Kisah Kyai Pamungkas:
DIDATANGI JIN MIRIP PACAR
Rumah kos yang terdiri dari beberapa kamar itu selatu ramai sepanjang hari dan malam, karena lokasinya tidak jauh dari jalan raya Letjen Jamin Ginting Medan. Kecuali pada hari Minggu, suasana di sana cukup sepi dan lengang. Karena biasanya para penghuni yang umumnya mahasiswa selalu mengisi malam panjang tersebut dengan wakun kunjung pacar ke rumah ceweknya masing-masing.
TERMASUK diriku, setiap malam Minggu atau IT malam hari libur lainnya tak pernah absen menemui si doi di rumah orang tuanya di bilangan Kompleks Perumahan Bumi Asri Blok EH Jalan Asrama Medan. Tujuannya tidak lain, untuk memupuk hubungan cinta kasih diantara kami berdua. Tetapi sejak tiga bulan yang lalu, tujuanku menemui sang kekasih setiap malam Minggu bertujuan untuk sekadar membesuk Yumzar, kekasihku itu mengalami kecelakaan lalu lintas. Beruntung dia hanya mengalami luka-luka ringan. Namun menurut tim medis yang menangani, Yunizar mengalami amnesia alias lupa ingatan. Jangankan mampu mengenal diriku, untuk mengenal orang tuanya serta diri sendiri ia sudah tidak bisa. Sehingga Yunizar selalu menganggap diriku sebagai orang baru dikenalnya. Pada hal kami telah berkasih hampir tiga tahun. Jadi setelah kecelakaan itu, kedatanganku menemuinya selain untuk membesuk, sekaligus untuk mencoba mengembalikan ingatannya dengan berbagai cara yakni melalui terapi mental da kejiwaan. Itu telah berlangsung hampir tiga bulan pula. Namun belum membuahkan hasil yang signifikan. Terkadang ia mengatakan lupa-lupa ingat apa yang pernah terjadi diantara kami selama berpacaran. Dan aku merasa sangat prihatin dan nyaris putus asa. Apalagi dokter yang setiap waktu datang mengadakan terapi khusus, pasiennya itu konon diduga mengalami amnesia akut. Mungkin kesadarannya akan memakan waktu yang relatif lama. Bersamaan dengan itu, kedua orang tua Yunizar telah terlanjur menghimbau, agar aku segera melupakan putri tunggalnya tersebut. Artinya, mereka telah merelakan aku mencari pengganti.
Mungkin terpengaruh himbauan itu dan pernyataan dokter tersebut, sudah hampir sebulan aku tidak membesuk Yunizar. Setiap malam Minggu aku sering bersunyi diri di kamar kost manakala semua penghuninya keluar dengan acara mereka masing-masing.
Memang tak mudah bagiku untuk mencoba melupakan Yunizar. Cintaku terhadap dirinya sangat mendalam. Rasanya tak mungkin dan sangat mustahi aku memutuskan tali cinta kasih kami ketika ia dalam kondisi lupa ingatan seperti itu. Lagi pula aku masih tetap mencintainya sepenuh hati, rasanya tak ada gadis lain yang bisa dijadikan pengganti.
Malam Minggu ini aku masih menyendiri sembari merenung ketika terdengar pintu kamar kost diketuk-ketuk dari luar. Kulirik arlojiku, pukul 23.47 WIB menjelang tengah malam. Meskipun agak heran masih ada tamu pada larut begini, aku dengan malas bangkit dari pembaringan dan membuka pintu.
“Haahhh…?” Aku kaget dan terperangah. Saat itu aku layaknya sedang bermimpi dalam kesadaran yang utuh. Diambang pintu kamar kost berdiri seorang gadis yang sangat kukenal lahir dan batin.
“Yun… Yun… Yunizar? Apa aku udak salah lihat?” kataku menyapanya.
Kutatap wajahnya dan pakaian yang dikenakannya yang terdiri dari baju kaos biru berpasangan dengan celana “skate” warna hitam bergaya anak gaul. Aku terkesima, karena sebelumnya pakaian yang membungkus tubuhnya selalu sopan dan rapi. Penampilannya yang agak berbeda itu, sedikit mencurigakan apalagi Yunizar tak pernah datang menemuiku di kamar kos tengah malam begini. Aku masih sempat berpikir, mungkin setelah bebas dari amnesia, ia mengalami perilaku yang agak aneh.
Kekasihku ini tak menjawab pertanyaanku barusan. Dia hanya senyum-senyum saja setelah mengambil tempat duduk di bibir tempat tidur didekatku.
Dalam hati aku berkata-kata, ini benar-benar kejutan keajaiban yang jauh di luar dugaan. Kejutan yang sungguh membahagiakan dan menyenangkan hati Sehingga sepatah katapun tak kunjung ketuar dari mulutku. Seakan diri ini telah tersihir atas kehadiran pujaan hati dikala perasaan sedang terombang-ambing dan gundah gulana.
Selama ini kami berpacaran hanya sebatas berpegangan tangan dan terkadang cium pipi dan kening saja. Namun saat itu Yunizar terkesan agresif. Dan aku tanpa sadar coba melayaninya. Kami kemudian bercumbu dan bermesraan layaknya sepasang suami istri yang telah memilki surat rikah. Meluapkan berari dan nafsu yang sudah lama terpendam. Menjelang dini hari, Yunizar pamitan tanpa ingin kutemani. Dan ia mengharapkan kedatanganku di rumah orang tuanya sore nanti.
Ringkas cerita, sorenya sekitar pukul 18.00 WIB aku tiba di Kompleks Perumahan Bumi Asri Blok E. Karena pintu rumah orang tua Yunizar tidak terkunci, aku masuk saja sambil mengucapkan salam seperti biasanya.
