Kisah Kyai Pamungkas:
WANITA PENJAGA GUDANG PUSAKA
Jadi abdi dalem Keraton Kasultanan Yogyakarta itu bukan sekadar untuk mendapatkan penghasilan berupa gaji yang tinggi. Tapi lebih karena dilandasi dengan semangat pengabdian. Sehingga walau gaji yang diterima tiap bulan boleh dikatakan kecil, namun Mbah Slamet demikian seorang abdi dalem berpangkat bekel tetap menjalankan tugas sebagai abdi dalem dengan senang hati. Karena baginya bukan sekadar gaji yang ia cari, namun berkah dalem karena bisa mengabdi pada raja. yang sangat dihormati para kawulanya. Dan itu menurut Pak Slanet sudah merupakan karunia tersendiri.
“Kebetulan istri saya yang sehari-harinya berjualan gudeg di wilayan Bantul bagian selatan cukup laris. Sehingga untuk keperluan makan sehari-hari boleh dikatakan tercukupi. Apalagi anak-anak saya semuanya sudah menikah jadi untuk masalah materi sudah bukan prioritas yutama lagi,” cerita kakek yang berusia 70 tahun.
la bekerja sebagai abdi dalem setelah pensiun dari pekerjaan di Kantor Pemda. Pekerjaan sebagai abdi dalem sebagai sarana mengisi kegiatan setelah pensiun. Kebetulan ada sejawatnya yang mengajak menjadi abdi dalem. Dia tertarik dengan pekerjaan yang berkaitan dengan budaya itu. Sehingga setelah magang selama beberapa tahun, akhirnya Slamet bersama teman sejawatnya mendapar kekancingan semacam surat keputusan dari Keraton Yogyakarta sebagai abdi dalem.
Dan jangan kaget gaji yang dia terima perbulannya hanya Rp 7500 rupiah. Hanya setelah disyahkan Undang Undang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta. Sebagai abdi dalem Slamet dan kawankawannya mendapat tambahan insentif yang agak lumayan. Walau begitu dengan gaji yang diterima dari Keraton Yogyakarta saja, Slamet sudah merasa senang. Karena yang ia cari bisa merasakan berdekatan dengan raja. Ada rasa tenteram mengabdi pada raja.
“Rasanya berada di Keraton itu terasa tenteram. Apalagi kalau dalam satu kegiatan bisa berdekatan degan Sri Sultan hatinya setasa berbunga-bunga,” ceritanya. Karena itu bukan soal imbalan yang ia cari dari menjadi abdi dalem keraton. Tapi keberkahan yang ia cari dengan menjadi abdi Keraton Kasultanan Yogyakarta.
Sebagai abdi dalem, Slamet tidak ‘berkantor’ tiap hari. Seperti hainya kalau menjadi karyawan di sebuah instansi atau perusahaan swasta. Kewajiban hanya seminggu dua kali, Pak Slamet itu piket di Keraton Yogyakarta. Di luar itu ia hanya mempunyai kewajiban mengikuti berbagai upacara adat yang diadakan Keraton Yogyakarta.
Seperti saat upacara Sekaten dan Grebeg Mulud yang dilakukan tiap bulan Rabiulawal yang bertepatan dengan hari lahir Nabi Muhammad SAW, upacara Grebeg Besar yang diadakan tiap hari raya idul Adha dan Grebeg Syawal yang biasanya dilakukan untuk memperingati hari raya Idul Fitri. Dan biasanya setelah itu diadakan upacara ngabekten pada Sultan yang bertahta.
Piket atau caos itu harus siaga sehari semalam di Keraton. Keliling kawasan keraton. Meronda kalau ada pencuri yang nekat beroperasi di kawasan yang begitu dihormati oleh masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya. Selain meronda agar tidak ada pencuri, juga berjaga-jaga agar tidak terjadi kasus kebakaran seperti yang terjadi pada Keraton Kasunanan Surakarta beberapa puluh tahun yang lalu.
Pekerjaan lain para abdi dalem adalah memberi sesaji pada pusaka-pusaka Keraton Yogyakarta yang disimpan di Gedhong Pusaka. Untuk masalah memberi sesaji jangan sampai ada yang terluka. Karena setiap pusaka mempunyai ciri khas tertentu dalam soal sesaji yang diberikan. Mana sesaji khusus untuk tombak Kanjeng Kyai Pleret. Pusaka yang berusia ratusan tahun. Pusaka yang dulu dipakai oleh pendiri kerajaan Mataram Sutawijaya yang kemudan bergelar menjadi Panembahan Senopati saat mendirikan Keraton Mataram di Kotagede.
Tombak Kanjeng Kyai Baru tombak pusaka yang dulu milik Kyai Sawunggaling dari Bagelen yang diberikan pada Pangeran Mangkubumi sebagai sipat kandel atau senjata untuk melawan Kumpeni Belanda. Pangeran Mangkumi ini pada tahun 1757 bertahta di Kasultanan Yogyakarta bergelar Sultan Hamengku Buwono I. Tombak kanjeng Kyai Gada Tapan yang bersama tombak Kyai Gada Wahana menjadi pendamping tombak Kanjeng Kyai Pleret. Tombak Kanjeng Kyai Klerek, tombak seorang prajurit Prawirotama yang berhasil membunuh pimpinan serdadu Belanda, Mayor Clereg.
