Ngaji Psikologi Bersama Kyai Pamungkas:
KENALI DIRI SENDIRI

Suatu ketika saya tergugah pada kata pengantar di buku yang ditulis oleh Zulfikar Alimudin berjudul “The New You”. Pada bagian tersebut, Zulfikar menuliskan hasil kontemplasinya tentang rasa hampa yang dirasakan kebanyakan orang termasuk dirinya sendiri akan stagnansi progress kehidupan. Tahun berlalu, hidupnya terasa begitu-begitu saja. Di dalam tulisannya tersebut ia menggambarkan keguncangan batin ketika diri manusia mulai kehilangan arti keberadaan diri sendiri di tengah hiruk pikuk manusia lainnya di dunia ini. Seolah bertahun-tahun hidup kita belum melakukan apa pun dan merasa tak pernah menggerakkan apa-apa selama tubuh sendiri demi menjalani kegiatan yang hanya bernilai rutinitas tanpa esensi. la menganggap perenungan ini sebagai permasalahan eksistensial yang menggelayuti hati manusia.

 

Disadari atau tidak, setiap manusia memang membutuhkan ruang untuk beraktualisasi diri. Ada potensi, minat, dan bakat dalam diri yang rasanya perlu disalurkan agar tidak terkubur dan akhirnya menghilang. Selain Itu, sebagai wujud dari bagian makhluk hidup, sifat dalam diri manusia yang ingin mempertahankan eksistensi pun juga ada. Kalau dalam Bahasa Inggris sendiri lawan kata dari exist adalah extinct. Sehingga, mereka yang seolah belum mendapat ruang untuk beraktualisasi dan mendapatkan eksistensi merasa kecut dan berpikir bahwa keberadaannya mulai “punah” di mata banyak orang.

 

Untuk itulah kesadaran diri tentang pemahaman pada diri sendiri harus lebih ditingkatkan. Rasa-rasanya sulit dibayangkan apabila kita ingin melakukan suatu perubahan dan menghasilkan sebuah karya tanpa tahu sebenarnya apa potensi yang kita miliki. Tuhan sudah memberikan banyak pintu untuk memilih jalan mana yang bisa dan cocok untuk ditempuh sesuai dengan kapasitas kita.Tuhan pun hanya memberi petunjuk, tapi pilihan dan keputusan tetap ada di tangan kita untuk mnemilih pintu mana yang harus dibuka.

 

Masih dalam buku “The New You”, Zulfikar Amudin mengidentifikasi tiga pengalaman eksistensial yang mampu meletupkan semangat seseorang untuk menjadi pribadi yang baru dan siap untuk berubah ke arah yang lebih baik. Ini penting untuk kita ketahui bersama sebab kita bisa mengetahui juga sejauh mana kita merasa sulit untuk berdamai dengan diri sendiri. Kalau memang ketiga hal di bawah ini sedang kita rasakan, maka ada baiknya kita berefleksi kira-kira langkah apa yang harus diambil untuk memperbaiki keadaan. Nah, ketiga hal itu adalah:

 

Kegetiran

Semacam perasaan tidak nyaman yang timbul dalam diri seseorang karena kesadaran akan kehidupan yang hampa, mengungkung, dan menghambat realisasi potensi dirinya.

 

Kegelisahan

Perasaan resah melihat kondisi lingkungan dan orang-orang di sekelilingnya yang mandek dan tidak berkembang secara optimal. Perasaan semacam ini mulai muncul ketika di dalam hatinya sudah terpelantik keinginan dan kepedulian untuk mengubah keadaan di sekitarnya menjadi lebih baik. Tantangan Ini adalah manifestasi kondisi yang sudah banyak manusia bayangkan dalam proses perubahan. Namun bagi sebagian besar orang yang tekadnya kuat untuk melakukan perubahan, bagian ini justru dinilai sebagai motivasi utama dalam mengambil keputusan dan tindakan yang tepat untuk mempersiapkan masa depan yang lebih baik. Panggilan jiwa dan hati manusia untuk melakukan perubahan, minimal, pada diri sendiri tidak akan pernah terjadi pada mereka yang hidupnya sudah terlalunya nyaman. Dalam pikirannya pasti tersirat, “Buat apa ber. ubah? Begini saja sudah enak, kok.” Sudah banyak yang membuktikan bahwa rasa nyaman Itu melenakan. Tidak banyak yang berhasil lulus dalam “ujian” kebahagiaan. Tidak sedikit yang lalai dan berhenti berjuang karena hidupnya sudah enak.

