Kisah Kyai Pamungkas:
MISTERI 7 MALAM DI RUMAH BEKAS TSUNAMI

INI ADALAH SEBUAH PENGALAMAN YANG MENCEKAM DI KOTA BANDA ACEH. RUMAH YANG DIKONTRAK TERNYATA MEREKAM SUASANA MENCEKAM. DETIK-DETIK TERJADINYA BENCANA TSUNAMI YANG MENGEMPAS DI KOTA ITU. SEPERTI APA PERISTIWANYA…?

 

Bisa mengontrak rumah di kota Banda Aceh, bukanlah perkara yang mudah untuk diwujudkan. Rumah kontrakan yang dikenal di daerah ini dengan sebutan “Rumah Sewa”, memiliki tarif yang terbilang cukup mahal. Maklum saja, sejak kedatangan pekerja asing yang mengatasnamakan dari Non Governmen Organization (NGO) dan United Nations (UN) alias PBB, pada pasca tsunami, rumah-rumah sewa, penginapan dan hotel harganya meroket. Demikian pula dengan harga barang-barang kebutuhan pokok dan biaya makan yang terasa cukup tinggi melebihi harga ya biasa di kota-kota lain di Indonesia, bahkan Ibu kota Jakarta sekalipun. Begitulah keada Bumi Serambi Mekkah saat ini. Tapi, Alhamdulillah. berkat kegigihannya keinginan memiliki rumah sewa akhirnya bisa terwujud juga. Tepatnya di Jalan Iskandar Muda, Punge Ujung, Kota Banda Aceh. Untuk ukuran kantongku, harga sewanya lumayan mahal. 7 juta rupiah setahun. Padahal, ukuran rumahnya tak seberapa besar. Hanya satu kamar, dapur, uang tamu, dan ruang keluarga.

 

Abdul Hamid, sang pemilik rumah menjelaskan, awalnya area ini merupakan tempat tinggalnya yang disewakan kepada orang lain. Bencana gempa dan tsunami yang meluluhlantakkan kota Banda Aceh, 26 Desember 2004 silam, telah menghancurkan rumah ini. Namun, atas bantuan pemerintah melalui proyek World Vision, akhirnya di atas lahan bekas pemukiman tersebut telah dibangun sebuah rumah kos yang awalnya hanya memiliki type 36, namun kini sudah diperluas bagian belakangnya.

 

Malam itu, tepatnya 6 September 2007, adalah malam pertama bagiku menempati rumah mungil itu. Meski pulang sudah larut malam, namun tak ada sedikit pun rasa kantuk yang menyerang. Aku berusaha merebahkan diri di ruang tamu karena kebetulan ada beberapa orang sahabat yang menemani. Namun, malam itu kami sama-sama tidak bisa memejamkan mata.

 

Aneh sekali, seperti ada rasa sesak yang mendera dalam dada bercampur hawa panas yang menyelimuti. Suasana di luar rumah cukup sepi. Apalagi rumah sebelah, belum ada yang menempati. Di depan rumah hanya hamparan tanah lapang yang di ujungnya, sekitar 15 meter, dibatasi tembok batako.

 

Malam semakin larut, kantuk pun tak jua kunjung datang. Kemudian, aku mengambil wudhu untuk menunaikan sholat Tahajjud. Anehnya, saat melewati ruang keluarga, ada perasaan lain yang mendera batinku. Ya, seperti ada sesuatu kekuatan yang ingin menyapa. Tapi, aku sengaja tidak memedulikan.

 

Dari ruang dapur, aku belok kanan menuju kamar mandi. Perasaan aneh itupun semakin terasa. Aku pun berupaya sekuat tenaga untuk menenangkan hati.

 

“Masa aku takut pada mereka?” Gumamku. Yang dimaksud dengan “mereka” tak lain dan tak bukan adalah makhluk halus.

 

Baru beberapa detik saja tiba di ruang tamu, aku dikagetkan dengan suara pintu kamar mandi yang mendadak tertutup sendiri dengan suara yang keras. Aku pun kaget, jalu kembali ke belakang menengok kamar mandi.

 

Tak ada apa-apa. Aku juga masih ingat, betapa pintu kamar mandi sudah ditutup saat keluar tadi.

 

Walau bulu kuduk merinding, namun aku tetap melanjutkan niat untuk sholat Tahajjud. Setelah itu dilanjutkan dengan membaca surah Yaasin dan wiridan hingga baru tertidur setelah sholat Subuh.

 

Siangnya, aku bertemu dengan Mbak Ina. Wanita berusia 22 tahunan ini dikenal sebagai salah seorang spiritualis di kota ini. Waktu itu, Mbak Ina yang kebetulan bertamu ke rumah sewa mengatakan kalau dirinya juga merasakan hal yang sama. Dengan penglihatan indera keenam yang tajam, ia menjelaskan kondisi rumah ini padaku.

 

“Di halaman belakang yang ada bekas sumurnya serta kamar mandi, getaran magisnya begitu terasa,” tegasnya.

