Kisah Mistis: ANAKKU BURUNG GAGAK HITAM

Sudah sebulan ini aku dilapori anak buah bahwa ada rongsokan kapal yang mau dijual pemiliknya di Pulau Lemou. Pulau kecil yang masuk wilayah Australia di tengah Samudera Hindia. Hendro Pumomo, 46 tahun, pegawaiku, sudah survey ke sana bahkan menemui pemilik bangkai kapal itu di Perth, Australia. Mereka jual murah kapal cargo berberat 36 ribu ton itu. Hendro Purnomo didampingi anak buahku yang faham dunia gaib, yaitu Junaidi Hasan yang mempunyai ilmu bangsa jin…

 

Pada tanggal 2 Oktober 2013 kapal itu kami beli. Kami akan potong di sana dengan melibatkan 200 tukang potong dalam air Setelah transaksi resmi di Perth, kapal itu milik kami dan siap dipotong Tanggal 16 oktober 2013, setelah Hari Raya idul Adha, saya berangkat ke Pulau Lemou. Dari bandara Soekarno-Hatta, aku terbang ke Pulau Natal, Chrsimast tsland dengan pesawat Garuda Indonesia Airiine.

 

Setelah check in di Lahore Hotel dan menginap semalam, hari Kamis Wage, 17 Oktober aku carter speedboat menyeberang bersama tiga stafku ke Pulau Lemou. Malam Jum’at Kliwon, 18 Oktober aku sudah ke rongsokan kapal Brisbane Marine yang separuh badannya tenggelam ke Samudera Hindia itu. Kapal itu masih bisa dimasuki dan bisa berjalan di dalam kapal walau keadaan miring.

 

Aku melangkah di dak atas. Melihat bagian mana yang dipotong duluan dan bagian mana yang bisa diangkat dibawa ke Indonesia. Langsung bisa dikirim ke Krakatau Steel untuk diskriping, didaur ulang oleh perusahaan baja terbesar di Asia Tenggara itu.

 

Sebagai pedagang besi tua, aku sangat berpengalaman. Almarhum suamiku mendidik aku bagaimana berdagang besi tua dan bisa kaya dari besi tua. Kapal tenggelam, adalah lahan bisnisku. Aku sangat berpengalaman selama dua puluh tahun. Maka itu, ketika ditinggal mati suamiku, Kang Rommy Mahendra, aku masih tetap eksis dan meneruskan usaha musykil itu.

 

Kapal Brisbane Marine ternyata bukan kapal biasa. Senja itu, kami dikejutkan oleh suara misterius, teriakan ratusan orang dari kepala kapal. Mereka berbahasa Inggeris dan seperti sedang berkelahi.

 

“Suara apa dan siapa itu?” tanyaku kepada anak buahku, Junaidi Hasan.

 

“Enggak tahu Bu, kayaknya suara banyak orang yang sedang berantem,” ujarnya.

 

“Coba kamu jalan ke depan, lihat itu,” perintahku.

 

Junaidi Hasan langsung merangsek ke depan kapal. Dia memang pemberani dan urat takutnya sudah putus. Untuk masuk ke dalam kapal itu, kami masuk dari pintu tengah. Aku diam menunggu di dalam gelap. Dekat pintu utama bagian tengah, sedangkan Junaidi, Herman dan Johnny Panguang, masuk dari pintu belakang. Sebagian terendam air.

 

Kapal Brisbane Marine menabrak karang, bocor lalu tenggelam. Karena bocor terlalu banyak, dan sulit mengangkat kapal secara utuh, pemilik kapal membiarkan Brisbane Marine tersangkut di bongkahan karang laut Pulau Lemou.

 

Richard Hardson, 85 tahun, pemilik kapal itu, menjual kargo itu kepadaku. Dia juta murat karena sebagain uang pembelian kapal itu diganti asuransi. Namun pihak asuransi tidak hendak memilik kapal yang tak berguna lagi itu maka mereka menyerahkan sepenuhnya kepada Richard Hardson.

 

Walau sebagian tubuh kapai tenggelam, namun semua awak kapal selamat. Tulak ada yang meninggal da am tragedi itu. Kapten kapai, Wiliam Hamspear, memenntahkan anak buahnya turun dan berian ke Pulau Lemou. Kapten Wilham takut kapal itu metedak. Dan berakibat kematian 356 anak buahnya.

 

Tentang suara ramai seperti orang berkelahi itu, ternyata hanya suara. Junaidi Hasan sudah melihat ke sumber suara dan tidak menemukan seorang manusiapun di situ.

 

“Lha suara siapa yang ramai itu?” tanyaku.

 

“Maaf Bu, suara gaib. Ada ratusan bangsa jin yang tak terlihat yang menghuni kapal ini. Nampaknya kita harus memberikan sesaji dult sebelum memotong kapal ini,” kata Junaidi Hasan.

