Kisah Kyai Pamungkas:
ANAK GADISKU DINIKAHI JIN
Saat berusia empat tahun, Citra Aninta, anak tunggalku, sakit lumpuh. Sebelum terkena penyakit itu, putriku ini sering bertingkah aneh. Dia sering berbicara dengan tiang rumah. Juga kepada panci, kepada keramik dan bicara pula kepada botol kecap. Kami bingung dan cemas mensiasati kenyataan itu.
KAMI sekeluarga, suami dan ibuku, sangat bingung dan panik, terutama saat melihat pola tingkah anakku yang tidak lazim itu. Bahkan Ibuku, nenek Citra, mengira cucunya itu menderita penyakit autis, Atas saran teman, aku dan suamiku membawa si kecil ke Rumah Sakit Herbert Angle di Sydney, Australia. Dokter Richard Martin, psikiater rumah, sakit besar ini memeriksa Citra secara intensif. Baik itu dilakukan secara medis maupun secara psikologis. Akhirnya, keluar pendapat yang mengejutkan dari dokter Richard, bahwa anakku adalah anak X Beat, seorang anak yang mempunyai kemampuan lebih dengan bahasa lain disebut super-indigo.
“Ibu jangan cemas dan janganlah takut melihat tingkah laku anak ibu ini. Anak ibu ini mengalami suatu kelainan permanen, kelainannya itu sangat jarang terjadi pada manusia kebanyakan. Anak ibu ini super Indigo. X Beat, seseorang yang mempunyai kemampuan lebih untuk melihat sesuatu yang berada di luar jangkauan manusia biasa. Bahasa verbalnya adalah, anak ibu ini mampu berhubungan dengan makhluk gaib, makhluk alam lain di luar dimensi manusia kebanyakan!” kata dokter Richard.
Setelah diobati secara medis dengan Intensif di Sydney, Citra dalam tiga bulan, Alhamdulillah, sembuh total dari kelumpuhan. Kami pun akhirnya membawa Citra pulang ke Jakarta. Citra lalu kami masukkan ke sekolah taman kanak-kanak Kasih Bunda di Bintaro Jaya, Jakara Selatan, sebagaimana kebanyakan anak-anak seusianya. Saat itu Citra sudah berumur lima tahun dan sangatlah cerdas. Kecerdasannya diakui oleh guru-gurunya sebagai hal yang di atas rata-rata murid.
“Aku kepingin dia hidup layak seperti anak-anak lain, maka itu dia harus bisa kami sekolahkan di sekolah umum!” kataku, kepada dokter Richard Martin, yang punya gagasan untuk memasukkan Citra di Sekolah X Beat di Melbourne X Beat Schooti, Sydney City, Australia, yang menampung seratus murid dari kalangan anak anak mndigo dari seluruh penjuru dunia.
“Di sekolah ini, Murid-mund indigo diarahkan untuk makin mempertajam indera ke enamnya, kelak akan makin menjadi lebih komplit keilmuan supramistiknya, bahkan bisa didayagunakan untuk perkembangan tehnologi moderen,” terang dokter Richard Martin, kepadaku. Tapi karena aku kepingin Citra tetap di Jakarta, maka usulan dokter Martin itu kami abaikan.
Pertama masuk sekolah, Citra masih biasa-biasa saja. Dia banyak diam dan memperhatikan apa saja yang diterangkan gurunya dengan sungguh-sungguh. Matanya yang bulat agak lebar sebagaimana mata anak keturunan jawa lam, nyaris tak berkedip bila gurunya menerangkan sesuatu di kelas. Tapi setelah mendengarkan seksama, Citra lalu berkomentar dan berbalik mengajari gurunya. Hal apa saja yang diterangkan oleh gurunya, jika ada yang salah, tidak berkenan sesuai yang diketahui Citra. Setelah itu, Citra berbalik mengajari gurunya. Sang Guru tentu saja terpukul dan merasa malu. Untuk itu mereka komplain, mengeluh kepadaku dan aku pun dengan sungguh-sungguh meminta maaf atas ketidaknyamanan mereka atas perlakuan Citra ini.