 

Padahal menurutnya, sebelum ditempati di rumah ini sudah dilakukan ritual keselamatan agar penghuninya terhindar dari kesialan dan malapetaka. Menurut Mbak Ina lagi, penghuni gaib rumah ini sepertinya tidak mengharapkan rumah ini ditempati, karena, mereka telah menghuninya terlebih dulu sebelum tsunami.

 

“Mereka merasa terganggu,” jelas Mbak Ina.

 

Kucoba menafikan semua yang dikatakan oleh Mbak Ina. Sampai di malam kedua, aku mengalami sensasi yang juga aneh. Malam itu, saat memasuki kamar tidur, tiba-tiba bulu kudukku merinding. Saat aku menyapa dengan komunikasi batin, maka, getaran magis dan perasaan merinding itu semakin terasa.

 

“Apa yang kalian inginkan?” Tanyaku. “Kami di sini hanya ingin tinggal bukan untuk mengganggu kalian!” Tegasku.

 

Memang tak ada seorang pun, atau tepatnya sepotong suara pun yang menjawab pertanyaanku yang mungkin naif itu.

 

Namun, di saat malam semakin larut, ada keanehan yang terjadi saat aku berada di ruang tamu. Dari kamar mandi, tiba-tiba terdengar suara gayung air jatuh ke lantai. Aku pun segera melihatnya ke kamar mandi.

 

“Aneh, kok bisa jatuh. Padahal tidak ada. angin yarig menerbangkan dan air di bak mandi pun tidak penuh? Kucing atau tikus pun tidak ada?” Batinku dengan bulu kuduk meremang.

 

Keesokan harinya, aku menemukan keganjilan saat pulang ke rumah. Pintu kamar tidur dan kamar mandi yang semula terkunci, ternyata sudah terbuka dengan sendirinya. Padahal, aku benar-benar yakin sebelum pergi pagi tadi telah mengunci kedua pintu tersebut. Apakah ada seseorang yang mendobraknya? Andai benar, walau hanya sedikit tentu akan tampak ada kerusakan pada pintu. Tapi, pintu terlihat masih utuh. Handelnya juga tidak ada yang rusak…

 

Malam ketiga dan keempat, aku tidak pulang ke rumah, karena iqtikaf di salah satu masjid di kota Banda Aceh.

 

Malam kelima, aku bersama sahabat yang bernama Eko tidur di kamar. Kira-kira satu jam menjelang tidur, tiba-tiba aku diserang oleh sesuatu yang tak tampak. Spontan, tanganku mengeluarkan jurus perlawanan terhadap serangan gaib yang datang secepat kilat itu.

 

Keringat pun bercucuran. Untunglah aku sedikit memiliki kemampuan metafisika dan kebatinan. Dengan kekuatan batin yang ada, aku melawan serangan gaib itu hingga akhirnya memenangkan pertarungan yang tak kasat mata tersebut.

 

Sebagai ungkapan rasa syukur ke hadirat Illahi Rabbi, aku segera menuju ruang tamu dan ritual sejenak dengan mengamalkan ayat suci Al-Qur’an. Belum beberapa lama, tiba-tiba Eko yang masih berada di dalam kamar seperti kesurupan. Rupanya dia pun diserang secara mendadak oleh kekuatan tak kasat mata itu. Aku berlari ke kamar untuk membantu menenangkan Eko. Untunglah dia segera sadar dan berulang kali membaca Istighfar.

 

Keesokan harinya, di pundak kananku terlihat tanda merah seperti bekas kena pukulan.

 

Kejadian aneh malam kelima itupun kembali berlangsung di malam keenam, bahkan hingga malam ke tujuh. Pada malam ganjil ini, aku tidur di kamar seorang diri. Sore harinya aku sempat mengadakan ritual di halaman belakang yang dulunya bekas sumur.

 

Halaman belakang itu dibatas tembok, sehingga aroma kemenyan yang di bal menembus kegelapan malam dan mer hingga ke dimensi lain.

 

Komunikasi batin aku lakukan agar para penghuni gaib rumah ini tidak terganggu dengan kehadiranku. Tak lupa pula kukirimkan surah Al-Fatihah kepada segenap arwat khususnya korban tsunami yang jasadnya mungkin terkubur di bawah pekarangan yang kutempati.

 

Dalam konsentrasi batinku yang tertuju pada bekas sumur yang telah ditutup keramik itu, kudengar bisikan halus, pasti mengisyaratkan bahwa di dalam itu ada seonggok mayat korban tsunar telah melebur dengan tanah. Aku pun melantunkan doa agar arwahnya diterima sisi Allah SWT.

 

Bagaimanapun juga, kita semua akan kembali menjadi tanah. Secara hakikat, kita akan kembali kepada sang Maha Pencipta. Tak perlu memugar sumur, yang penting arwah bisa Mendapatkan ketenangan sana… ©️KyaiPamungkas.

Paranormal Terbaik Indonesia

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.

Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)

NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)

NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)

WEBSITE: kyai-pamungkas.com
(Selain web di atas = PALSU!)

NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)

ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)