Kisah Kyai Pamungkas:
MODUS BARU PENCURIAN GAIB
Makhluk-makhluk sebangsa Tuyul disinyalir kini banyak berkeliaran di pusat-pusat perbelanjaan. Para pemiara makhluk itu punya modus baru..!
Di suatu siang di depan pintu utama sebuah mall tampak seorang wanita paruh baya kebingungan. Sesuatu telah terjadi dengannya. Isi dompetnya terkuras habis, kecuali beberapa buah koin recehan dan sisa uang kembalian yang tak sempat ia masukkan ke dalam dompetnya. Siapa yang telah mengambil helai-helai uang di dalam dompetnya? Apakah ada pencopet di dalam mall sebagus dan semegah itu? Bisa saja. Tapi kalau seandainya uangnya ada yang mencopet, pastilah dompetnya pun akan raib. Tapi, ini tidak! Jadi, apakah sebenarnya yang telah terjadi? Inilah yang membuat si ibu bingung setengah mati…
“Yang saya rasakan hanya ada gerakan sesaat di dalam tas tangan saya. Seperti ada yang menariknya. Perasaan saya waktu itu jadi tak enak. Makanya, sebelum menyetop taksi saya buka dulu tas dan saya lihat isinya. Semuanya kok masih aman. Tapi, saya mengatakan tetap ada yang tidak beres. Makanya saya lihat isi dompet. Eh, ternyata benar, Uang saya memang sudah raib!” cerita si ibu yang enggan disebut namanya. Kasus di atas bukanlah yang pertama. Linda Arisandi, 27 tahun, seorang staf administrasi sebuah perusahaan asing pernah mengalami kejadian yang sama.
“Peristiwanya saya alami di Solo. Waktu itu saya baru selesai belanja dan ingin ke parkiran mengambil mobil. Belum sampai ke tempat parkir, tiba-tiba kok seperti ada sesuatu yang bergerakgerak di dalam tas saya. Tadinya saya nggak ngeh. Tapi, waktu saya merasakan gerakan itu lagi, baru saya membuka tas dan memeriksa dompet. Aneh bin ajaib, beberapa lembar uang ratusan ribu yang memang selalu terselip di dompet saya sudah raib. Saya bingung, siapa sebenarnya yang telah mengambil uang itu,” cerita Linda dengan kening berkerut-kerut tanda masih bingung.
Tak jauh beda dengan dua kasus di atas, peristiwanya juga dialami oleh Sudaryanto, 32 tahun, karyawan bagian marketing sebuah perusahaan elektronika, Ceritanya, hari itu Yanto mengajak isteri dan seorang. anaknya jalan-jalan di Plaza Atrium Senen. Selesai makan dan belanja mereka bermaksud pulang. Karena itu mereka langsung menuju tempat parkir sepeda motor di lantai dasar. “Waktu saya menyetir motor saya curiga melihat sikap isteri saya. Ia kelihatan sangat gelisah. Ketika saya tanya ia mengatakan tiba-tiba ada sesuatu yang bergerak dan melompat di dalam tasnya. Isteri saya buru-buru membuka tasnya. Waduh, waktu melihat dompet isinya sudah ludes. Heran, siapa yang mencurinya!” cerita Sudaryanto sambil geleng-geleng kepala.
Mendengar cerita si ibu yang enggan disebut identitasnya, Linda, juga Yanto memang bisa membuat kepala kita menggeleng-geleng secara reflek. Bagaimana mungkin hal tersebut bisa terjadi? Inilah yang sulit dipecahkan, Apalagi, hingga kini masih banyak orang yang menganggap nonsens cerita-cerita pencurian yang dilakukan oleh makhluk-makhluk halus seperti: Tuyul, Memet, Kencit, juga Setan Gundul. Bagi mereka makhluk-makhluk tersebut hanya ada dalam dongeng. Pasalnya, mungkin makhluk-makhluk semacam itu hanya dikenal dari budaya marginal, sehingga agak sulit diterima masyarakat modern, terutama mereka yang berintelektualitas tinggi.
Setelah banyak orang dibuat resah dengan para Penculus (pencuri halus) di daerah-daerah perumahan penduduk, percaya atau tidak, disinyalir para pemiara Penculus kini telah menemukan satu metode yang boleh dikatakan masih baru. Caranya, mereka melepas makhluk peliharannya di pusat keramaian seperti mall dan pusat-pusat perbelanjaan lainnya. Tiga kasus di atas barangkali hanyalah sebuah contoh kecil yang detil kejadiannya sempat dirangkum penulis dari kesaksian langsung korbannya. Di belakang Linda, Sudaryanto atau si ibu misterius, sudah tentu masih ada seabrek kasus lain yang enggan dicuatkan ke permukaan.
