Kisah Kyai Pamungkas:
BEREBUT EMAS GAIB JIN JAMBRONG
Mengangkat emas gaib di Danau Satu Angsa, apa mungkin? Tanyaku, kepada Mbah Jarot. “Mungkin saja, kenapa tidak?” jawab dukun linuwih yang sakti mandraguna, asal Ngampilan, Yogyakarta, yang punya keahlian khusus mengangkat harta siluman yang dikuasi bangsa jin tersebut.
Untuk itulah, tim berangkat ke Sanga Sanga, Kalimantan Timur, kurang lebih berjarak 20 kilometer dari kota Samarinda. Emas itu memang ada dan benar-benar emas, bukan kuningan seperti yang diangkat di Bontang, beberapa bulan yang lalu. Alhamdulillah, emas itu bisa diangkat, zohir dan sudah dibagikan dengan orang-orang miskin di nusantara.
Danau Satu Angsa, di Desa Sange Sangara, Kecamatan Sanga-Sanga, Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur, begitu indah. Daerah ini memiliki luas wilayah mencapai 233,4 kilometer persegi yang dibagi dalam lima kelurahan. Sementara jumlah penduduk kecamatan ini mencapai 15.955 jiwa.
Kecamatan Sanga-Sanga merupakan salah satu wilayah penghasil minyak bumi yang sangat penting di Kalimantan Timur, yaitu dimulai sejak sumur minyak Louise untuk pertama kalinya mulai berproduksi pada tahun 1897, disamping sumur minyak Mathilde yang ada di Balikpapan.
Perjuangan melawan penjajah pertama di Sanga-Sanga dikenal dengan nama Perlawanan Samseng pada tahun 1926 oleh etnis Tionghoa yang marah kepada pihak Belanda karena tidak memberikan bahan bakar minyak untuk diperdagangkan kepada pedagang asal China itu.
Bangsa China yang akhirnya menjadi warga negara Indonesia itu selanjutnya bermukim di daerah ini. Mereka beranakpinak mengembangkan keturunan mereka hingga dikenal dengan nama China Kalimantan Timur. Berbeda dengan Kalimantan Barat, China daerah ini lebih sedikit dan bahasanya juga berbeda.
Di Danau Satu Angsa, ada seorang China kaya raya yang menanam emas batangan 24 karat. Emas itu tadinya disembunyikan di dalam kotak yang kelak akan dibawa ke provinsi Fukien, Tiongkok bila pemiliknya, Tan Jin Huang, kembali ke negara asalnya. Namun, sebelum sempat membawa emas itu kembali ke Tiongkok, Tan meninggal dunia. Tan Jin Huang tidak punya anak dan tidak ada ahli waris yang bisa memiliki emas batangan tersebut.
Karena terlalu lama di dalam tanah, sejak tahun 1929, maka emas itu menyatu dengan tanah dan dikuasai jin. Tanah tempat emas itu, kemudian tenggelam oleh air bah dan tanah tempat penyimpanan emas menjadi danau. Danau Satu Angsa, danau yang indah dan sejuk di tengah gersangnya udara panas Kabupaten Kutai Kertanegara.
“Emas itu ada di bawah danau dan insya Allah, emas itu bisa diangkat ke permukaan,” desis Mbah Jarot, 78 tahun, kepada Herman Lukmanto, 56 tahun, pemburu harta karun yang mensponsori pengangkatan harta gaib berharga di Sanga-Sanga tersebut.
Herman Lukmanto dikenal sebagai pemburu harta karun. Milyaran dana disiapkan untuk berburu harta gaib di seluruh Indonesia. Dia mengangkat ratusan lokasi emas batangan gaib yang sudah dilakukan. Namun, yang berhasil hanya dua dan tiga lokasi saja. Selebihnya gagal total. Namun, Herman tidak pernah kapok. Dia selalu berangkat jika mendengar ada lokasi potensial untuk diangkat ke permukaan bumi.
Minggu lalu, awal bulan September 2014, Herman mengajak saya untuk meliput pengangkatan harta gaib di Kalimantan Timur. Aku dibelikannya tiket dari Jakarta ke Balikpapan. Lalu menyewa taksi menuju Samarinda terus lanjut menyeberangi Sungai Mahakam menuju Sanga-Sanga.
Aku menyusul mereka di tepi Sungai Mahakam, Sanga-Sanga. Mereka menyewa sebuah rumah panggung dari kayu ulin di kebun jeruk yang berbuah lebat. Jeruk itu milik Haji Hasyim Hanan, pemilik rumah yang disewakan. Jika kita kepingin makan jeruk, tinggal ambil, tapi setelah itu membayar ke Haji Hasyim, berapa buah jeruk yang kita makan.
Haji Hasyim Hanan tidak mengetahui tentang adanya emas batangan di Danau Satu Angsa. Bahkan semua warga Sanga Sanga, termasuk Pak Lurah, tidak tahu tentang adanya harta harun tersebut. Hanya Orang orang sakti yang tahu, yaitu Herman dan dukun canggihnya, Mbah Jarot Surya Mataram, dukun khusus untuk penarikan harta gaib.
Danau Satu Angsa adalah danau indah dan asri. Bila matahari tenggelam di ufuk barat, matahari seperti tenggelam masuk ke danau. Air permukaan danau menjadi kuning ke merah-merahan dan indah sekali. Sementara itu burung-burung berkicauan, bernyanyi tatkala mereka pulang ke sarang, di kayu-kayu angsana di sebelah danau. Burung-burung itu adalah burung jenis kepodang, murai batu, cucakrawa dan kenari. Bahkan banyak pula burung walet yang memakan ikan-ikan kecil di permukaan danau. Unggas itu memberikan kesyahduan tersendiri di senja hingga sore hari yang pekat menjelang malam.
