Panggonan Wingit: LEUWEUNG AGEUNG, HUTAN KARUHUN ORANG KUTA
Leuweung Ageung berarti “hutan luas atau besar”. Tapi, bukan berarti sebutan ini cocok dengan keluasan areal hutan tersebut yang memang tak seluas hutan-hutan di daratan Kalimantan atau Sumatera.
Hutan ini hanya memiliki luas sekitar 40 hektar saja. Tapi, pengistilahan tersebut lebih bertendensi kepada perlakuan masyarakat Kuta terhadap hutan Leuweung Ageung yang hingga kini sangat mereka keramatkan.
Sisi Utara dan Selatan Leuweung Ageung berbatasan dengan hutan jati milik Perhutani, sawah serta ladang dan perkebunan holtikultura milik penduduk. Di sisi Timurnya membentang sungai Cijulang yang merupakan batas wilayah Jawa Barat dan Jawa Tengah. Sementara sisi Barat hutan ini berbatasan dengan Kampung Kuta yang notabene adalah pemilik dan penjaga hutan karuhun tersebut. Dikatakan karuhun karena memang hutan tersebut dipercaya sebagai warisan dari para leluhur warga Kuta yang sejak zaman dahulu kala tidak pernah terjamah oleh masyarakat lain. Hutan tersebut memang sarat dengan aturan dan pantangan-pantangan yang mengandung aroma mistik sangat kental.
Sebagai masyarakat yang paling dekat dengan hutan Leuweung Ageung, baik secara historis maupun secara geografis, penduduk Kampung Kuta adalah orang yang paling mengerti seluk beluk hutan yang dikeramatkan sejak nenek moyang mereka ini. Bagi masyarakat Kampung Kuta, Leuweung Ageung adalah sumber kekuatan supranatural yang menjaga keselamatan seisi kampung. Di hutan ini masyarakat Kampung Kuta biasa bermohon untuk keselamatan, kerejekian dan segala macam permohonan lain. Menurut mereka, para karuhun akan melapangkan jalan apapun yang ditempuh anak cucu Kampung Kuta.
Di Kampung Kuta, tradisi dan kepercayaan yang pernah dianut nenek moyang yang hidup ratusan tahun silam masih tetap dijaga dan dilestarikan hingga kini. Saking memegang teguh tradisi dan kepercayaan karun mereka, masyarakat Kampung Kuta yang hanya berjumlah 126 kepala keluarga (KK) ini tak berani masuk ke Leuweung Ageng jika harus melanggar pantangannya.
Seperti dituturkan Maryono, 59 tahun, juru kunci Leuweung Ageung, setiap orang hanya diperbolehkan masuk hutan pada hari Senin dan Jumat. Selain itu jika ingin masuk hutan, orang tidak boleh menggunakan pakaian hitamhitam, tidak boleh memakai pakaian dinas, tidak boleh meludah atau merokok serta membuang sampah sekecil apapun di dalam hutan. Bahkan seperti dipantangkan nenek moyang orang Kuta, siapapun jika ingin masuk tidak boleh menggunakan alas kaki dan mengambil benda apapun yang terdapat dalam hutan, walau itu hanya ranting sekalipun.
“Saya tidak tahu kenapa harus begitu, yang pasti leluhur-leluhur kami pun mematuhi persyaratan itu,” jelas Maryono. Ia menegaskan, hingga kini sepanjang pengetahuannya tidak pernah ada warga Kampung Kuta yang berani melanggar pantangan tersebut.
Saking dikeramatkan hutan satu Ini, ketika Bupati Ciamis dan Gubernur Jawa Barat HR. Nuriana berkunjung ke Leuweung Ageung, mereka pun terpaksa mengganti pakaian dinasnya dengan pakaian sederhana. Bahkan orang nomor satu di Jawa Barat dan Ciamis ini dengan rela hati pula melepas alas kakinya untuk mengunjungi mata air keramat di dalam Leuweung Ageung. Entah karena percaya ihwal kekeramatan Leuweung Ageung atau sekedar menghargai tradisi masyarakat Kuta, yang jelas mereka pun mematuhi segala larangan di dalam hutan ini.
