Kisah Kyai Pamungkas:
KORBAN PENGASIHAN ULER LULUT

DIANDRA, seorang gadis dari Jawa Timur terkena ilmu pengasih tingkat tinggi. Dia nekat meninggalkan orang tua dan keluarganya demi mengikuti lelaki yang hanya mengumbar nafsu syahwatnya saja.

 

Dapat dikatakan, Diandra memang tumbuh dalam keluarga yang kurang harmonis. Setiap hari cek-cok ayah dan ibunya selalu mewarnai kehidupannya. Dan juga pengekangan yang terlalu ketat, membuat gadis ini memberontak.

 

Di rumah, dia puteri yang alim dan pendiam. Tapi bila di luar, dia bertingkah bak kuda liar yang keluar dari kandangnya. Kontrol diri yang terlepas, membuat gadis yang cantik ini jatuh dalam pergaulan negatif. Dan kelakuannya semakin menjadi-jadi setelah memasuki perguruan tinggi.

 

Kebetulan Diandra kost. Walau bebas lingkungan, setidaknya dia masih menjaga “mahkota” yang menjadi barang paling berharga dalam hidupnya. Setidaknya itulah yang masih bisa dibanggakan dalam dirinya.

 

Saat liburan dengan teman-temannya, di perjalanan dia berkenalan dengan pemuda yang bernama Simon. Lelaki yang kalau dinilai wajahnya terhitung tidak ganteng. Ditambah lagi usianya sudah kepala empat. Tapi, entah kenapa, gadis secantik Diandra yang baru berumur 19 tahun ini sepertinya begitu terpikat dengan pria yang satu ini. Tampaknya kesan pertama begitu menggoda. Dan mereka pun bertukar nomor HP.

 

Dari situlah Diandra dan Simon sering saling say hello. Hubungan mereka pun dilanjutkan dengan saling bertemu di darat. Bahkan, hubungan mereka semakin lengket dan akhirnya membuat Diandra lupa akan segalanya. Termasuk mahkota yang selalu dijaga dan begitu dibanggakannya. Pada suatu pertemuan romantis, dia serahkan mahkota itu pada Simon, yang identitas dirinya tidak dikenalnya dengan jelas. Maksudnya, Diandara tak pernah tahu tempat tinggal sebenarnya dari lelaki ini, demikian juga dengan latar belakang hidupnya.

 

Dan seringnya keluar masuk hubungan terlarang ini, akhirnya membuat Diandra telat datang bulan alias hamil. Orang tuanya tak menyadari perubahan puterinya ini.

 

Pada awalnya, Diandra memang bisa menyembunyikan keadaan dirinya. Namun, saat usia kehamilannya jalan enam bulan, Diandra tak bisa menyembunyikan buncit pada perutnya. Kedua orang tuanya pun panik. Saat ditanya, akhirnya Dianda mengaku kalau semua ini hasil hubungan terlarangnya dengan seorang lelaki bernama Simon.

 

Pak Harjo berusaha menahan emosinya, dan meminta Diandra agar dirinya bisa dipertemukan dengan Simon. Tapi, justru Diandra marah-marah yang tak jelas. Dia mengaku tak sadar melakukan perbuatan bodoh dan kotor ini. Dia juga tidak tahu di mana alamat Simon yang sebenarnya.

 

“Aku nggak tahu kenapa bisa terjadi seperti ini. Aku nggak sadar!” Rengek Diandra saat diinterogasi kedua orang tuanya.

 

Pengakuan ini malah membuat Pak Harjo naik pitam. “Mustahil! Kamu sudah berbuat, masa tidak sadar. Lantas, di mana lelaki bernama Simon itu?” Desaknya.

 

Diandra yang kalap pada akhirnya minggat dari rumah. Keadaan pun semakin runyam. Pak Harjo berusaha terus mencarinya. Beruntung, dua minggu dicari, Diandra bisa diketemukan. Dia berada di sebuah rumah kontrak petakan. Di tempat ini pula Simon ada bersamanya.

 

Emosi Pak Harjo meluap. Simon yang berengsek itu dihajarnya. Namun anehnya, Diandra berusaha menghalangi. Diandara justru menghardik ayahnya agar pergi.

 

“Biarkan aku hidup bersama orang yang kucintai. Ayah pergi saja dari rumah ini!” Usir Diandra.

 

Pak Harjo tidak kehabisan akal. Dia meminta bantuan beberapa orang untuk meringkus Simon. Sayangnya, lelaki hidung belang ini sudah keburu minggat. Pak Harjo hanya mendapatkan Diandara seorang diri di rumah kost itu. Keadaannya sungguh menyedihkan. Gadis ini tampak bengong seperti kehilangan sesuatu. Diandra akhirnya dipaksa pulang dan dikerangkeng (dikurung-Jw) di rumah.

 

Anehnya, tiap hari, di dalam kamar Diandra selalu menangis dan menyebut-nyebut nama Simon. Melihat kejadian ini, Pak Harjo dan keluarganya baru sadar kalau ada sesuatu yang tidak beres telah terjadi pada diri anak gadis mereka…

 

Peristiwa tersebutlah yang akhirnya memertemukan Pak Harjo dengan Kyai Pamungkas. Dia datang ke tempat Kyai Pamungkas di daerah Condet, Jakarta Timur, setelah sebelumnya melakukan perbincangan via telepon.

 

Tiga hari setelah Pak Harjo menelepon, saat sedang “berdiam diri” di tempat ritual pada tengah malam, Kyai Pamungkas mendapat bisikan gaib, kalau kegelapan yang menimpa Pak Harjo sudah saatnya berakhir, meski menyisakan “beban” titipan yang harus diterima dengan ikhlas.

