Ngaji Psikologi Bersama Kyai Pamungkas: Diterima atau Ditolak itu Sama
Ya, satu pelajaran hidup yang paling tak dapat dihidari adalah harus menghadapi penolakan orang lain. “Penerimaan atau penolakan itu sama” adalah cara untuk mengingatkan diri kita akan kata-kata klise bahwa kita tak bisa menyenangkan hati setiap orang. Bahkan, dalam pengumpulan suara, ketika seorang kandidat memenangkan 55 persen suara, ia masih memiliki 45 persen populasi yang berharap bukan ia yang menang. Sangat sederhana, bukan?
Peringkat penerimaan dari keluarga, teman teman, dan orang-orang yang bekerja sama dengan kita tak mungkin lebih tinggi lagi. Kenyataannya, setiap orang memiliki susunan gagasan sendiri untuk mengevaluasi hidup, dan gagasan kita tak selalu cocok dengan gagasan orang lain. Namun, untuk berbagai alasan, kebanyakan dari kita melawan kenyataan yang tak terelakkan ini. Kita merasa marah, sakit hati, atau frustrasi ketika orang lain menolak gagasan kita, mengatakan tidak, atau menyampaikan bentuk ketidaksetujuan lainnya.
Semakin cepat kita menerima dilema yang tak terelakkan ini, bahwa kita tidak selalu diiyakan oleh orang lain yang kita temui, semakin mudah hidup kita jadinya. Bila kita sudah membayangkan suatu saat kita juga akan mendapat penolakan, dan tidak berusaha melawan kenyataan ini, kita akan mengembangkan perspektif yang sangat membantu kita menjalani hidup.
Daripada merasa sakit hati menghadapi penolakan, lebih baik Anda mengingatkan diri dengan berkata dalam hati, “Lagi-lagi begini. Tak apa apalah”. Kita malah akan merasa bahagia, bahkan bersyukur, bila nantinya menerima persetujuan yang kita harapkan.
Saya mendapati bahwa ada banyak hari ketika saya mengalami penerimaan sekaligus penolakan. Ada orang yang membayar saya untuk berbicara dan ada yang sama sekali tak berminat, ada telepon yang berdering menyampaikan kabar baik, ada yang menyampaikan masalah lain yang harus saya selesaikan. Satu anak saya menyukai sikap saya, anak yang lain melawannya. Ada orang yang mengatakan betapa baiknya saya, ada yang mengatakan betapa egoisnya saya karena tak mau balik meneleponnya. Begitulah silih berganti, baik dan buruk, penerimaan dan penolakan adalah bagian dari kehidupan setiap orang dan saya adalah orang pertama yang mengakui bahwa saya lebih menyukai penerimaan daripada penolakan. Rasanya lebih enak dan sudah pasti lebih mudah menghadapinya. Namun, semakin puas perasaan saya, semakin berkurang rasa ketergantungan saya padanya untuk membuat saya merasa sejahtera. ©️KyaiPamungkas.
KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.
Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)
NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)
NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)
WEBSITE: kyai-pamungkas.com
(Selain web di atas = PALSU!)
NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)
ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)