Setelah sholat maghrib berjemaah dengan imam Mbah Jarot, kami makan malam di rumah makan Pak Babak di Kapung Gelimang, di atas sungai Mahakam bagian utara. Rumah makan Pak Babab menyiapkan udang satang bakar, ikan lais goreng dan ikan batin berengkes. Berengkes itu seperti dipepes jika di Jakarta. Lezatnya makanan khas Sanga Sanga itu luar biasa nikmat di lidah. Kami berenam makan enak malam itu dan Pak Babak, pemilik restorang, bertanya ada bisnis apa kami di Sanga Sanga.
Soal menyedot harta gaib, tidak akan mungkin kami ceritakan kepada siapapun. Apalagi hanya kepada Pak Babak pemilik rumah makan sea food itu. Semua itu menjadi rahasia dan tertutup rapat. Kami katakan saja bahwa kami hanya sedang mencari lokasi pertambangan batubara.
Setelah sholat Isya berjemaah, sepulang dari restoran, kami naik mobil kijang innova sewaan ke lokasi danau. Danau Satu angsa hanya berjarak lima kilometer dari rumah sewaan dan kami membawa alat-alat, seperti tenda, kampak, cangkul, minyak parfum elisabeth arden, madat Turki, kemenyan Arab dan banyak lagi ragat untuk memanggil jin.
Kata Mbah Jarot, jin penjaga emas batangan peninggalan keluarga China itu adalah emas gaib yang sudah dikuasai oleh Jin Jambrong dengan seratus anak buahnya. Berarti semua jin yanga ada di Situ berjumlah 101 jin, termasuk Raja Jambrong yang menguasai mereka.
“Dia harus memberikan ijin kepada kita mengangkat harta gaib yang dijaganya itu,” kata Mbah Jarot, menjawab pertanyaan ku, saat aku kepengen tahu, siapa saja jin yang ada di danau cantik tersebut.
Semakin malam udara di danau semakin dingin. Kilat beberapa kali melesat di udara dan menerangi lokasi kami di pinggir danau. Beberapa saat kemudian, geluduk bergemuruh dengan ditingkahi beberapa kali petir. Jantungku berdetak hebat tatkala dari dalam air, muncul ke permukaan, ratusan bocah berkepala botak.
“Mereka keluar, tapi rajanya belum muncul,” teriak Mbah Jarot.
Semua makhluk berkepala botak itu ternyata jin-jin anak buah Raja Jambrong. Jambrong melarang ratusan anak buah berambut panjang seperti dirinya. Untuk itu, semua harus kepala botak karena mereka adalah budak budak gaib asuhan Raja Jambrong yang gondrong.
Mbah Jarot lalu menggunakan bahasa jin untuk memanggil mereka. Ratusan jin botak itu naik ke darat, mereka berenang ke tehiap dan sujud kepada Mbah Jarot. Mbah Jarot memang orang sakti mandraguna, seorang linuwih yang mampu menaklukkan semua makhluk halus, baik itu jin, genderuwo, kuntilanak maupun para tuyul.
Setelah berkumpul seratus jin kepala botak, Mbah membakar lagi madat dan berkomat kamit memanggil Raja Jambrong. Puluk 24.00, tengah malam, Jin Jambrong keluar. Jantungku makin berguncang hebat setelah melihat tubuh Jambrong keluar dari dasar danau, yang bertubuh besar dan jangkung. Tubuhnya setinggi pohon angsana dan badannya lebar hampir selebar separuh danau.
Mbah Jambrong memanggil semua anak buahnya dan menyuruh masuk ke danau. Ratusan jin kepala botak itu lalu menceburkan diri ke danau dan mereka | masuk ke dasar danau secara gaib. Mbah Jambrong nampak tidak menerima kehadiran kami dan dia meminta kami pergi. Dia menantang perang melawan Mbah Jarot dan Mbah Jarot tidak mau meladeni.
“Jika kita perang, saya tidak akan mendapatkan apa-apa. Sementara kami membutuhkan emas batangan yang kamu kuasai, milik Tan Jin Huang yang sudah lama meninggal dunia. Berikan emas itu kepada kami, untuk kepentingan umat,” pinta Mbah Jarot kepada Mbah Jambrong. dengan nada damai.
“Kami baru akan pergi jika emas itu diberikan kepada kami,” tambah Mbah Jarot lagi.
Ternyata Raja Jambrong hanya memberikan sebagian dari emas gaib itu. Dari ratusan batang emas, Mbah Jarot hanya diberi enam batang. Sesuai dengan jumlah kami, berenam. Setelah dimasukkan ke dalam karung gandum, emas itu aku angkut ke dalam mobil kijang innova yang tidak begitu jauh di parkir dekat danau.
Besoknya, emas itu dibawa ke Jakarta dan dijual ke logam mulia. Setelah menjadi uang, uang itu disumbangkan sebagian besar ke panti-panti. Ada ke panti jompo, panti asuhan dan orang orang miskin bantaran kali. Belakangan, Herman minta Mbah Jarot kembali ke Sanga Sanga untuk mengambil sisa puluhan emas batangan warisan gaib Tan Jin Huang itu. Namun Mbah Jarot menolak.
“Tidak akan berhasil. Raja Jambrong tidak akan memberikan sisa emas itu dan akan dikuasainya sampai hari kiamat. Jika kita memaksa, kita akan perang melawan kelompok Jambrong dan kita akan kalah,” tutup Mbah Jambrong, sambil menghisap rokok kemenyan tebal di tangannya. ©️KyaiPamungkas.
KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.
Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)
NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)
NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)
WEBSITE: kyai-pamungkas.com
(Selain web di atas = PALSU!)
NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)
ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)