Namun demikian, akhirnya para guru mengakui bahwa apa yang diterangkan Citra adalah benar adanya. Citra pun dengan gayanya, membocorkan banyak ilmu yang jauh dari pengetahuan para guru, dan apa yang dia infokan benar adanya juga sangat akurat.
“Citra itu tahu apa yang gurunya ketahui. Tapi gurunya tidak tahu apa-apa yang Citra ketahui. Untuk itu, sebaiknya Citra ditarik saja dari sekolah itu dan masukkan dia ke sekolah khusus anak-anak indigo Kasihan gurunya, bisa-bisa gurunya kehilangan pekerjaan gara-gara dipermalukan oleh seorang murid yang jauh lebih pintar daripada gurunya,” kata dokter Richard Martin, saat aku curhat dengannya lewat telpon ke Australia.
Berdasarkan saran dari dokter Martin, Citra aku tarik dari sekolah umum dan aku kondisikan dia sebagai murid Home School. Anakku ini aku sekolahkan secara online ke beberapa guru super-indigo lewat internet. Dia sekolah di rumah lewat komputer dan laptop.
Pada suatu hari, berdasarkan info dari dokter Martin. seorang wartawan bidang Supramistik datang dan New South Wales, Australia mewancarai Citra di rumah kami di Jakarta.
Saat wawancara berlangsung. Citra diam saja di depan wartawan majalah Extra Natural itu. Mungkin karena menimbang bahwa Citra masih anak-anak, maka si wartawan banyak bertanya kepadaku.
“Citra masih terlalu muda untuk dapat diwawancarai. Dia masih anak-anak sekali. Maka itu, pertanyaan sebaiknya banyak saya arahkan pada ibunya saja,” kata sang jurnalis yang bernama Peter Creef itu.
Tapi mata dan kuping Citra terus mendengar dengan serius hal apa yang kami perbincangkan. Dia tidak bersuara, tidak tertawa dan nyaris tanpa ekspresi sedikitpun. Ada kesan aneh yang terlihat dari raut wajah anakku Citra yang serius.
Beberapa saat usai bertanya banyak hal kepada saya, Si Australia tiba-tiba bertanya kepada Citra. Secara iseng wartawan memberondong pertanyaan pada Citra. Katanya, apakah Citra melihat sesuatu yang aneh dari pembicaraan itu.
Gadis kecilku yang bertubuh agak gendut ini menggeleng. Tapi matanya tajam menatap mata si pers, nyaris tanpa mengedip. Tatapannya Itu sangat tajam, penuh selidik dan menghujam ke batin Sang Jurnalis.
“Kenapa sayang. kenapa menatap saya seperti itu? Apakah Citra melihat sesuatu, yang mungkin tertangkap kesan bahwa ada niat jahat saya kepada kalian, kepada mama dan kepada Citra?” pancing reporter Extra Naturial itu.
Dengan suara agak keras dan menusuk, Citra berujar keras. “Anda tidak punya niat jahat. Lagi pula untuk apa Anda berniat jahat kepada kami? Anda saya lihat secara mistik, punya niat baik, punya rencana untuk menurunkan artikel tentang aku, oleh karena Itu Anda mewawancarai mamaku tentang aku. Iya kan?” Tanya Citra, berbalik menanyai.
Wajah Citra tetap dingin dan acuh tak acuh. Caranya bicara berbeda dengan kebanyakan bocah seusianya. Dia bicara seperti orang dewasa, serius, tutur katanya lantang dan tegas Dengan santai dan tidak berbasa basi sedikitpun, Citra menggambarkan isi majalah Extra Naturial yang dibacanya secara gaib. Dikupasnya majalah itu secara utuh, padahal kata mamanya dia tidak pernah sama sekali melihat dan membaca majalah itu. Bahkan dia tidak pernah tahu sarna sekali bahwa ada majalah Extra Natural terbitan Australia Itu.
“Terus terang, aku sendiri sungguh-sungguh tidak pernah baca majalah supranatural Australia itu. Jangankan majalah segmen khusus untuk pelaku supramistik, majalah-majalah wanita seperti Woman dan She terbitan Australia itu pun, aku baru tahu beberapa waktu lalu saja, yaitu saat aku berada di Sydney.