 

“Kapal ini sudah dua puluh tahun tenggelam dan berkarat di sini Bu. Jin-jin di Pulau Lemou ini suka tempat ini dan dijadikan rumah mereka,” desis Junaidi.

 

“Ah, apa iya sih? Kamu klenik banget deh,” kataku, menyelidik.

 

“Kalau ibu tidak percaya adanya ratusan jin di kapal ini, magrib nanti, ibu akan melihat mereka dalam bentuk apapun, saya, insya Allah bisa berdialog dengan mereka,” usul Junaidi Hasan.

 

“Waduh, tapi boleh juga itu Jun,” tantangku.

 

Usai sembahyang magrib di pantai Jengkies Pulau Lemou, kami makan di sea food pantai itu. Rumah makan Chine Buffet. Habis makan kami naik lagi dengan boat sewaan menuju kapal Brisbane Marine. Jam menunjukkan pukul 19.45 ketika aku di dak kapal. Kami menyalakan lima lampu batere besar. Lima lampu itu diarahkan beberapa sudut ruang kapal.

 

“Duh malam ini Malam Jum’at Kliwon, malam yang wingit, serem bagi sebagian orang Jawa,” kataku kepada Junaidi Hasan, karena aku juga orang Jawa Tengah. Sementara Junaidi Hasan berasal dari Pagaralam, Lahat, Sumatera Selatan.

 

Dia pemuda Lahat yang paling berani dan sudah lama ikut kami. Dulu suamiku sangat bertergantungan kepada dia dalam mengangkat kapal tenggelam. Kini, aku meneruskan kepercayaan suamiku itu kepadanya. Junaidi Hasan menjadi tulang punggung perusahaan dan untuk itulah, mak gajinya paling besar di perusahaan PT. Blue Diamond yang aku pimpin.

 

Pukul 21.50, terdengar suara kaki melangkah. Cepat sesekali melambat ke arah kami, Sesuatu kelebat hitam bertubuh tinggi besar berdiri di depan kami. Seorang pria berbaju tentara dengan senjata M 16 di tangannya. Kepalanya bertopi pet hijau dan berkumis tebal.

 

“Dia jin yang memimpin jin lain di kapal ini,” bisik Junaidi Hasan ke telingaku.

 

Jin penghuni kapal itu ternyata banyak betul. Jin laut yang menjadikan kapal sebagai kergjaan mereka. Mereka akan marah kepada kita dan sangat berbahaya bila kita memaksa ambil kapai ini tanpa ritual memindahkan mereka ke tempat lain bisa kita dibunuh oleh mereka. Kata Junaidi Hasan kepadaku.

 

Malam itu aku diperkenalkan kepada jin-jin kapal itu. Mereka bisa diajak dialog dalam bahasa jin dan Junaidi Hasan menerjemahkan bahasa jin itu untukku. Maka itu, keesokan harinya aku membuat sesajan dan ritual memindahkan mereka ke tempat lain. Dipindahkan Junaidi ke Indonesia. Mereka diletakkan di sebuah rumah tua di Banten Selatan.

 

Pemotongan kapal yang berjalan berliku ini akhirnya dapat juga dilakukan. Saya beruntung mendapatkan pegawai setia yang menguasai ilmu jin seperti Junasdi Hasan. Junaidi bukan saja bisa bernegosiasi dengan manusia, tapi juga bisa bernegosiasi dengan bangsa jin.

 

Setelah sebulan melakukan pemotongan rongsokan kapal itu di lokasi tenggelamnya, maka perusahaan berhasii mendapatkan keuntungan dari penjualan kapal itu. Potongan kapal itu sudah diangkut oleh kapal perusahaan kami ke Krakatau Steel di Banteng dan terjual dengan margin keuntungan yang lumayan bagus.

 

Ratusan jin yang dipindahkan ke rumah tua milikku di Bayah, Malimping, Banten Selatan, belakangan timbul masalah. Masalah itu Sungguh ajaib dan memberatkanku. Raja Jin yang memimpin ratusan jin bemama Kapten Sugil itu, meminta Junaidi Hasan menikahkanku. Jin itu jatuh cinta kepadaku dan mau mengikutiku ke mana pergi. Sedangkan pemimpin ratusan anak buahnya di rumah tuaku itu, diserahkan kepada asistennya, Kaptain Reemer.

 

“Bagaimana saya yang manusia asli begini dapat menikah dengan bangsa jin, Junaidi?” tanyaku.

 

“Dia sewaktu-waktu akan maujud sebagia manusia biasa dan orang semua akan melihat Kapten Sugil sebagai manusia. Hanya pada waktu-waktu tertentu, jika dibutuhkan, dia akan berwujud manusia. Bila ibu mau pergi ke pesta pernikahan, misalnya, ibu butuh teman pria, dia akan maujud menjadi pria tampan dan necis dan bergaya tampan,” desis Junaidi Hasan.

