Kisah Kyai Pamungkas:
KUTILANAK BERANAK

Di sebuah desa yang agak jauh terpencil, aku dan beberapa teman beda jurusan ditempatkan sebagai peserta KKN oleh kampusku. Ada sebuah cerita yang sudah masyhur di desa itu. Di sana ada seorang bidan desa yang amat terkenal. Sebut saja namanya sebagai Bidan Anik. Ia ditugaskan di desa tersebut sudah hampir enam tahun. Sudah ratusan orang berhasil ditolongnya saat persalinan.

 

Sebelum-sebelumnya, ia tidak pernah mengalami kejadian aneh. Namun, malam itu, ia mengalami kejadian ganjil yang menggemparkan seluruh warga desa, bahkan desa tetangga.

 

Singkat cerita, malam itu Bidan Anik kedatangan seorang perempuan yang hendak bersalin. Tidak seperti biasanya, perempuan itu datang seorang diri. Perempuan itu mengetuk pintu rumah praktik Bidan Anik pada jam 01.00 dini hari.

 

“Bu, Bu Bidan. Tolong, Bul” Begitu suara si perempuan itu sambil mengetuk pintu.

 

Setelah Bidan Anik membuka pintu, segera perempuan itu diajak masuk ke dalam ruang praktiknya. Namun Bidan Anik tidak melihat ada pengantar.

 

“Siapa yang ngantar ke sini Mbak?” tanya Bidan Anik sambil memeriksa si perempuan itu.

 

“Suami, Bu.” Jawab si perempuan itu sambil menyeringai karena kontraksi.

 

“Oh, mana suaminya?” tanya Bidan Anik.

 

“Tadi langsung pulang njemput Ibu saya Bu.” Jawab si perempuan itu.

 

“Oh, begitu. Tinggal dimana, Mbak?” tanya Bidan Anik lagi.

 

“Dusun Waru Bu, RT sebelas.” Jawab si perempuan itu.

 

“Belum pernah ke sini, ya?” Bidan Anik terus bertanya

 

“Iya Bu, biasanya periksa di puskesmas.” Jawab Si perempuan itu.

 

“Nama kamu siapa?” Bidan Anik menanyakan nama si perempuan itu.

 

“Sila, Bu.” Jawab si perempuan itu.

 

Sambil mempersiapkan alat persalinan, Bidan Anik terus bertanya dengan si perempuan itu. Ya, biasanya yang melahirkan di situ memang sudah pernah periksa di Bidan Anik. Tapi, Bidan Anik sama sekali tidak merasa pernah bertemu dengan perempuan itu.

 

“Suami kamu kok nggak datang-datang, ya!” tanya Bidan Anik.

 

“Mungkin sambil nyiapin perlengkapan, Bu.” Jawab Perempuan itu.

 

Perempuan itu sudah saatnya melahirkan. Dari pemeriksaan Bidan Anik, perempuan itu sudah buka sembilan. Kontraksi semakin cepat dan bayi harus segera dilahirkan. Tanpa bantuan siapapun, Bidan Anik membantu perempuan itu melahirkan bayinya.

 

Akhirnya, seorang bayi perempuan terlahir dari rahim perempuan itu. Setelah lahir, bayi itu segera dibersihkan diletakkan di dada ibunya. Bidan Anik pergi sebentar meninggalkan ibu dan anak itu untuk menyiapkan air dan lap untuk membersihkan si bayi.

 

“Tunggu sebentar ya, Mbak.” Kata Bidan Anik. “Aku mau nyiapin air dan lap.”

 

“Iya, Bu.” Jawab perempuan itu.

 

Ketika sedang menyiapkan peralatan untuk membersihkan bayi dan ibunya,tiba-tiba Bidan Anik kaget ada suara benda jatuh.

 

BBUUGGKKEK..!!!

 

Lalu Bidan Anik kembali ke ruang bersalin melihat kondisi bayi dan ibunya karena takut terjadi apa-apa.

 

Tapi, apa yang terjadi? Alangkah terkejutnya ketika melihat perempuan dan bayi itu sudah tidak ada di atas ranjang bersalin.