 

Bagi orang-orang semacam inilah yang harus siap-siap saja untuk tenggelam di dalam ketidakpastian arus lautan masa depan, Berbeda jika mereka tahu ada banyak hal yang salah dan perlu diperbaiki. Ia melihat kanan dan kurinya sehingga merasa ada yang tidak ideal. Maka kemudian ia melihat dalam dirinya, kira-kira potensi dan kekuatan apa yang ada dalam dirinya yang bisa digunakan untuk memperbaiki keadaan. Saat Anda mungkin melihat suasana keluarga di rumah sedang dingin karena terlalu terforsir pada rutinitas pekerjaan, Anda mungkin terpanggil untuk membuat perubahan dengan mengusulkan ide berwisata bersama seluruh anggota keluarga ke tempat-tempat yang menyenangkan. Terlihat sepele memang tapi pada kenyataannya hal-hal besar sering terjadi jika seseorang tidak takut untuk memulai dari hal-hal yang kecil. Peduli apa tentang komentar orang lain yang mungkin menyebutnya remeh temeh. Keberanian Anda mengambil sikap tentu memiliki nilai lebih daripada hanya bisa berkomentar tanpa melakukan tindakan.

 

Atau contoh lain yang lebih berdampak besar, ketika Anda melihat suatu desa dengan angka kesehatannya di bawah standar, dan Anda tahu bahwa Anda adalah tenaga medis, maka Anda pun mengambil sikap dengan membuat posko kesehatan gratis. Tidak harus setiap hari. Dimulai secara barkala, yang penting stabil. Dari situ mungkin sudah banyak warga desar yang terbantu, baik secara penanganan maupun edukasi untuk memperbaiki gaya hidupnya agar lebih sehat. Proses untuk mengambil langkah dalam melakukan perubahan inilah yang memerlukan tahapan untuk mengenali potensi diri. Kira-kira kekuatan apa yang ada dalam diri kita semua yang sekwanya bisa bermanfaat tidak hanya untuk diri sendiri tetapi juga orang lain. Nah, sudah siapkah Anda semua untuk mengetahui potensi apa yang sebenarnya ada di dalam diri Anda yang mungkin belum tergali?

 

JIKA MENGUTIP CARA-CARA YANG DISARANKAN OLEH MIKE ROBBINS YANG DITULIS DALAM BUKUNYA YANG BERJUDUL BY YOURSELF, ADA ENAM CARA YANG BISA DILAKUKAN UNTUK MENGENALI DINI KITA LEBIH DALAM.

 

Ini bukan tentang menjadi egois atau arogan. Tapi dalarn konteks ini Mike Robbins menginginkan setiap atau self awareness, terhadap hal-hal yang sering kita ucapkan dan lakukan, bagaimana cara Kita berinteraksi dengan orang lain, dan pikiran serta perasaan yang seperti apa yang biasanya kita alami setiap harinya. BerSikap objektif dalam merulai diri sendiri membuat kita sadar seperti apa dini kita sebenarnya. Orang-orang yang sudah mampu memberikan perhatian pada diri sendiri, hidupnya akan jauh dari rasa gelisah yang tidak beralasan, Sehingga mereka pun terbiasa menikmati Stapa dirinya sekarang dan kenyataan apa yang terjadi padanya sekarang. Orang-orang semacam ini pasti tidak terlalu menyesali apa yang sudah terjadi dan terlalu mengkhawatirkan segala sesuatu yang belum terjadi. Hari ini sudah banyak metode test psikologi, baik yang berbayar secara formai maupun yang gratis ditemukan melalui berbagai media seperti majalah dan buku psikologi populer atau media online. Kebanyakan dari test tersebut diakui mampu mengidentifikasi seperti apa karakter kita, di mana kemampuan kita, dan apa kelemahan kita. Terlepas itu hanya sebuah sugesti atau anjuran yang tidak wajib, menguji diri sendiri melalui test psikologi semacam itu adalah sesuatu yang tidak ada salahnya untuk dicoba. Siapa tahu, kita bisa menemukan “siapa kita sebenarnya” melalui cara ini.

 

Hal ini bisa direalisasikan dengan cara melakukan hal-hal baik yang sebenarnya kita sukar tapi sering kita anggap remeh. Kalau ada yang dulunya senang melukis tapi sudah lama meninggalkan kuas dan kanvas karena terlalu sibuk dengan rutinitas, maka ambil lagi bendabenda itu dan berkreasilah di sana. Anggaplah lukisan yang akan Anda buat adalah suatu wadah yang akan menerima setiap bakat yang selama ini Anda pendam dalam-dalam. Atau ada yang dulunya senang bermain gitar dan jarinya terasa rindu untuk memetik senar-senar dan tenggelam dalam melodi yang merdu, maka inilah saatnya.