 

“Dia tidak berbahaya, hanya menjadi suami gaib, teman gaib yang tidak berhawa nafsu dan sangat tidak berbahaya untuk ibu,” terang Junaidi Hasan.

 

Karena tidak berbahaya dan hanya menjadi teman gaib, maka aku akhirnya menerima permintaan itu. Maka itu, Junaidi Hasan mengatur acara pernikahan gaib itu di Laut Selatan. Di rumah tua desa Habros, di tanah saya seluas 4 hektar dengan rumah tua kosong yang berukuran bangunan 3000 meter. Pernikahan itu diatur Junaidi secara gaib dan musykil bukan sebagaimana pernikahan manusia.

 

Aku menggunakan baju pengantin, baju kemben gaya Nyai Ratu Kidul dan jin yang bakal menjadi suamiku itu, tiba-tiba maujud dengan dandanan sebagai pangeran. Aku menjadi ratu hari itu, Kapten Sugil, jin Australia itu menjadi pangeran. Pangeran yang gagah, tampan dan baik hati.

 

Resepsi pernikahan itu tidak dihadiri manusia, kecuali aku dan Junaidi Hasan. Yang lainnya adalah bangsa jin, seratus jin yang menjadi warga rumah tua yang selama ini dikomandani oleh Kapten Sugil.

 

“Ibu tidak boleh menikah lagi dengan bangsa jin yang lain. Tapi bila ibu mau menikah dengan manusia, Kapten Sugil memperbolehkan, menikah secara agama yang baik, bukan berselingkuh,” ungkap Junaidi Hasan.

 

Kini aku berdampingan dengan jin Kapten Sugii sudah berlangsung enam tahun. Tiap kali aku mau menjadikannya manusia, dia maujud, aku harus mengetuk dinding kamarku memanggil nama Kapten Sugil sebanyak tujuh kali. Setelah ketukan ke tujuh, tiba-tiba muncul di dalam kamarku dengan pakaian bagus dan berbentuk sebagaimana manusia biasa. Dia bisa diajak pergi undangan atau pergi tugas dalam urusan bisnis.

 

Karena jin tidak bernafsu dan aku pun tidak punya keinginan untuk melakukan hubungan badan dengan Kapten Sugil, maka sejauh ini kami belum pernah sama sekali berhubungan badan. Jin itu tidak punya nafsu kepada manusia dan manusia pun, seperti aku ini, tidak punya nafsu kepada jin itu.

 

Malam Jum’at Kliwon, 16 Januari 2015 baru-baru ini, Kapten Sugil tiba-tiba memelukku dari belakang. Dia meminta berpisah denganku karena dia dipanggil oleh ibunya untuk kembali ke Pulau Lemau, Chrismast Island, Australia. Dia akan . ditempatkan di dalam Samudera Hindia, sebuah kerajaan baru yang dibentuk oleh ibunya. Sang Ibu, ternyata Nyai Ratu Samudera dengan gelar Emas Laut, bernama asli Dewi Permata Sari.

 

Dewi Permata Sari meminta anak kandungnya, kapten Sugil untuk bermukim di dasar Samudera Hindia di Kerajaan Laut yang disebut Istana Karang Hitam. Junaidi Hasan yang aku panggil, menyebut bahwa Kapten Sugil harus pergi dan Kami harus berpisah untuk selama-lamanya.

 

“Dia tidak bisa selamanya memiliki ibu dan ibu tidak akan selamanya dapat memiliki Kapten Sugil itu,” ujar Juanaidi Hasan, menerangkan.

 

Pada saat aku mengantarkan Kapten Sugil pergi, aku tak tahan menahan tangisku. Dan Kapten Sugil pun, menangis memelukku. Hari itu adalah hari terakhirku melihat Kapten Sugil dan aku tak bisa lagi selamanya bertemu dia. Dan diapun tidak bisa lagi menemui diriku. Aku tidak ada lagi pembantu bangsa gaib dan tidak ada lagi pendamping gaib, untuk selamalamanya.

 

Usaha besi tuaku masih terus bergeliat. Junaidi Hasan aku angkat sebagai asistenku yang kupasrahkan sebagain perusahaan besi tua, dikelola olehnya. Junaidi Hasan sangat jujur dan fair. Selain punya kemampuan gaib yang mumpuni, Junaidi Hasan juga sebagai pekerja yang baik, berintegritas dan loyal.