Lagi-lagi, situasi perekonomian yang serba ngos-ngosan yang jadi alasan. Sudah menjadi rahasia umum, di tengah kondisi yang serba sulit dan kepepet ini banyak orang yang tak segan bertindak nekad untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dari kawasan Pantai Utara, penulis mengendus maraknya perburuan Memet yang dilakukan oleh orang-orang yang tak jelas dari mana asalnya. Tahukah, apa Memet itu? Memet adalah semacam Tuyul yang memiliki kemampuan super. Cerita tentang Penculus jenis ini memang sudah lama melegenda di kawasan Pantai Utara seperti di daerah Batang, Pekalongan dan Tegal. Wujud Memet, konon tak jauh beda dengan Tuyul. Artinya, mirip anak kecil berkepala plontos. Perbedaan spesifiknva. karena Memet punya tarinng, sedang Tuyul tidak.
Dibandingkan dengan Tuyul yang lebih dulu melegenda di kalangan masyarakat, Memet memang memiliki kemampuan yang jauh lebih hebat. Karenanya ia sering kali disebut sebagai Tuyul Super. Salah satu kehebatan Memet adalah kemampuannya dalam menterjemahkan instruksi tuannya. “Memet itu seperti peluru kendali yang tak pernah salah sasaran,” kata Kyai Pamungkas, supranaturalis yang banyak memperhatikan keberadaan makhluk-makhluk halus.
“Sama seperti Tuyul, gerakannya juga pasti sulit diduga. Hebatnya, Memet ini bisa melakukan aksinya di siang hari, bahkan di tengah keramaian sekalipun,” tandas Kyai Pamungkas.
Apakah peristiwa musykil yang dialami oleh si ibu misterius, Linda, juga Yanto ada hubungannya dengan kasak kusuk berkaitan dengan Memet ini? Sulit mencari benang merah. Yang pasti, menurut penilaian Kyai Pamungkas, dewasa ini memang tengah terjadi kerisauan terhadap merajalelanya aksi-aksi Penculus yang tak lagi melakukan aktifitasnya di kawasan hunian penduduk, melainkan sudah berpindah di tempat-tempat keramaian seperti mall dan pusat-pusat perbelanjaan lainnya. Mengapa ini bisa terjadi?
“Sekarang ini hampir semua orang enggan menyimpan uangnya di rumah. Mereka lebih suka menyimpan uang di bank. Kalau pun ada yang masih menyimpan di rumah, pasti orang itu tahu syaratnya agar tidak dijamah Tuyul,” dalih Kyai Pamungkas.
Analisa Kyai Pamungkas bisa jadi benar. Setidaknya Ini bisa dikaitkan dengan kesaksian Lusy, 27 tahun, seorang pemilik dealer ponsel di pusat perbelanjaan ITC Roksi Mas. Kepada penulis Lucy sempat memaparkan kegundahannya. Katanya, ia sering kehilangan uang dari laci etelase tokonya.
“Yang hilang memang nggak besar. Tapi sering banget. Lagian cara hilangnya juga aneh!” Begitu salah satu penggalan pengakuan Lucy kepada penulis. Salah satu keanehan yang dimaksud oleh Lucy adalah kemisteriusan proses hilangnya uang yang bagaikan menguap. Bayangkan, ia sudah menghitungnya dengan sangat teliti. Tapi waktu toko mau tutup dan ia menghitungnya kembali, pasti ada saja yang hilang.
“Padahal, kunci lacinya aku pegang sendiri. Jadi nggak mungkin kalau uang itu diambil orang!” tandas Lucy.
Seperti sebuah robot mainan dengan remot kontrol, para pemilik Tuyul, Memet, Setan Gundul, Kencit dan makhluk lain sejenisnya memang bisa mengoperasikan mereka dari jarak jauh. Yang menarik, menurut hasil terawangan gaib Kyai Pamungkas, saat ini ada sekitar seribu Penculus yang berkeliaran di Jakarta. Sekitar 90 persen dari mereka melakukan aktivitasnya di siang hari. Kalau saja analisa Kyai Pamungkas ini benar, berarti rata-rata mall dan pusat perbelanjaan disatroni oleh Penculus.
“Menurut hasil meditasi yang saya lakukan, sebagian besar para Penculus itu berkeliaran di kawasan Glodok dan pusat perdagangan di daerah kota pada umumnya. Alasannya, karena di kawasan Ini memang auranya yang paling hitam. Makanya saya mengimbau agar hati-hati, Kalau belanja sebaiknya jangan bawa uang cash!” kata Kyai Pamungkas.
Resep yang ditawarkan Kyai Pamungkas memang bisa mumpuni bagi mereka yang Ingin belanja. Lantas, bagaimana bagi si pemilik toko atau pedagang? Sudah tentu ada beberapa langkah yang bisa dilakukan. Kyai Pamungkas sendiri mengaku menyiapkan jimat-jimat khusus penangkal aksi Penculus.