 

Jangan anggap remeh segala hal baik yang ada dalam diri Anda selama ini. Ini bisa dikatakan sebagai bentuk self reward. Jangan menunggu orang lain mengapresiasi kemampuan Anda sebelum Anda sendiri yang mengapresiasi kelebihan din sendiri. Ini bukan sesuatu yang dianggap arogan, tapi ini adalah salah satu cara bersyukur atas anugerah Tuhan yang telah memberikan kelebihan kepada kita. Justru kita akan dinilar kufur jika kita tidak memanfaatkan anugerah tersebut dan lebih mendengarkan apa yang orang lain nilai kepada kita. Sebab tidak sedikit manusia yang sebenarnya sudah berada di titik puncak tetapi masih saja merasa kurang hanya karena ia terlalu fokus pada kelemahan yang ada pada dirinya. Hal ini membuatnya lupa pada setiap pencapaian yang telah ia raih.

 

Untuk itulah kita perlu melatih diri agar bisa lebih berdamai dengan setiap kekurangan yang kita milkki. Tidak ada manusia di dunia im yang sempurna, dan untuk itulah kita tidak perlu berjuan mati-matian dalam kesia-siaan untuk menjadi sempurna. Salah satu penyebab dari stres adalah ketidakmampuan seseorang untuk bersikap legowo (lapang dada) dalam menghadapi kenyataan bahwa dirinya berbeda dari yang lain. Sekalipun ia sudah hebat, tetap saja ia bisa terserang stres selama dalam pikirannya masih ada rasa tidak puas yang didorong oleh ambisi semu duniawi.

 

JIKA PIKIRAN KITA SUDAH TERTANAM PRINSIP UNTUK BERDAMAI DENGAN KEKURANGAN, MAKA TIDAK SULIT BAGI KITA UNTUK BISA MENERIMA DIRI SENDIRI, ATAU SELF ACCEPIANCE.

 

Ini adalah bagian yang cukup esensial untuk bisa mengenali diri sendi. Sebab dalam menghadapi tantangan hidup yang sangat beragam, kita bisa membentengi diri kita dengan berusaha untuk menerima din sendiri tanpa terlalu menjadi terlalu dramatis apabila kenyataan sedang tidak bersahabat dengan kita. Dengan seif ecceptance sendin, kita lebih mudah untuk membenkan apresiasi pada apa yang sudah kita usahakan dan Upayakan.

 

Jika kita sudah tahu sebatas mana kemamnpuan kita, maka kuta tidak akan selalu tertuntut untuk menjadi “palsu” tapi dianggap “baik” di hadapan orang lain. Tetapi kita lebih mampu menjadi din kuta sendin di jalan yang lebih baik. Bagi Mike Robbins sendiri, ini adalah bagian yang paling sederhans tapi kenyataannya memang sulit untuk dijalankan. Tapi sekalinya kita berhasil pada tahap ini maka level pemahaman kita pada diri sendiri akan semakin meningkat. Maksudnya g mana ini? Tadi katanya jangan terlalu memusingkan omongan orang, kok sekarang malah menerima masukan dan orang lain? Ups… tunggu dulu.

 

Feedback yang dimaksud di sww adalah perulaian objektif dari orang lain untuk merefleksi diri kita dari kacamata orang lain. Sebab tidak mudah melihat tengkuk kepala sendiri tanpa bantuan orang lain, bukan? Untuk itulah kita bisa memilih orang-orang terdekat yang sudah terbiasa berinteraksi dengan kita baik secara personal maupun profesional. Tidak ada salahnya kita merefleksi kesalahan yang mungkin tidak sengaja kita lakukan dan bahkan mendapatkan apresiasi dan mereka yang mungkin tidak kita sangka sudah berpengaruh dalam hidup mereka.

 

Pun dengan saran-saran itu kita bisa melatih diri kita untuk lebih selektif dalam memilih mana yang memang baik untuk kita dengarkan dan mana yang tidak terlalu penting untuk kita pusingkan. Selain kita bisa mengenali din sendin dan kacamata orang lain, kita juga lebih mampu belajar untuk bijaksana mengelola psikis kita dalam menghadapi komentar orang lam. Nah, dari keenam tips yang disarankan oleh Mike Robbins di atas, kita bisa mulai melakukannya secara bertahap. Tidak perlu tergesa untuk langsung menemukan siapa diri kalian sebenarnya. Ini memang merupakan proses yang panjang dan tidak bisa dilakukan secara instan, maka nikmati setiap tahapnya.