Suasana didalam terkesan sepi-sepi saja. Tidak ada acara syukuran atas kesembuhan Yunizar dari amnesia. Salamku barusan tidak ada yang menjawab. Lalu aku melangkah masuk ke kamar cewekku. Siapa tahu didalam ada kejutan baru untukku. Yunizar ternyata masih tertidur lelap. Mungkin masih letih dan mengantuk setelah ‘kencan’ semalaman denganku di kamar kost. Demikian aku menduga-duga.
Aku masih tertegun berdiri di dekat pembaringan Yuruzar ketika ibunya muncul disana.
Wajah perempuan setengah baya ini masih terlihat prihatin dan berduka. “Malam tadi Yunizar semalaman menunggumu, dan dia nyaris tidak bisa tidur,” langsung saja ibu Yunizar melapor tanpa basa basi.
“Apa???” Tak ayal aku menjadi terperangah. “Ah, Ibu jangan bercanda… tetapi sebelumnya aku minta maaf, karena sejak tengah malam tadi hingga dini hari Yunizar berada bersamaku, Bu!”
Kini giliran Ibu Yunizar yang mulai bingung. Keringnya berkerut dan matanya menyipit. “Yunizar semalaman bersamamu?” Perempuan setengah baya ini menatap wajahku lurus lurus. “Mungkin kamu yang bercanda, karena Yunizar sejak malam tadi hingga sekarang terbaring saja di ternpat tidur, tak pernah pergi kemana-mana”.
“Tapi…”
“Tak perlu pakai tapi lagi” cepat Ibu Yunizar memotong.
“Agar kamu ketahui, meskipun dirinya masih dalam keadaan amnesia, ternyata ia mulai suka padamu dan dia sering bertanya-tanya kenapa karnu sudah lama tak muncul. Kemarin malam putri kami itu malah menunggu kehadiranmu sepanjang malam dan dalam tidurnya sering menyebut namamu sebagai kekasihnya yang baru.” Susulnya menjelaskan dengan nada terbata-bata.
Cukup lama aku tertegun. Dalam hati terus bertanya-tanya siapa gadis yang mirip Yunizar menemuiku malam tadi di kamar kos? Aku ingin bertanya lagi ketika Yunzar terbangun dari tidurnya. Namun sesaat kemudian ia seperti kesurupan. Mengucapkan kalimat-kalimat yang tidak jelas dan tidak ada ujung pangkalnya. Ibu Yunizar kelihatan panik, lalu segera menghubungi seseorang melalui telepon. Tidak lama kemudian seorang pria berpenampilan kyai muncul di kamar Yuniar. Setelah ditenangkan, maka terjadi dialog diantara sang kyai dengan Yunizar yang masih dalam kesurupan,
“Kamu siapa?” tanya pria mengenakan peci haji itu.
“Mau tahu dia… hii… hii… aku jin perempuan yang jatuh cinta pada cowok itu!” Yunizar menunjuk ke arahku.
Sang kyai memandang penuh curiga ke arahku ketika sosok yang mengaku jin perempuan tersebut melanjutkan ucapan dan pengakuannya melalui Yunizar yang masih dalam kondisi kesurupan. Bahwa malam tadi telah terjadi persetubuhan yang berlangsung diantara dirinya dan aku.
Begitu menyimak pengakuan itu, darahku tersirap. Kaget dan malu serta penasaran, merasa telah terjebak dalam hai-hal yang bersifat mistis. Tergoda dengan jin yang sangat mirip dengan cewekku dalam penyamarannya ketika berada di alam nyata. Namun dari perilaku jauh berbeda, agak sangar dan terkesan agresif. Malam tadi aku telah mengabaikan semua perbedaan-perbedaan yang sangat prinsipil tersebut. Mungkin itu terjadi karena aku sangat mendambakan kesembuhan Yunizar Gari amnesia, sehingga diriku menjadi linglung. Kalau tidak kualami sendiri, aku sebelumnya tidak percaya jin bisa bersentuhan fisik dengan manusia. Bahkan melakukan hubungan seks diantara makhluk berbeda alam itu.
Pria bersorban yang akhirnya kuketahui bermana Kyai Pamungkas, yang ternyata dikenal juga sebagai praktisi kebatinan tersebut kemudian mampu ‘mengusir’ jin yang merasuki raga Yunizar setelah mendapat perlawanan sengit dari makhluk alam lain itu. Anehnya, pada waktu bersamaan kekasihku yang kesurupan, tiba-tiba sembuh dari amnesia yang dialaminya secara utuh. Tanpa malu-malu Yunizar langsung merangkul dan memelukku. Sambil terisak-isak ia berkata setengah berbisik, “Apa yang telah terjadi pada diriku, bang?”
Ternyata kesurupan itu telah membawa hikmah yang menurutku sangat luar biasa. Meskipun di sisi lain, aku merasa telah terlanjur ‘berselingkuh’ dengan makhluk halus. Terlepas apa itu nyata atau tidak. Untung saja calon mertuaku tidak percaya, mereka menganggap diriku terlalu banyak berkhayal.
Sejak itu, hubungan cinta aku dan Yunizar semakin bergairah meskipun masih sebatas kode etik moral dan falsafah agama. Terkadang sosok jin betina sering datang menghantui, tampil dengan wajah yang mengerikan, tapi tidak mengganggu.
Belakangan baru aku ketahui, bahwa rumah kos itu ternyata ada penghuninya dan dunia lain. Setelah memutuskan untuk hengkang dan pindah dari sana, aku kemudian bebas dari ganguan atau teror mistis. ©️KyaiPamungkas.
KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.
Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)
NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)
NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)
WEBSITE: kyai-pamungkas.com
(Selain web di atas = PALSU!)
NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)
ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)