Walau belum sekali pun melihat majalah Peter Creep, Citra malah tahu persis isi majalah itu dan siapa-siapa nama pengasuhnya. Lewat ilmu ekstra beat yang dipunyai, dia melihat suatu isi majalah dan berita majalah itu untuk nomor depan, edisi yang justru belum diterbitkan.
Citra tahu secara detil apa yang tersaji di nomor depan, yang kebetulan sudah diketahui oleh Peter, apa isi nomor yang akan datang. Citra mencentakan apa yang dilinatnya secara gaib itu kepada Peter Creef secara mendalam dan akurat. Peter tercengang dan terkaget mensiasati kemampuan Citra hingga dia menjabat tangan anakku dan mencium tangan Citra “Ini anak ibu sangat hebat, super canggih, kemampuannya ini bisa didayagunakan untuk memecahkan kebuntuan persoalan dunia,” komentar Peter, terkagum-kagum.
“Saya boleh meminta pandangan Citra, solusi bagaimana agar majalah saya dijual. Lalu saya juga akan menjadikan Citra narasumber tetap dan digaji bulanan untuk membahas masalah-masalah gaib dunia,” desis Peter Creef, yang ternyata adalah pemilik dari majalah unik terbitan Negeri Kanguru itu.
“ketika saya kepingin tahu tentang suatu peristiwa atau tentang suatu peristiwa di depan nanti, saya minta dia melihat sekilas lalu menerangkannya kepada saya. Penglihatannya itu sangat akurat dan tidak pernah meleset. Maaf, anakku ini memang punya kemampuan melihat sesuatu kejadian di depan yang belum terjadi saat ini. Bahasa Jawa disebut, bahwa Citra itu memiliki kemampuan ‘weruh sakdurunge winara’, tahu sesuatu yang akan terjadi di depan,” sorongku kepada Peter.
“Maka itu, ibu tidak perlu susah-susah mencari peramal, karena anak ibu punya kemampuan yang tingkat akurasinya sangat tinggi sebagai peramal. Di situlah kelebihan anak ibu sebagai anak super-indigo!” komentar Peter Creef. Hari Itu juga, Peter membuat kontrak kerjasama dengan Citra dan anakku diberi uang muka dengan uang dolar Australia sebagai peramal tetap majalah Extra Naturial.
Setelah dipancing banyak hal, termasuk hal pribadi Peter Creef, Citra dengan akurat dan tajam mengupas kasus pribadi Peter yang pernah terlibat perselingkuhan dengan sembilan wanita hingga istrinya, Suzan Beatrice, istri Peter menggugat cerai dua tahun yang lalu. Kini, Peter Creef kehilangan istri dan dua anaknya, yang kabarnya bermukim di Derby County, Inggris Utara, dan menolak untuk ditemui Peter.
“Citra mampu membaca kehidupan pribadiku secara telanjang dan gamblang. Semua yang dibacanya sangat benar dan tepat,” puji Peter.
Secara berulangkali, aku meminta maaf kepada Peter atas pandangan gaib yang terus terang itu. Aku kuatir hal itu akan menyakitkan hati Peter. Tapi untunglah, Peter bdak marah dan dia malah senang dengan tusukan Citra Itu. Bahkan Peter terus membiarkan Citra terus berbicara dan membaca kehidupan prbadinya secara terbuka. Hal apa saja yang bagi Peter selama ini tertutup rapat dimintanya secara serius kepada Citra agar anakku itu mengungkap tuntas, hingga kepada hal yang memalukan dirinya “Dia tahu betul apa yang tersembunyi dan tertutup selama ini dalam kehidupan saya. Hal apa saja yang dikatakannya tadi, luar biasa, ternyata semuanya benar. Bahkan Citra bilang, bahwa ada anak saya yang meninggal berusia dua bulan di dalam kandungan selingkuhan saya tadi, adalah benar adanya. Saya menggugurkan kandungan dari pacar gelap saya bernama Miami Candeli, 24 tahun, supermodel Australia yang sembilan bulan lalu mati terbunuh di Pantai Marine Blue di Perth,” aku Peter, dengan wajah gundah gulana. “Anak Mr. Peter itu berjenis kelamin laki-laki dan datang, saat ini di sini. Anak Mr. Peter itu meminta pengakuan dari bapaknya. Anak Mr. Peter itu datang di sini, di sebelah saya dia meminta Mr. Peter memberinya nama dan minta doa dari Mr. Peter. Dia minta diakui dan jangan diabaikan. Dia bilang bahwa dia terbuang di rumah sakit oleh suster atas perintah dokter dan tidak dimakamkan secara layak oleh orang tuanya. Dia menangis dan berterima kasih pada saya karena saya telah menyampaikannya kepada Mr.Peter!” kata Citra, begetar. Peter tersentak dan tercenung lama. Lalu matanya pun berkaca-kaca. Dia lalu dibimbing oleh Citra untuk membelai rambut anaknya. Namapun diberikan oleh Peter Creef dengan nama keluarganya, yaitu, Creef Yunior. Beberapa saat kemudian, Peter menangis mendengar suara anaknya yang digugurkan itu. Aku pun mendengar suara sang janim, yang menggunakan bahasa Inggris. bahasa yang umum dilakukan di Australia. Peter lalu meminta maaf dengan tulus dan menyesali perbuatannya menggugurkan Creef Yunior, si bocah yang kala itu masih berbentuk janin.