 

“Aneh sekali!” Kata Bidan Anik dalam hati. Ia melihat pintu masih tertutup rapat.

 

Bidan Anik segera menyusul keluar, tetapi tidak ada tanda apa-apa. Tidak ada pula ceceran darah persalinan di lantai. Bersih seperti semua.

 

“Tidak mungkin secepat itu perginya!” kata Bidan Anik lagi.

 

Kejadian malam itu membuat Bidan Anik penasaran luar biasa. Esok harinya, Bidan Anik menuju rumah perempuan itu di RT.11 Dusun Waru dengan mengendarai sepeda motornya. Maklum, antara rumah praktik dan dusun itu sekitar 1 kilometer jauhnya.

 

Sesampainya di RT.11, Bidan Anik bertemu dengan seorang warga.

 

“Mbak Marni, Mbak Marni tahu rumah Sila?” tanya Bidan Anik.

 

“Tahu, Bu. Itu yang cat biru. Ada apa ya?” kata Mbak Marni.

 

“Nggak apa-apa, Mbak.” Kata Bidan Anik. “Tadi malam kan melahirkan di tempatku, jadi harus kuperiksa lagi.”

 

“LHO!!! MELAHIRKAN DI TEMPAT BU BIDAN!” kata Mbak Marni setengah berteriak.

 

“Kenapa, Mbak? Ada apa?” tanya Bidan Anik penasaran.

 

“Ya Allah… Ya Allah…” Mbak Marni menyebut-nyebut nama Allah.

 

Pandangan mata Mbak Marni kosong. Tubuh Mbak Marni nampak gemetaran. Sekejap kemudian terduduk di tanah sambil terus menyebut nama Allah.

 

“Mbak Marni kenapa, Mbak? Kenapa?” tanya Bidan Anik.

 

Beberapa orang yang melihat kejadian itu langsung menolong Mbak Marni. Mbak Marni dibawa masuk ke dalam rumahnya. Peristiwa di pagi itu menggegerkan kampung kecil itu.

 

Setelah agak tenang, Mbak Marni bilang kepada orang-orang.

 

“Mbok tolong, semuanya saja. Tolong arwah Sila didoakan.” Kata Mbak Marni.

 

Sontak Bidan Anik kaget dengan pernyataan Mbak Marni.

 

“Arwah Sila? Sila sudah meninggal? Kapan?” kata Bidan Anik kaget.

 

“Maaf, Bu Bidan,” kata salah seorang warga. “Sila sudah meninggal satu bulan lalu dalam keadaan hamil 7 bulan. Besok ini sudah 40 harinya.”

 

“Innalillahi wainna ilaihi rajiun. Kenapa sampai aku tidak tahu?” kata Bidan Anik merasa bersalah karena seharusnya perempuan hamil di desa itu di bawah pengawasannya.

 

Beberapa saat kemudian, Bidan Anik tersadar.

 

“Lalu, siapa yang tadi malam melahirkan di tempatku?” tanya Bidan Anik.

 

“Melahirkan?!” orang-orang bertanya-tanya.

 

Sontak orang-orang sadar apa yang membuat Mbak Marni shock dan ketakutan. Semua orang saling pandang. Terlihat di wajah mereka guratan rasa takut. Tetapi tidak ada yang berbicara. Di dalam pikiran mereka, pasti yang melahirkan di tempat Bidan Anik adalah kuntilanak yang menyamar menjadi Sila. Ya, begitulah tingkah laku makhluk gaib itu menakut-nakuti manusia.

 

Begitulah ceritanya, Bidan Anik segera mengajak warga untuk mendoakan arwah Sila agar tenang di alam sana. Kemudian, Bidan Anik dan warga menemui keluarga Sila untuk menyampaikan kejadian semalam. Setelah keluarga tahu, maka segera diadakan acara kendurian untuk melakukan doa bersama mendoakan arwah Sila. ©️KyaiPamungkas.

Paranormal Terbaik Indonesia

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.

Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)

NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)

NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)

WEBSITE: kyai-pamungkas.com
(Selain web di atas = PALSU!)

NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)

ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)