“Ya, lebih baik mematuhi dari pada kena bala,” tutur Maryono menandaskan.
Menurut pria yang masih energik di usia menjelang kepala enam ini, Leuweung Ageung adalah sebuah tempat keramat yang bisa memberikan kebahagiaan dan kesengsaraan. Jika orang bisa memenuhi segala persyaratan yang pernah diajarkan nenek moyang orang Kuta, maka Leuweung Ageung bisa memberikan kebahagiaan. Tapi jika pantangannya dilanggar, karuhun penghuni hutan ini akan marah. “Sudah banyak orang yang membuktikan kekeramatan hutan ini. Ada yang mendapatkan rejeki dan ada pula yang kena balanya,” tutur Maryono mempertegas uraiannya.
Sebagai sebuah contoh, bulan Agustus 2002 silam, serombongan mahasiswa dari Bandung tengah melakukan studi banding di kampung ini. Lalu mereka dibawa oleh Maryono ke dalam hutan untuk meneliti tumbuhan dan hewan yang terdapat dalarn Leuweung Ageung. Selain tumbuhan dan binatang, dalam hutan ini ada beberapa tempat yang dikeramatkan masyarakat Kuta. Mata air Cikahuripan, Cikajayaan dan Kawah Bima misalnya, di tiga tempat yang berdekatan ini orang tak boleh makan, minum, merokok atau ngobrol sekalipun. Tapi entah lupa atau bagaimana, seorang mahasiswa laki-laki merokok di areal keramat ini. Meski jaraknya agak jauh dari rombongan, dia memisahkan diri, tapi tetap saja dia telah melanggar karena membuang abu dan puntung rokok di sana.
Saat itu memang tak terjadi apa-apa. Semuanya berjalan sesuai rencana hingga rombongan mahasiswa sebuah perguruan tinggi terkenal di Bandung ini pulang dan mondok di rumah Maryono. Namun apa yang terjadi di malam harinya sungguh mengagetkan seisi rumah Maryono.
“Waktu itu kejadiannya sekitar jam 1 malam. Beberapa orang mahasiwa yang mondok dikagetkan teriakan Dian yang tak karuan. Mahasiswa yang tadi siang merokok di Leuweung Ageung ini menjerit dan meraung-raung tak dapat dimengerti. Kaki, lengan dan sekujur tubuhnya kejang, mata melotot hanya putihnya saja yang terlihat,” cerita Maryono. “Rupanya, anak itu kesurupan, la didatangi maung (harimau) siluman penjaga mata air keramat itu,” tambahnya.
Melihat kenyataan tersebut Maryono semula sangat bingung. Ia tak tahu apa yang harus dilakukannya. Tapi, beruntung di rumahnya Maryono masih menyimpan satu jerigen air keramat dan ketiga sumur itu. Tak menunggu waktu lama Ia langsung membacakan mantramantra pada air itu kemudian menyiramkannya pada kepala dan tubuh Daan. Seperti api yang disiram air, mulut dia yang sebelumnya menceracau kontan berhenti. Mahasiswa yang sebelumnya meronta-ronta Ini terdiam entah tidur atau pingsan. Tapi beberapa menit kemudian ia terbangun, dan seperti orang kebingungan ia celingukan ke kiri dan ke kanan. Di sekeliling Dian memang telah dipenuhi teman-temannya yang menunggu harap-harap cemas.
Sesaat kemudian setelah Maryono menyapa Dian, ia baru bicara dan mengatakan segala pengalaman yang baru saja ia alami. Menurut Dian, seperti dituturkan Maryono, Ia didatang: tga orang pria tinggi besar berpakaian hitam-hitam. Mereka memaksa Dian mengajak ke satu tempat yang tidak dikenainya. Tapi Dian meronta dan berteriak sambil minta tolong. Sayang di sekelilingnya tak ada lagi manusa selain Dian dan tida orana misterius itu.
Beberapa lama Dian diseret, tapi beruntung akhirnya tiga orang itu mengurungkan niatnya tanpa alasan.