Tapi, bila ingin membuat penangkal sendiri, bisa dilakukan dengan cara-cara lama yang sudah terkenal. Misalkan saja dengan menyediakan mainan anak-anak di tempat menyimpan uang, sehingga si Penculus akan lebih senang bermain-main dengan maianan itu sehingga ia lupa kepada tugasnya. Konon, bisa juga dengan menebarkan garam di sekeliling tempat menyimpan uang, sebab para Penculus umumnya merupakan makhluk berunsur besi yang takut pada garam karena tubuhnya akan mengalami pembusukan.
Apakah cara-cara tersebut akan efektif? Tentu saja masih perlu pembuktian lebih jauh. Apalagi menurut Kyai Pamungkas saat ini, jika diibaratkan sebuah produk, tuyul-tuyul dan sejenisnya sudah jauh mengalami perubanan, mereka bisa dikatakan sudah mengalami alih teknologi.
Contoh paling gampang, jaman dulu para Tuyul dan sejenisnya hanya bisa diberdayakan pada malam hari. Sebagian orang bertanya, kenapa proses pencurian dengan Penculus ini harus dilakukan pada malam hari? Jawabnya, karena pada waktu itu getaran paragnostik lebih peka dan seorang mudah berkonsentrasi dibanding waktu lainnya.
Biasanya si pemiara Penculus itu melakukan meditasi, tentunya setelah menyediakan daging mentah, kembang setaman dan seperangkat sesaji tambahan seperti telor ayam kampung, kinangan, pisang emas dua sisir dan kembang setaman. Dengan sesaji khusus ini, Penculus semisal Tuyul diajak berdialog. Si pemiara biasanya mulai menuturkan keinginannya, seperti meminta sejumlah uang dan perhiasan, sementara sang Tuyul asyik menikmati sajian yang telah dihidangkan. Setelah puas si Tuyul baru disuruh melakukan pencurian.
Kabarnya, cara semacam itu sudah terbilang kuno. Menurut Kyai Pamungkas, saat ini banyak pelaku jual beli Tuyul dan makhluk sejenis lainnya dengan persyaratan yang sangat instan. Artinya, tidak perlu melakukan ritual tetek-bengek yang rumit. Cukup dengan beberapa tetes darah pemiaranya maka si Tuyul dapat hidup dan siap melakukan tugasnya.
Aksi pun tidak selalu harus dijalankan di malam hari. Kok bisa? Salah satu sebabnya karena orang-orang metropolitan saat ini sudah begitu mendewakan uang sehingga hidup bagaikan hanya untuk makan. Apa hubungannya? “Kecintaan terhadap materi merendahkan getaran paragnostik, sehingga makhluk halus berkarakter jahat seperti Tuyul bisa lebih peka lagi. Jadi jangan heran kalau saya katakan saat ini banyak Tuyul dan sejenisnya yang keliaran di mall!” dalih Kyai Pamungkas.
Dalam operasinya, para Penculus tak dapat terlihat. Namun, ada juga beberapa manusia yang sanggup melihatnya. Makhluk-makhluk halus sebangsa Tuyul biasanya terlihat berjalan sangat cepat bahkan berkelebat seperti angin. Saat menjalankan tugas mereka bahkan bisa merubah dirinya menjadi partikel-partikel kecil berbentuk proton dan netron, Karena itu mereka dapat memasuki tempat-tempat penyimpanan uang lalu sanggup membawanya ke tempat bos yang memiaranya. Sesampai di sana, Penculus yang telah membawa hasil curiannya itu secara ajaib membentuk kembali menjadi wujud semula, tentunya beserta hasil curian yang ia bawa.
Melihat cara kerja para Penculus, kita pasti menduga siapapun tak akan luput dari campur tangannya. Namun ada pendapat bahwa Tuyul tak berkutik di tempat yang memiliki frekuensi tinggi. Dan yang paling menakjubkan, Tuyul bisa masuk ke dalam tempat yang sangat sulit dan terkunci walaupun dilindungi pintu yang berlapis-lapis. Karena itu konon, banyak bank-bank pemerintah maupun swasta yang memasang piranti magi tertentu untuk menghindari aksi para Penculus.
Lantas, bagaimana dengan mesin ATM yang selalu penuh uang? Menurut Kyai Pamungkas, untuk sementara alat berteknologi canggih ini bisa lolos dengan alasan mengandung energi elektromagnetik dan frekwensi yang tinggi. “Bukankah mesin ATM menggunakan teknologi komputerisasi yang sudah tentu berfrekwensi tinggi?” cetus paranormal yang tinggal di daerah Condet, Jakarta Timur, itu.
Untuk meperdaya anak cucu Adam, setan dan tentaranya selalu menawarkan kemudahan-kemudahan. Apa yang dibeberkan dalam tulisan ini bukan merupakan hal yang sama sekali musykil jika dikaitkan dengan kebenaran fakta tersebut. Untuk itu, selalulah berhati-hati! ©️KyaiPamungkas.
KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.
Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)
NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)
NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)
WEBSITE: kyai-pamungkas.com
(Selain web di atas = PALSU!)
NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)
ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)