Panggonan Wingit:
PENGHUNI RUMAH TUA
ANGIN semilir itu tidak ada yang merasakan selain orang di samping rumah tua itu. Dia adalah Ki Gendut, yang sekian lama hidup sendirian, anak dan istrinya meninggal sepuluh tahun lalu.
Tidak ada tetangga yang berani mendekati rumah tua itu, sebab antara rumah tua dan KI Gendut sama-sama sangat misterius. Selain sudah lima puluh tahun tidak pernah dijamah manusia, keadaan rumah tua itu sudah layak direnovasi. Tapi siapa yang berani menjamah rumah itu. Padahal dulu yang menempati seorang Belanda.
Ki Gendut jarang keluar rumah. Dia sudah berumur 70 tahunan. Segala urusan rumah diatasinya sendiri. Yang tak pernah lepas dari tangannya, adalah sebilah pipa rokok yang sudah sompal ujungnya. Tiap hari dia hanya merenung nasibnya. Siapa lagi yang akan menjadi penerusnya?
“Kalau aku punya anak, mungkin tidak seperti ini keadaanku,” bisiknya dalam hati.
Sore demi sore, malam demi malam, siang demi siang, dia lalui. Badannya pun makin keriput. Dia tidak merasa takut tinggal sendirian di rumahnya. Padahal, rumah tua peninggalan Belanda yang terletak di sebelah rumahnya itu sangat angker. Tapi dia tak peduli. Soal dijumpa penunggu rumah tua, itu sudah menjadi makanannya tiap hari. Tapi ada salah satu penunggu yang amat ditakuti. Manusia tak berkepala. Menurut cerita, Tuan Van Aldol, sang pemilik rumah, adalah sosok manusia yang tak berkepala itu Dia jarang keluar, kecuali pada hari-hari tertentu saja.
Ki Gendut tahu banyak cerita riwayat rumah itu. Dia mengaku pernah dijumpai di tempat itu pembantu Tuan Van Aldol. Jadi, semua isi di dalam rumah itu, Kl Gendut tahu. Walau begitu, toh, dia tidak berani mengambil barang-barang yang ada ketika sang tuan meninggal dunia.
Suatu hari, ada dua pemuda sedang merencanakan hal yang kurang baik. Mereka berniat akan mengambil barang-barang di rumah tua itu, Tapi ketika sampai di depan pintu gerbang, mereka dibuat bingung. Mereka hanya berputar-putar di bawah pohon jambu di samping pintu sekitar pukul dua belas malam.
Ketika sedang kebingungan, Ki Gendut yang seperti biasa selalu mengontrol atau berkeliling rumah pada tiap malam memergokinya. Keduanya langsung didekati, sementara, satah satunya dipegang bahunya.
“Anak muda, kalian sedang apa dan mau kemana?” Tanya Ki Gendut.
Salah satu dari kedua pemuda yang di sentuh itu terkejut dan menjawab terbata-bata, “Kami akan lewat, Ki”
Kemudian dua pemuda itu diajak ke rumahnya oleh Ki Gendut. Setelah di rumah, dua pemuda tersebut menyelesaikan permasalahannya.
“Kami penasaran dengan tempat itu. Katanya ada hartanya. Kami tidak percaya, lalu kami bertekad untuk membuktikannya sendiri. Padahal belum masuk, tapi sudah terjadi seperti ini. Apalagi kalau di dalam rumah itu. Wah, akan berabe,” aku salah satu dari mereka.
“Padahal kami tidak percaya adanya setan” tegas yang satunya.
“Mengapa tadi kalian takut sekali?” Tanya Ki Gendut.
Dua pemuda itu meminta Ki Gendut menceritakan mengenai rumah tua itu. Akhirnya, mau tidak mau Ki Gendut pun menceritakan tentang kisah yang pernah terjadi di rumah tua itu. Beginilah kisahnya…
Ketika Aki masih muda dulu, Aki kenal baik dengan Tuan Belanda yang tinggal di sana.
Aki disuruh mengurus taman dan pekarangan rumah, Keluarga Belanda itu hidup rukun. Suatu ketika bencana terjadi. Semua keracunan. Entah darimana datangnya racun tersebut, Aki sendiri tidak tahu. Tahu tahu mereka semua pada mati di meja makan. Untungnya, saat itu Aki belum sempat makan, sebab baru membuang sampah. Semua Aki makamkan di belakang rumahnya. Jumlahnya tujuh orang.
Sejak itu, rumah yang besar itu kosong, sebab di Jawa, keluarga Belanda itu tidak memiliki kerabat. Jadi, Aki yang mengurus rumah itu. Anehnya, keluarga Aki juga pada menyusul. Anak dan istri Aki meninggal. Padahal anak Aki hanya satu orang.
Sejak meninggalnya anak dan isteri, Aki sudah tidak mengurus rumah itu. Saking lamanya tidak diurus, tempat itu jadi seram. Hampir tiap hari seperti ada orang yang menangis, bahkan kadang muncul sosok makhluk tak berkepala. Masyarakat sekitar banyak yang meninggalkan tempat ini, sebab yang menunggu rumah itu sering mengganggu. Itulah sebabnya mengapa tempat ini jadi sepi dan tidak ada penduduknya…
Demikianlah cerita Ki Gendut. Kedua pemuda itu jadi gemetar mendengar cerita itu.
Sejak Ki Gendut meninggal dunia dan mayatnya diketemukan telah membusuk, Ingkungan di sekitar rumah itu kian bertambah angker. Tak seorang pun ada yang berani mendekatinya. Wallahu a’lam bissawab. ©️KyaiPamungkas.
KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.
Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)
NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)
NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)
WEBSITE: kyai-pamungkas.com
(Selain web di atas = PALSU!)
NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)
ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)