Kisah Kyai Pamungkas:
KERAJAAN MACAN PUTIH DI PUNCAK RAUNG

BANYAK ORANG INGIN MENJADI PENGIKUT KERAJAAN MACAM PUTIH, ASALKAN SEGALA KEINGINANNYA TERPENUHI, APAPUN AKAN DIKORBANKAN…

 

Pada tahun 1638 terjadi letusan dahsyat dari Gunung Raung. Letusan gunung ini menimbulkan ribuan korban jiwa. Berdasarkan prespektif gaib, bersamaan dengan itu berdiri sebuah kerajaan gaib bernama Kerajaan Macan Putih. Pusatnya terletak di puncak Gunung Raung. Kerajaan tersebut di pimpin oleh Pangeran Tawangulun. Konon dia adalah salah satu anak raja Kerajaan Majapahit yang hilang saat bertapa di gunung. Tak dijelaskan siapa raja Majapahit itu.

 

Banyak orang yang meyakini, keberadaan Kerajaan Macan Putih di puncak Gunung Raung bukanlah sebuah dongeng pengantar tidur. Bahkan kepercayaan ini sudah melegenda di kalangan masyarakat di daerah Bondowoso, tepatnya kecamatan Sumber Wringin.

 

Konon, menurut masyarakat setempat, seluruh isi dan penghuni Kerajaan Macan Putih lenyap masuk ke alam gaib atau dikenal denaan istilah mukso. Dan hanya pada saat tertentu, tepatnya malam setiap Jum’at Kliwon, kerajaan itu kembali ke alam nyata.

 

Pangeran Tawangulun dipercaya merupakan salah satu suami dari Nyi Roro Kidul, Setiap malam Jum’at itulah penguasa Laut Selatan mengunjungi suaminya. “Biasanya, akan terdengar suara derap kaki kuda di tempat-tempat yang Sakral. Kami percaya Suara tersebut berasal dari kereta kencana sang Ratu yang sedang mengunjungi sang Suami Pangeran Tawangulun,” kata juru kunci Mbah Sahati. Tambahnya, bila mendengar suara tersebut lebih baik berpura-pura tidak mendengar. Jika dipertegas, suara akan bertambah keras dan mungkin akan menampak wujudnya. Bila demikian, kemungkinan kita akan terbawa masuk ke alam gaib dan kemudian dijadikan abdi dalem Kerajaan Macan Putih.

 

Namun, ada beberapa orang yang datang memang sengaja untuk memohon supaya dijadikan abdi dalem atau hanya untuk meminta kesaktian ilmu kanuragan pada sang penguasa kerajaan, Biasanya, bila meminta hal tersebut, terdapat beberapa persyaratan yang wajib dipenuhi, tergantung dari permintaannya. Persayatan itu kemudian diikuti sebuah perjanjian yang berlaku seumur hidupnya. Inilah yang dimaksud Pesugihan Macan Putih. Biasanya, ritual pesugihan dilakukan pada bulan dan hari tertentu saja melalui perantara sang juru kunci.

 

Gunung Raung bukanlah sembarang gunung, setiap kawasannya kental bernuansa mistik dan dihuni oleh para siluman. “Ada beberapa tempat yang sakral untuk dipijaki karena sudah merupakan kawasan Kerajaan Macan Putih. Tempat-tempat tersebut dijaga petapa sakti yang tengah bersemedi untuk mencari kesaktian sekaligus kebahagiaan batin, lepas dari masalah duniawi,” cerita Mbah Sahati.

 

Selain hendak melakukan pesugihan, Gunung Raung yang terletak pada ketinggian sekitar 3332 Dpl, juga merupakan gunung favorit yang ingin ditaklukkan oleh para pendaki. Karena gunung ini memiliki panorama alam yang luar biasa, terutama percikan-percikan kilat yang menembus cakrawala, menjadi tontonan mengasyikan dari puncak gunung ini. Medannya pun sangat menantang, memiliki kenikmatan tersendiri bagi para mountaineer.

 

Sebagai juru kunci, Mbah Sahati terbilang akrab dengan para pendaki. Ia suka bercerita apa saja termasuk petunjuk atau wangsit dari penguasa Kerajaan Macan Putih. Menurutnya, wangsit itu datang bila akan terjadi musibah yang menimpa anak-anaknya (para pendakiRed). Katanya, seluruh isi kamarnya bergetar, semakin kuat getarannya semakin besar musibah yang terjadi. Seperti yang terjadi saat musibah kecelakaan yang menimpa Deden Hidayat pada tahun 1995. “Seluruh isi kamar bergetar saat itu, sayangnya saya tidak dapat berbuat apa-apa karena kesalahan dilakukan oleh Deden sendiri yang tidak mengikuti aturan yang ada,” ucapnya.

 

Keangkeran Gunung Raung sudah terlihat dari nama-nama pos pendakian yang ada, mulai dari Pondok Sumur, Pondok Demit, Pondok Mayit dan Pondok Angin. Semua itu mempunyai sejarah tersendiri hingga dinamakan demikian.