Tentang apa yang dikatakannya, dari jenis kelamin, umur janin dan kapan gugurnya, Citra tahu persis. Hal apapun tentang anak wartawan itu, disebut Citra secara akurat dan benar adanya.
Pada 13 Januari tahun 2010 lalu, Citra diboyong oleh Peter ke Australia. Dia digaji besar oleh majalah Extra Naturial dan dijadikan ujung tombak penerbitan. Sementara aku dan suami, tetap berada di Jakarta dan setiap tiga bulan Citra pulang kampung.
Pada tanggal 10 Maret 2011 lalu, Citra raib. Anak kami itu menghilang di komunitas suku Aborigin di Australia Barat. Peter panik dan kami semua terguncang hebat. “Dia menghilang saat mewawancarai Lempota, kepala suku Aborigin di hutan Gloria,” ungkap Peter lewat telepon.
Kami segera terbang ke Australia dan mencari Citra di hutan Gloria. Kami mencari berbulan-bulan lamanya di Gloria. Namun pada tanggal 17 Agustus 2011 lalu, tepat saat Kedubes Indonesia di Canbera merayakan ultah Kemerdekaan RI ke 65, Citra kami temukan.
Anakku itu ditawan oleh Jin Abogil, jin piaraan Suku Aborin yang sangat mencintai Citra, menikahi Citra dan anakku pun mengakui, bahwa dia sudah menikah dengan jin itu dan sangat mencintainya.
Peter mendatangkan ahli supranatural bangsa Abongin untuk melakukan ritual pemisahan anakku dengan suami gaibnya itu. Namun paranormal Aborigin bernama Jolili Akauda itu menyerah. Dia tidak mampu memisahkan Citra dan kekuatan cinta mereka tak dapat terpisahkan lagi kecuali kehendak Tuhan.
Citra nyaris tidak mengenali kami lagi dan bentuk fisiknya sangat berubah. Tubuhnya sangat kurus dan kulitnya menjadi putih pucat. Tapi kami dan Peter terus mengupayakan agar Citra bisa ditarik kembali dari persembunyiannya di dalam gundukan tanah di Gloria dan hidup normal bersama keluarga seperti dulu.
Peter pun, mengharapkan agar Citra kembali bekerja secara layak, kembali membangun majalahnya yang belakangan terpuruk. Sementara saat ditangani Citra, penjualanvmajalah itu mencapai 300 ribu eksemplar dan mengguncang Benua Australia. Seorang Kyai Haji dari Pesantren Lirboyo Kediri, kami bawa ke Austra ia untuk mengambil kembali lagi Citra. Kyai Ahmad Baidowi, berkeyakinan bahwa anak kesayanganku itu akan dapat ditarik, dilepaskan dari suaminya dan kembali hidup secara normal.
(Kisah ini dialami Nyonya Yunus Zakaria kepada Henny Nawani). ©️KyaiPamungkas.
KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.
Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)
NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)
NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)
WEBSITE: kyai-pamungkas.com
(Selain web di atas = PALSU!)
NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)
ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)