“Kalau tidak lekas saya siram dengan air keramat itu, mungkin sekali dia akan dibawa oleh tiga makhluk penghuni Leuweung Ageung itu. Di alam nyata, dia akan terlihat mati seperti umumnya yang terjadi,” jelas Maryono.
Tentang pengalaman gaib Leuweung Ageung, Maryono ayah satu orang putri ini mengaku berkali-kali menyaksikan fenomena mistik yang sulit diterima akal sehatnya. Suatu hari ketika ia hendak mengambil air keramat di sana ia melihat seekor harimau putih di pinggirnya. Sebagai orang yang tahu seluk beluk hutan ini, Maryono sadar tak mungkin ada harimau di hutan itu. Maka ia membaca ayat-ayat suci Al Qur’an untuk mengusir makhluk halus atau siluman itu. Benar saja, tak sampai selesai ia membacakan Ayat Kursy harimau itu berlalu menjauh dan menghilang dl balik pohon-pohon besar.
“Saya yakin itu maung siluman penjaga mata air ini. Di samping saya, ada juga beberapa penduduk lainnya yang pernah melihat kemunculan maung itu,” kisah Maryono lebih lanjut.
Pengalaman lain diceritakan Maryono saat ia hendak menyadap kaung (aren-Red) untuk membuat gula merah. Ketika la berada di atas pohon, tiba-tiba serombongan monyet liar datang mendekatinya dari pohon-pohon besar di sekeliling aren itu. Bunyi mencericit dan mengaung dari puluhan monyet itu memekakkan telinga Maryono. Mereka berjingkrak dan gelantungan tak mau diam di atas dahan. Prilaku monyet seperti itu biasanya hanya diperlihatkan jika ada bahaya yang mengancam.
Perasaan ngeri tiba-tiba menerpa Maryono. Firasat bapak seorang anak ini mengatakan ada yang tak beres dalam hutan ini dan mungkin saja akan mengancam dirinya. Maka ia pun buru-buru turun. Benar, baru saja Maryono membereskan /odong dan tasnya tiba-tiba angin kencang bertiup menerpa pohon besar di sekitar Maryono. Tiupan angin itu membuat beberapa batang pohon besar patah dan jatuh ke tanah. Satu di antaranya hampir saja menghantam tubuhnya. Maryono yang semula berada di bawah pohon besar lari menjauh ke sekitar pohon-pohon kecil. Dalam hati ia membayangkan jika masih berada di atas pohon aren itu, entah apa yang akan terjadi. Anehnya ia tak melihat ke mana perginya monyet-monyet yang tadi ribut tak karuan itu.
“Di hutan ini memang banyak monyet, elang, ular dan kelelawar serta binatang liar lainnya. Monyet-monyet itu mengenali warga Kampung Kuta dengan baik. Tapi saya baru kali itu melihat monyet-monyet ribut sambil melihat saya,” cerita Maryono.
Adanya kekuatan mistik memang bisa jadi benar. Seperti dirasakan penulis, Leuweung Ageung memang menyimpan kekuatan mistik yang kuat. Sayangnya, penulis tak diijinkan masuk ke dalam hutan perawan itu lantaran ketika kami datang hari itu hari Selasa, hari yang dilarang orang masuk.
penulis hanya bisa menyusuri lereng hutan Itu. Namun, dari gerbang hutan, gemuruh angin yang menerpa pohon-pohon sebesar kerbau, riuh monyet-monyet Iiar serta aura hutan yang membuat bulu kuduk penulis berdiri, cukup menandakan bahwa hutan itu memang sangat keramat. Maka jika Anda berniat mengunjungi Leuweung Ageung jangan sekali-kali berani melanggar pantangannya. Walau hal ini tidak tertulis hitam di atas putih, tapi jika coba dilanggar besar kemungkinan akan ada hukumannya. Begitulah jika sesuatu benda atau tempat dipercaya hidup dan bernyawa. Wallahu a’lam bissawab. ©️KyaiPamungkas.
KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.
Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)
NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)
NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)
WEBSITE: kyai-pamungkas.com
(Selain web di atas = PALSU!)
NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)
ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)