 

Pondok Sumur misalnya, katanya terdapat sebuah sumur yang biasa digunakan seorang petapa sakti asal Gresik. Sumur dan petapa itu dipercaya masih ada, hanya saja tak kasat mata. Ketika berkemah di sana, penulis sempat berupaya mencari sumber air, namun tidak ketemu. Akan tetapi ada dua orang pendaki yang bercerita telah menemukan air di sana, meskipun secara tidak sengaja.

 

Di Pondok Sumur ini, saat berkemah, juga terdengar suara derap kaki kuda yang seakan melintas di belakang tenda. Dan itu didengar oleh beberapa kawan kami. Saat itu cuaca sangat cerah, bintang-bintang berhamburan memenuhi permukaan langit, hanya bulan yang tidak nampak. Di antara kami sudah ada yang tergeletak, dan sebagian masih mengobrol. Tapi, anehnya, suara itu terdengar oleh kawan kami yang baru saja ingin beristirahat, sementara yang di luar tidak mendengar apa-apa, Karena belum mengetahui ceritanya, suara itu dianggap sebagai binatang liar yang kebetulan melintas. Selanjutnya Pondok Demit, di sinilah tempat aktivitas jual-beli para lelembut atau dikenal dengan Parset (Pasar Setan). Sehingga, pada hari-hari tertentu akan terdengar keramaian pasar yang sering diiringi dengan alunan musik. Kata Mbah Sahati, lokasi Parset terletak di sebelah Timur jalur, sebuah lembah dangkal yang hanya dipenuhi ilalang setinggi perut dan pohon peredu. Pondok Mayit adalah pos yang sejarahnya paling menyeramkan, karena dulu pernah ditemukan sesosok mayat yang menggantung di sebuah pohon. Mayat itu adalah seorang bangsawan Belanda yang dibunuh oleh para pejuang saat itu. Tak jauh dari Pondok Mayit, terdapat Pondok Angin yang juga merupakan pos terakhr atau base camp pendaki. Tempat ini menyajikan pemandangan alam yang memukau karena letaknya yang berada di puncak bukit, sehingga kita dapat menyaksikan pemandangan alam pegunungan yang berada di sekitarnya. Gemerlapnya lampu kota Bondowoso dan Situbondo serta sambaran kilat bila di kota itu mendung, menjadi fenomena alam yang luar biasa pada saat itu. Namun, angin bertiup sangat kencang dan seperti meraung-raung di pendengaran. Karenanya gunung ini dinamakan Raung, Suara anginnya yang meraung di telinga juga terkadang dapat menghempaskan kita di dasar jurang yang terjal. Sebelah barat yang merupakan perbukitan terjal itu adalah lokasi Kerajaan Macan Putih, singgasananya Pangeran Tawangulun. Di sini, juga sering terdengar derap Suara kaki kuda dari kereta kencana. Konon, pondok Angin ini merupakan pintu gerbang masuk kerajaan gaib itu.

 

Dari Pondok Angin ke puncak Raung, harus mengitari punggung bukit yang licin dan terjal serta rawan longsor. Di jalur ini juga terdapat sebuah inmemoriam Deden Hidayat yang mati karena terperosok jatuh ke dalam jurang oleh terpaan angin, saat hendak menuju puncak.

 

Setibanya di puncak, kita akan menyaksikan sebuah kawah yang berdiameter 2,5 Km, lereng kaideranya sangat terjal dengan kedalaman kawah 400 meter. Lereng kaldera terbentuk saat letusan pertama yang diketahui terjadi pada tahun 1586.

 

Sepanjang sejarah letusan, letusan terhebat terjadi pada tanggal 13-19 Februari tahun 1956. Material letusan yang terdiri dari abu dan awan panas dilontarkan sejauh 12 Km. ke udara, suara dentuman terdengar selama 4 jam hingga ke Surabaya dan Malang. Hujan abupun turut dirasakan oleh masyarakat Bali dan Surabaya, dan mengakibatkan ratusan korban jiwa melayang.

 

Konon, di perbukitan yang mengelilingi kaldera itulah Kerajaan Macan Putih berdiri. Sebuah kerajaan yang berdiri saat gunung ini meletus pada tahun 1638, berdasarkan data sejarah yang ada di Kecamatan Sumber Wringin.

 

Keberadaan kerajaan itu, sedikit banyak masih memiliki hubungan dekat dengan penduduk setempat. Misalnya, bila terjadi upacara pernikahan atau mantenan di kerajaan, maka hewan-hewan ternak di perkampungan banyak yang mati. “Hewan-hewan itu dijadikan upeti bagi penguasa kerajaan,” tutur Mbah Sarani, 50 tahun, tetua masyarakat.

 

Macan Putih, selain merupakan nama sebuah kerajaan, juga merupakan nama perguruan silat yang tenar di daerah tersebut. Bahkan, kebesaran nama itu membuat penduduk enggan membicarakannya. ©️KyaiPamungkas.

Paranormal Terbaik Indonesia

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.

Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)

NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)

NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)

WEBSITE: kyai-pamungkas.com
(Selain web di atas = PALSU!)

NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)

ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)