Untuk keris ada yang bernama Kanjeng Kyai Gajah Manglar, keris yang pendoknya bertahtakan intan berlian adalah keris kesayangan Sultan Hamengku Buwono |. Keris pusaka Kanjeng Kyai Kanjeng Kyai Mulyakusuma, keris ini didapat sebagai hadiah untuk Sri Sultan Hamengku Buwono li ketika ditawan di Pulau Penang. Dan masih banyak pusaka milik keraton lainnya. Merawat senjata pusaka milik Keraton Yogyakarta itu harus hati-hati. Karena kalau yang menempati tidak berkenan. Bisa mencelakakan para abdi yang merawat.
“Pernah ada kawan sesama abdi dalem yang lupa menyembah. Kemudian mengangkat salah satu keris untuk diberikan sesaji. Namun tiba-tiba seperti terkena aliran listrik, abdi dalem itu seperti lengket dengan keris itu. Sepertinya keris yang dipegang itu sangat berat. Dan seperti ada kekuatan gaib, abdi dalem terlempar hingga pingsan,” cerita Pak Slamet.
Abdi dalem itu baru siuman, setelah diberikan mantra khusus. Pada sejawatnya abdi dalem itu bercerita. Saat seperti tersengat aliran listrik itu abdi dalem itu seperti ditemui seorang perempuan cantik yang berpakaian hijau-hijau. Perempuan itu terlihat marah, matanya melotot menakutkan. Perempuan itu mengatakan pada abdi dalem agar jangan kurang ajar, harus tahu tata krama.
Memang setelah abdi dalem dalam membersihkan pusaka itu dengan menyembah terlebih dulu. Kejadian seperti tersengat listrik, kemudian melihat penampakan wanita cantik tidak lagi terjadi.
Memang banyak kejadian aneh yang berkaitan dengan gedung yang menyimpan pusaka. Slamet sendiri saat meronda menjelang, pernah bertemu dengan perempuan cantik berpakaian hijau-hijau. Saat itu ia sedang meronda sendirian, ketika itu ia melihat ada perempuan cantik yang tampak akan masuk gedung tempat menyimpan senjata pusaka milik keraton. Karena curiga, Slamet mendekat dan menyapa. Karena waktu sudah menjelang dan sudah bukan waktunya bagi wisatawan untuk berkunjung masuk ke keraton.
Ketika disapa perempuan itu hanya diam saja. Slamet mencoba memperkeras sapaan. Wanita cantik berpakaian hijau-hijau itu menoleh. Dan tersenyum dan hanya berpesan pada Slamet untuk berjaga yang baik. Jangan sembrono. Kemudian seketika wanita cantik itu kemudian berjalan cepat dan menerobos tembok Gedhong Pusaka yang tebal. Walau Siamet bukan tipe penakut, namun melihat pemandangan itu langsung pingsan. Kemudian ia pun ditolong oleh teman-teman sesama abdi dalem.
Dari para sesepuh Keraton Yogyakarta dikatakan kalau perempuan cantik yang dilihatnya bisa jadi jin penunggu gedung pusaka keraton. Namun ada pula yang mengatakan itu salah satu dayang utusan Ratu Kidul yang datang untuk membawa. pesan dari penguasa Pantai Selatan pada Keraton Yogyakarta. Untuk diketahui hubungan antara keraton-keraton pewaris Mataram dengan penguasa Laut Selatan terbilang akrab. Walau para raja pewaris kerajaan Mataram itu tidak lagi dianggap kekasih Ratu Kidul. Namun sebagai anak cucu penguasa Pantai Selatan. Walau begitu Ratu Pantai Selatan masih sering mengunjungi keraton Yogyakarta dan Surakarta.
Bahkan pada saat-saat acara tertentu misalanya upacara jumenengan raja pewaris Mataram baik itu di Kasultanan Yogyakarta maupun Kasunanan Surakarta, Ratu Kidulm penguasa Pantai Selatan berkenan hadir. Itu biasanya ditandai dengan adanya angin kencang yang tiba-tiba hadir saat upacara jumengan, atau penobatan raja. Para tamu undangan sering heran, tidak ada hujan tiba-tiba angin bertiup kencang. Yang biasanya membuat porak poranda di berbagai tempat. Mereka yang punya kemampuan supranatural akan menandai kehadiran ratu lelembut yang menguasai Samudera Indonesia.
Juga saat jumenengan, biasanya raja yang baru dinobatkan akan kirab keliling benteng keraton. Biasanya kereta kencana yang membawa raja kirab tidak didampingi permaisuri. Karena di samping tempat duduk raja akan hadir Ratu Kidul. Kehadiran akan dimaknai Ratu Kidu! hadir untuk merestui penobatan sang raja. Juga saat pergelaran tari bedhaya yang sakral, Ratu Pantai Selatan juga akan hadir bahkan ikut menari. Karena itu penari bedaya di keraton biasanya juga disuruh untuk berpuasa dahulu sebelum menari agar siap lahir dan batin. Begitulah, wallahualam bissawab. ©️KyaiPamungkas.
KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.
Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)
NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)
NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)
WEBSITE: kyai-pamungkas.com
(Selain web di atas = PALSU!)
NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)
ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)