 

Saat Pak Harjo datang ke kediaman, Kyai Pamungkas tinggal memberikan barang-barang piranti ritual yang diperlukan. Yang pertama, berdasarkan petunjuk gaib yang diperoleh Kyai Pamungkas, pria yang menghamili puteri Pak Harjo itu sudah berkeluarga dan dia memiliki ilmu pengasihan yang sangat hebat. Ilmu inilah yang telah membetot sebagian besar kesadaran Diandra, sehingga dia jatuh cinta Kepada pria yang bernama Simon itu. Untuk itulah, sesuai dengan petunjuk yang diperoleh Kyai Pamungkas, mereka harus dipisahkan meski Diandra sudah hamil 6 bulan.

 

Dengan sarana telur ayam kampung yang sudah ditransfer hawa murni, Kyai Pamungkas coba mengembalikan keutuhan kesadaran Diandara. Caranya, telur itu harus dibanting Pak Harjo sendiri tepat saat pukul 12 malam di perempatan jalan.

 

Piranti kedua yang dibutuhkan hanya sejumput kacang hijau, tempe busuk, ikan teri, garam, dan beras. Kesemua syarat yang sudah ditranfer tenaga gaib itu harus disebarkan di kamar Diandara pada siang hari.

 

Yang terakhir, tampaknya menurut petunjuk gaib menyisakan beban titipan yang harus diterima ikhlas. Hal ini harus dapat diterima Pak Harjo dan keluarganya. Yang dimaksud adalah bayi yang kelak akan dilahirkan Diandra.

 

Setelah kesemuanya diterima, Pak Harjo segera mohon diri. Akhirnya pada malam Anggara Kasih (Selasa Kliwon), tepat pukul 02.00 dinihari, saat Kyai Pamungkas masih asyik dalam nuansa meditasi, tiba-tiba dari atas genting terdengar sebuah benda yang jatuh disertai suara ledakan cukup keras. Setelah itu suasana kembali hening.

 

Esok harinya, Kyai Pamungkas menerima telepon dari Pak Harjo yang mengabarkan bahwa keadaan Diandra sudah sepenuhnya sadar. Dia tak lagi menangis gan menjerit-jerit memanggil nama Simon.

 

“Kalau pun menangis, sekarang ini dia lebih menyesali keadaan dirinya yang hamil, Tapi Insya Allah kami akan mampu mengatasi keadaan ini.” Cerita Pak Harjo.

 

“Anggaplah anak itu sebagai berkah bagi keluarga Bapak!” Saran Kyai Pamungkas.

 

Semoga Allah SWT mengampuni orangorang yang berbuat nista. Apalagi, di malam Hanggara Kasih, tepat pukul 02.00 dini hari, saat Kyai Pamungkas masih asyik dalam nuansa meditasi dan tiba-tiba dari atas genting terdengar sebuah benda yang jatuh disertai suara ledakan cukup keras itu, maka dihadapan Kyai Pamungkas sudah tergeletak seekor ulat sebesar jari kelingking. Ulat aneh yang tak tahu dari mana datangnya ini tampak kesakitan. Tubuhnya berkelojotan sedemikian rupa. Lalu, dengan bahasa “rasa” ulat aneh itu Kyai Pamungkas tanya. Dan dari penjelasannya, si ulat mengaku sebagai khodam dari sebilah pusaka milik seorang yang mengusai pengasihan kuno kelas tinggi. Namanya Pengasihan ULER LULUT.

 

Akhirnya, ulat yang mengaku bernama Uler Lulut itu, Kyai Pamungkas binasakan dengan Mandau pusaka Kyai Wiso Towo, pemberian sahabat dari Kalimantan. Raga ulat itu mati, dan sukmanya kembali ke bilah pusaka aslinya. Pagi harinya, tanpa sengaja, puteri kecilku, Titah, menyusulku ke tempat meditasi dan menginjak bangkai ulat itu. Hanya berselang satu jam, tubuhnya langsung gatal-gatal. Merasa ada energi negatif, Kyai Pamungkas pun langsung menetralkannya.

 

Siang hari setelah kejadian itu, saudara Sinorowedi, Kyai Pamungkas, Mas Sapto, yang bekerja sebagai tenaga keamanan di sebuah Bank BUMN datang. Katanya, tadi malam dia bermimpi diajak Kyai Pamungkas dan minta diantarkan menuju makam di Gunung Adeg, Mangadeg, Karanganyar, tempat dimakamkannya Khanjeng Pangeran Sambernyowo.

 

Dalam mimpi, oleh Kyai Pamungkas Mas Sapto terus diajak ke makam tua Sragen, Eyang Sawunggaling. Di tempat tersebut, dalam dunia mimpinya, tubuh Kyai Pamungkas menyala-nyala putih dan terus mengeluarkan ulat dari dalamnya. Aneh, memang? Tapi inilah kisah nyata yang Kyai Pamungkas alami.

 

Kyai Pamungkas menduga, Simon minta tolong seorang pemikat untuk menggaet Diandra agar jatuh dalam pelukannya. Hal ini dia lakukan agar nafsunya terpuaskan.

 

Dengan ilmu pelet aliran hitamnya ini, Simon juga telah melakukan petualangan kelamin dengan cukup professional. Berkat kekuatan ilmunya dia bisa dengan mudah memikat gadisgadis muda dan merenggut kehormatannya.

 

Semoga hal-hal buruk seperti apa yang dialami oleh Diandra ini tidak terjadi pada wanita lain. Dan bagi orang orang yang hanya suka mengumbar natsu syahwat na suatu saat pasti akan menerima karma atas perbuatannya. ©️KyaiPamungkas.

Paranormal Terbaik Indonesia

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.

Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)

NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)

NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)

WEBSITE: kyai-pamungkas.com
(Selain web di atas = PALSU!)

NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)

ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)