Ngaji Bareng Kyai Pamungkas:
PERTENGAHAN DALAM BERAGAMA

Pertanyaan:
Apa yang dimaksud dengan pertengahan dalam beragama? 

Jawaban Kyai Pamungkas: 
Yang dimaksud dengan pertengahan dalam beragama adalah tidak berlebih-lebihan dalam beragama sehingga melampaui batas yang ditetapkan Allah dan tidak pula menyederhanakannya sehingga mengurangi apa yang ditetapkan Allah. 

Pertengahan dalam beragama berarti berpegang teguh kepada sirah (perjalanan) Nabi, sedangkan berlebih-lebihan dalam beragama berarti melampaui batas perjalanan Nabi dan menyederhanakan berarti tidak mencapai batas perjalanan Nabi. 

Misalnya, seseorang berkata, saya ingin bangun malam dan tidak tidur sepanjang hari, karena shalat merupakan ibadah yang paling baik, maka saya akan menghidupkan seluruh malam untuk shalat. 

Saya katakan, tindakan semacam ini berlebih-lebihan dalam beragama dan tidak benar. Fenomena semacam ini pernah terjadi pada masa Rasulullah. Beberapa orang berkumpul lalu salah seorang dari mereka berkata, “Saya akan bangun dan tidak tidur.” Sebagian lain berkata, “Saya akan puasa dan tidak berbuka.” Orang ketiga berkata, “Saya tidak akan menikah dengan wanita.” Maka sampailah masalah itu kepada Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, sehingga beliau bersabda, 

“Kaliankah yang mengatakan begini dan begitu. Adapun saya demi Allah adalah orang yang paling takut dan paling bertakwa kepada Allah daripada kalian, tetapi saya berpuasa dan berbuka, saya shalat dan tidur serta menikah dengan wanita. Barangsiapa yang benci kepada sunnahku maka dia bukan bagian dariku.” (Diriwayatkan Muttafaq “Alaih).

Mereka itu berlebih-lebihan dalam beragama dan Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam lepas tanggung jawab terhadap mereka, karena mereka tidak mencintai Sunnahnya, yaitu puasa dan berbuka, bangun malam dan tidur, serta menikahi wanita. 

Sedangkan orang yang menyederhanakan agama adalah orangorang yang berkata, “Tidak perlu mengerjakan ibadah sunnah, sehingga saya tidak mengerjakan ibadah sunnah dan tidak melakukan ibadah kecuali yang diwajibkan.” Mungkin juga dia akan menyederhanakan ibadah fardhu. 

Orang yang di tengah-tengah adalah orang yang berjalan sesuai dengan apa yang dilakukan oleh Rasulullah dan Khulafaurrasyidun. 

Misal lainnya, ada tiga orang yang di hadapan mereka ada seorang fasik. Salah seorang di antara mereka berkata, “Saya tidak akan mengucapan salam kepada orang fasik itu, saya akan mengusirnya dan menjauhkan diri darinya serta tidak berbicara dengannya.” 

Orang kedua berkata, “Saya akan berjalan dengan orang fasik ini, mengucapkan salam kepadanya, berwajah manis kepadanya dan saya panggil dia ke sini, saya penuhi undangannya, karena menurutku dia sama dengan orang shalih.” 

Orang ketiga berkata, “Tentang orang fasik itu saya benci kepada kefasikannya dan saya mencintainya karena keimanannya. Saya tidak akan menjauhinya kecuali jika jauhnya saya dengannya menjadi sebab kebaikannya, tetapi jika jauhnya saya dengannya menjadi sebab kefasikannya bertambah, maka saya tidak akan menjauhinya.” 

Saya katakan, orang pertama adalah orang yang berlebih-lebihan, orang kedua terlalu menyederhanakan dan ketiga adalah pertengahan. 

Begitu juga dalam masalah ibadah dan mu’amalah lainnya, manusia terbagi menjadi tiga golongan itu: berlebih-lebihan, terlalu menyederhanakan dan pertengahan. 

Contoh ketiga, ada seorang lelaki yang disetir oleh istrinya, diperlakukan sesuai dengan kehendak istrinya, tidak menyuruh istrinya agar menjauhi dosa dan tidak menyuruhnya agar berbuat baik. Akalnya telah dimiliki istrinya dan istrinya telah menjadi pemimpinnya. 

Ada lagi orang yang congkak, sombong dan sewenang-wenang kepada istrinya, tidak memperhatikannya dan di hadapannya, istri tidak lebih dari seorang pembantu. 

Orang ketiga, orang yang memperlakukan istrinya seperti yang diperintahkan Allah: 

“Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma ‘ruf.“ (Al-Baqarah: 228) Kemudian sabda Rasulullah,

“Seorang Mukmin tidak boleh membenci wanita Mukminah, jika dia benci kepada wajahnya, maka dia harus senang kepada akhlaknya.” (Diriwayatkan Muslim).

Orang yang ketiga inilah yang berada di tengah-tengah dalam memperlakukan wanita, sedangkan orang pertama terlalu berlebih-lebihan, dan orang kedua terlalu menyederhakan. Kiyaskanlah masalah ini pada aspek-aspek lain dari masalah amal perbuatan dan ibadah. ©️KyaiPamungkas.

Paranormal Terbaik Indonesia

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.

Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)

NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)

NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)

WEBSITE: kyai-pamungkas.com
(Selain web di atas = PALSU!)

NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)

ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)