 

Dari tulisan Mike Robbins sendiri saya kemudian mencoba untuk meringkasnya menjadi lebih padat. Jika ia memiliki 6 tahap, maka di bawah ini saya paparkan 3 proses yang sekiranya bisa Anda coba dalam proses mengenali diri sendiri. Merenung dan berpilur. Kira-kira hati kita sebenarnya cenderung menuntun kita ke arah mana. Fokus saja dulu ke hati, abaikan dulu komentar dan ekspektasi orang lan termasuk di dalarnnya adalah orangtua. Jangan biarkan pikiran Anda terdistraksi dan tertuntun untuk menuju ke arah yang ditunjukkan dan harapan orang lain. Abaikan juga kelemahan dan kekurangan yang selama ini Anda khawatirkan secara berlebihan, baik yang secara fisik maupun karakter.

 

Biarkan semua itu menjadi seperti apa adanya. Anda ingin menjadi seniman? Pelukis? Penyanyi? Penulis? Traveler? Koki? Apa pun itu temukan dari sekarang. Hanya Tuhan dan Anda sendiri yang tahu dan bisa rmenyelami intuisi yang selarna ini Anda kubur karena terlalu sibuk dengan rutinitas dan ambisi untuk memenuhi ekspektasi orang lan, Hanya Tuhan dan Anda sendin yang mampu menggali dan menemukan potensi yang Anda miliki tap: mungkin terpendam terialu dalam. Hanya Tuhan dan Anda sendin, bukan orangtua Anda, bukan sahabat Anda, bukan guru, apalagi saya. Jika sudah Anda temukan ke mana hati Anda menuntun, temukan ruang aktualisasi. Selanjutnya yang perlu diperhatikan adalah jangan melakukan gebrakan tanpa perhitungan.

 

Katakanlah saat ini Anda bekerja di perusahaan pemerintahan yang bergengsi dengan gaji tinggi, tapi Anda merasa tidak bahagia karena sebenarnya pekerjaan itu “bukan Anda yang sebenarnya”. Jangan langsung memutuskan resign alias banting setir. Hidup Ini memang menantang, tapi segalanya perlu pertimbangan. Yang seharusnya Anda lakukan adalah mencari celah dan ruang untuk mengeksplorasi diri. Anda suka memasak? Luangkan satu minggu sekali untuk membuat resep baru, Tunjukkan pada temanteman Anda dalam rangka berbagi bahagia tanpa perlu menunggu momen tertentu. Ajak mereka untuk memberi 9 saran pada hasil masakan Anda sambil bercengkerama melepas kepenatan rutinitas yang membelenggu selama hari kerja. Atau mungkin Anda senang dengan dunia otomotif, ikut lah pada komunitas yang mampu memberi Anda ruang untuk beraktualisasi diri. Temukan orang-orang yang sefrekuensi dengan Anda dalam melakukan maintenance kendaraan Anda. Agendakan touring ke tempat-tempat yang menyenangkan. Ajak keluarga atau sahabat untuk ikut serta. Bertukar pikiranlah dengan rnereka agar perbincangan yang terproses dalam sistem kerja otak Anda tidak melulu soal pekerjaan saja. Jika sudah merasa nyaman, buat acara yang bisa dirasakan oleh banyak lapisan masyarakat.

 

Contohnya touring dalam rangka aksi sosial untuk menggalang dana bagi kaum marginal, atau berbagi ke panti asuhan. Sehingga kegiatan yang Anda senangi pun ternyata bisa berbuah manis bagi mereka yang tidak seberuntung kita. Sesuai dengan t ga pilar kebahagiaan yang disampaikan Komaruddin Hidayat yartu memiliki keluarga yang baik Sebagai akar utama kehidupan, pekerjaan yang baik untuk penyangga proses berputarnya kehidupan, dan komunitas yang baik untuk menuangkan potensi di ruang yang tepat bersama orang-orang yang memiliki kesamaan frekuensi. Keberadaan din krta di tengah orang-orang yang memiliki kecenderungan yang sama dalam meraih kesuksesan membuat kita lupa pada kekurangan-kekurangan yang sebelumnya terlalu menggelayut dalam pikiran.

 

Otak, hati, dan tenaga kita sudah teralihkan pada hal-hal yang membuat diri kita terus belajar dan berkembang bersama orang-orang hebat. Akhirnya waktu yang berjalan menjadi lebih beresensi dan tidak terbuang sia-sia. Ini adalah bentuk nyata agar hasil pemikiran atau kontemplasi kita sebelumnya hanya menjadi gagasan dan Ide yang menguap tanpa realisasi. Proses perenungan adalah jalan sunyi yang memang harus kita lalui sendinan. Merasa resah pada keadaan di sekeliling kita, mulai mendengarkan isi hati, meminta petunjuk pada Sang Pemilik Kehidupan, semua itu tidak bisa kita lakukan di tengah hiruk pikuk manusia yang begitu plural. Selanjutnya, jalan sunyi yang sudah terlampaui harus kita lanjutkan dengan terjun ke lapangan. Bertemunya manusia lainnya yang beragam pemikirannya. Kita harus bersosialisasi untuk belajar bernegosiasi agar tidak terlalu egois dalam menerapkan prinsip yang mungkin tidak sesuai dengan Iingkungan.

