menyebut namanya, Ambarwati Manuarfa.

 

Pada bulan September 2014 ini, tubuh anak ambarku, Ambarwati manuarfa makin tinggi dan cantik. Kulitnya putih, hidungnya mancung dan tubuhnya langsing seperti top modei Ratih Sang. Dari hitungnya, matanya, kupingnya dan bibirnya, persis sekali dengan Kang Mahmud Manuarfa, ayah kandungnya. Dengan adanya kemiripan itu, maka, walaupun Suamiku sudah wafat, namun aku merasakan suamiku itu masih hidup dan tetap setia bersamaku. ©️KyaiPamungkas.

Paranormal Terbaik Indonesia

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.

Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)

NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)

NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)

WEBSITE: kyai-pamungkas.com
(Selain web di atas = PALSU!)

NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)

ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)