Kisah Kyai Pamungkas:
TANGIS DEDEMIT DI RITUAL TABOT
Perayaan Tabot di tahun 2002 ini dilaksanakan pada tanggal 15 sampai dengan 24 Maret. Upacaranya cukup meriah dengan penonton diperkirakan sekitar 800.000 orang. Rupanya di balik itu semua bukan hanya saja manusia yang melihat dan menonton acara Tabot tersebut, tapi para dedemit dari berbagai daerah pun datang untuk menyaksikan acara ini.
Dari tanggal satu sampai dengan tanggal sepuluh Muharram penulis mengikuti apa yang terjadi di balik ritual Tabot yang meriah. Pada hari H pembuangan Tabot, rupanya para dedemit dari berbagai daerah pun datang. Di antaranya yang sempat penulis berkomunikasi adalah Joko Purnomo Sakti dari Palembang, Raden Cincang dari Cirebon, Joko Buana dari Lampung. Dari Bengkulu sendiri yakni Raden Bintang, Raden Sinsau dari Jambi. Selain itu masih banyak lagi yang lainnya, seperti: Raden Kerto Gede, Siram, dan Joko Pangeran Bandung.
Para dedemit yang datang tersebut sempat membuat penulis terkejut karena mereka berpakaian serba hitam seperti orang jahat, tapi mereka semuanya baik. Anehnya, merekapun bukan hanya menonton tapi merekapun ambil alih dalam panitia tersebut sampal-sampai para dedemit tersebut menolong juga dalam pembawaan Tabot. Dalam ha! pengamanan pun mereka ambil baglan (Aneh ya? Tapi Inilah yang penulis lihat secara batinlah).
Sempat juga membuat penulis terharu, yakni pada saat pembuangan Tabot para dedemit semua berkumpul dan duduk seperti orang yang lagi bertafakur mengenang masa lalu. Setelah pembuangan Tabot tersebut mereka semua menangis mengeluarkan air mata. Penulis tidak mengerti dan tidak tahu apa yang ada dalam benak mereka sehingga mereka menangis.
Makanya, setelah acara selesai penulis tidak pulang tapi duduk di sebuah batang yang rindang bersama dengan Kyai Syahadad Kholil teman dekat penulis. Langsung saja penulis iseng menyuruh Kyai Syahadad Kholil untuk melakukan hubungan batin dengan para dedemit yang hadir dalam kegiatan pembuangan Tabot tersebut dengan maksud ingin mengetahui kenapa sampai-sampai air mata mereka keluar dalam pembuangan tabot, sedangkan umat manusia yang menonton acara tersebut hanya tertawa-tawa. Padahal mereka telah menghabiskan biaya dalam pembuatan Tabot sampai lebih 150 juta rupiah.
Setelah beberapa detik penulis melakukan ritual pemanggilan para dedemit dengan cara menghidupkan kemenyan dan membakar rumput di dekat lokasi perayaan itu, kami tidak berhasil untuk menghubungkan kontak batin. Makanya kami berniat pulang saja karena waktunya telah sore yakni menunjukkan pukul 14.30 karena jarak yang jauh dari tempat tinggal kami yakni sekitar 70 KM.
Tepat pukul 18.00 penulis menaiki mobil umum dan tepat pukul 20.00 kami sampai di rumah tapi pada saat itu bukannya Misteri pulang ke rumah terlebih dahulu, tapi bersama Kyai Syahadad Kholil berkumpul dengan teman-teman yang tergabung dalam Perkumpulan Orang Bingung (aneh memang nama perkumpulan Ini. Tapi begitulah, karena nama Itu diberikan dari alam gaib dan struktur kepengurusanannya pun sudah dirancang di alam gaib).
Setelah semua anggota perkumpulan orang bingung memusatkan pikiran agar para dedemit lain tidak mengganggu, maka mereka semua bersiap-siap untuk mengawasi para dedemit yang datang. Setelah lima menit kemenyan dibakar oleh Kyai Syahadad Kholil, maka tiba-tiba saja tempat duduknya bergoyang seperti diterpa gempa bumi yang sangat dahsyat. Sampai-sampai rumah yang dihuni seolah-olah berputar dan hendak roboh, tapi rupanya itu semua hanyalah godaan saja. Sebenarnya rumah tersebut hanya diam saja dan tidak bergerak. Kontak batin terhubungkan dengan makhluk dedemit yang hadir dalam perayaan Tabot siang tadi.
Dengan rasa gembira dan muka yang berseri-seri kontak batin bisa terlaksana. “Assalamualaikum!” itulah salam pertama yang diucapkan oleh Kyai Syahadad Kholil. Dan dedemit itupun menjawab, “Wa’alaikum salam!”
Setelah itu langsung saja si dedemit mengatakan bahwa namanya adalah Raden Bintang yang mengaku sebagai salah satu penguasa daerah Bengkulu.
“Apa kemauanmu memanggil kami?” tanya Raden Bintang.
“Kami hanya ingin mengetahui. Kenapa pada acara tabot itu Raden Bintang dan yang lainnya menangis sedangkan manusia hanya duduk dan bersuka ria?” ujar Kyai Syahadad Kholil.
“Sebenarnya kami bukan menangis tapi hanya keluar air mata saja karena kami teringat akan pengorbanan cucu Nabi Muhammad yang tidak dapat kita menilai keikhlasannya yang berjuang tanpa pamrih tidak seperti kehidupan kita sekarang ini. Selain itu juga kami menyesalkan diri kami mudah-mudahan diri kami pun bisa seperti cucu Nabi Muhammad.”
Begitulah, setelah satu persatu Kyai Syahadad Kholil panggil dedemit yang hadir dalam ritual Tabot, semua jawabannya hampir sama, hanya beda cara penyampaiannya saja.
Kadang-kadang, bangsa makhluk halus memang lebih ikhlas dalam berbuat dan bertindak! Wallahu a’lam bissawab. ©️KyaiPamungkas.
KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.
Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)
NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)
NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)
WEBSITE: kyai-pamungkas.com
(Selain web di atas = PALSU!)
NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)
ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)