 

Proses ini juga bisa melatih kita sejauh mana diri ini siap untuk komitmen dalam mewujudkan apa yang sudah dicita-citakan. Sebab selama perjalanan kita bertemu dengan banyak orang, maka akan banyak pula celaan, hinaan, dan kritikan yang tidak jarang membuat kita berpikir, “Apa mungkin yang sudah kuimpikan selama ini memang hanya isapan jempol belaka? Apakah mungkin yang dikatakan mereka itu benar adanya kalau segala yang kuupayakan hanya berujung sia-sia?” dan masih banyak Jagi pertanyaan-pertanyaan lain yang akan menghantui jika kita sudah berurusan dengan banyak orang yang prinsip dan pemikirannya beraneka macam.

 

Namun, selama kita tahu keputusan yang telah kita ambil adalah sebuah kebenaran, maka celaan dan hinaan orang lain hanya akan menjadi bumbu penyedap dalam proses perjuangan. Kita tidak terus kemudian menjadi panas hati dan berambisi untuk mematahkan Ucapan mereka semua. Kita tidak perlu lelah-lelah membuktikan bahwa kita ini benar dan mereka salah karena telah menghina idealisme dan cita-cita kita.

 

MENURUT PAULO COELHO JIKA MENGHADAPI URUSAN SEMACAM INI KITA HANYA PERLU MENGINGAT BAHWA HIDUP DI DUNIA INI BUKAN UNTUK MEMBUKTIKAN APA PUN KEPADA SIAPA PUN.

 

Sebab kalau kita berpikir sebaliknya, maka yang ada hanyalah rasa lelah yang berujung semu dan hampa. Yang terpenting ya itu tadi, niat awalnya sudah benar, caranya benar, dan main goal yang diharapkan bukan untuk memenuhi hasrat kebahagiaan pribadi saja. Kalau sudah begitu, jalannya proses walaupun sesekali akan menemukan kesulitan pastinya akan tetap membuahkan hasil terbaik atas izin-Nya.

 

Sejauh mana kita sudah melangkah dan berupaya serta korelasi dengan hasil yang didapatkan. Kesalahan apa yang kira-kira sudah diperbuat selama proses aksi dan jangan sampai diulangi lagi di aksi-aksi selanjutnya. Proses ini kelak akan membawa kita pada tahap awal yaitu kontemplasi dan kemudian melanjutkan dengan aksi, sampai akhirnya roda tahapan selanjutnya terus berputar.

 

Kalau sudah begitu kita tidak pertu lagi mencari tahu lagi siapa diri kita sebenarnya. Hasil perenungan, usaha, dan pemikiran kita itulah yang akan menuntun kita menjadi siapa diri kita sebenarnya. Terlalu narsis jika kita harus mengapresiasi diri sendiri. Terlalu pathetic juga jika kita haus untuk diapresiasi orang lain. Biarkan saja Dia yang Maha Adil dalam memberi penilaian yang berhak mencatat sejauh mana kita berikhtiar untuk menggali potensi diri demi memberi kebermanfaatan bagi orang lain.

 

UNTUK SEKADAR TAMBAHAN PULA, IDENTITAS DIRI KITA TIDAK TERDEFINISI DARI “LABEL” YANG MENEMPEL PADA KITA. SIAPA KITA SEBENARNYA DAN SEPERTI APA KARAKTER KITA TIDAK BISA DILIHAT DARI MANA KITA BERASAL, DI MANA DULU KITA KULIAH, PEKERJAAN APA YANG SEKARANG KALIAN TEKUNI, DAN LAIN SEBAGAINYA. INGAT, ITU SEMUA HANYA LABEL YANG DIBERIKAN OLEH ORANG LAIN UNTUK KLTA. TAPI YANG JAUH LEBIH PAHAM TENTANG SIAPA KITA ADALAH TUHAN DAN DIRI KITA SENDIRI. ©️KyaiPamungkas.

Paranormal Terbaik Indonesia

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.

Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)

NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)

NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)

WEBSITE: kyai-pamungkas.com
(Selain web di atas = PALSU!)

NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)

ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)