 

Kini aku hidup sendiri lagi, tanpa suami manusia dan tak lagi bersuamni jin. Namun, suatu malam, seekor burung gagak masuk ke dalam rumahku. Entah dari mana dia masuknya, tapi tau-tau sudah bertengger di atas meja ruang tamuku. Aku tidak mengerti apa maksud kedatangan burung berwarna hitam legam itu, tidak juga tau siapa dia. Maka itu aku menelpon Junaidi Hasan. Dan dalam waktu seperempat jam Junaidi Hasan sudah datang dengan mobil sport BMW nya. Junaidi Hasan langsung mendekati burung gagak itu dan bertanya dengan bahasanya. Darimana gagak itu dan siapa dia.

 

Arkian, burung gagak itu ternyata anakku. Anak diluar kehamilan dan anak gaibku dari pernikahan antara aku dan Kapten Sugil.

 

“Ibu disuruh Kapten Sugil untuk merawat gagak ini. Dia adalah jin bocah yang menjadi anak pernikahan kalian dulu, walau tanpa hubungan badan.

 

“Gagak ini gagak perempuan, berarti anak ibu ini adalah anak perempuan dari bangsa gaib. Namanya adalah Ratu Hitam. Ratu Hitam akan mendampingi ibu dan hidup bersama ibu,” tukas Juanidi Hasan.

 

Sejak itu gagak hitam itu selalu di rumahku dan terkadang mengikuti ke mana aku pergi. Sewaktu-waktu dia maujud sebagai anak gadis berkulit hitam mirip anak Negro, atau anak Nigeri dari benua Afrika. Walau kulitnya hitam berambut keriting, tapi wajahnya sangat manis dan suaranya sangat lembut. Ratu Hitam akan muncul bila aku menginginkan dia maujud. Tinggal memanggil namanya tujuh kali dan dia akan menampakkan dirinya.

 

Ratu Hitam banyak membantuku. Kini dia mendampingi ke mana aku pergi. Baik urusan bisnis maupun urusan di luar bisnis. Ratu Hitam akan terlihat seperti burung gagak terbang di atas kepalaku dan jika aku menginginkan, dia bisa menjadi gadis kulit hitam dan duduk di sebelahku saat aku menyetir.

 

Pada suatu malam, saat aku mengajak Ratu Hitam ke pesta pernikahan anak temanku di Jalan Sutera Utama, Alam Sutera, Kota Tangerang Selatan, Ratu Hitam. menunjukkan kelebihannya. Dia mengusulkan kepadaku untuk menyanyi di band acara pernikahan taman di Lake Club House itu.

 

Di panggung musik di atas kolam renang, bagian pesta taman, Ratu Hitam menyanyikan lagu The Greatest Love of All, Saving All My Love dan Theme song Boduguard. Suaranya seratus persen persis suara Whitney Houton, laval Negro dan resonansi serta diksi dan vibrasi yang seribu persen almarhum Whitney Houston. Semua pemain band terkagum dan penonton undangan pesta, terperangah menyaksikan penampilan Ratu Hitam menyanyi.

 

Suara dan gaya menyanyi, tidak ada beda sedikitpun dibanding Whitney Houston. Bahkan seorang produser TV Swasta meminta dia untuk tampil di acara televisinya. Seorang produser meminta Ratu Hitam untuk rekaman di labelnya. Masimah Emas Production milik produser dan arranger music dari Glodok bernama Anto Erawan.

 

Beberapa hari kemudian Ratu Hitam tanda tangan rekaman dan Anto Erawan tidak tahu jika anakku itu bangsa jin. Sementara dia merasa sangat tertolong dengan bersedianya anak gaibku itu masuk dapur rekaman perusahaannya.

 

“Saya akan pasarkan di luar negeri. Amerika butuh penyanyi pengganti Whitney Houston seperti Ratu Hitam ini,” ungkap Anto Erawan, kepadaku.

 

Aku menerima uang besar dari kontrak rekaman Anto Erawan dengan Ratu Hitam. Bahkan dari televisi swasta, aku juga banyak mendapatkan uang dari penampilan Ratu Hitam yang dahsyat sebagai penyanyi. Alhamdulillah, kini Ratu Hitam tampil sebagai manusia biasa dan menjadi penyanyi.

 

Namun, sewaktu-waktu dia merubah wujudnya kembali menjadi burung gagak. Dan aku bersyukur, semua mitra usaha nyanyi Ratu Hitam, sampai detik ini, tidak mengetahui bahwa anakku itu seekor burung gagak. Anakku itu anak jin, anak gaib dari pernikahanku dengan Kapten Sugil, jin Samudera Hindia uang menjadi Raja di Samudera Hindia bagian Australia. Terima kasih Gusti Allah, Yang Maha Agung dan Maha Kuasa. (Kisah Nyonya Kapten Sugil kepada penulis). Wallahu a’lam bissawab. ©️KyaiPamungkas.

Paranormal Terbaik Indonesia

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.

Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)

NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)

NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)

WEBSITE: kyai-pamungkas.com
(Selain web di atas = PALSU!)

NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)

ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)