Kisah Kyai Pamungkas:
ULAR GAIB PENUNGGU HARTA KARUN
Sepintas, pekarangan yang memiliki Iuas sekitar 65 bata (1 bata = 3,75 m), ini tampak biasa. Padahal dulunya, di pekarangan ini pernah tumbuh sebatang pohon Bunut yang lumayan besar dengan diameter mencapai 6 meter, sedangkan ketinggiannya diperkirakan lebih dari 10 meter.
Sudah menjadi rahasia umum di kalangan para sepuh, di dalam dekapan tanah Pulau Jawa, yang juga sering dikatakan sebagai Pulau Nyawa atau Pulau Jumenenging Wahyu (pusat wahyu kepemimpinan-Jw) banyak terdapat timbunan harta yang nilainya bukan main besarnya. Dan sesuai dengan kodrat alam, karena harta tersebut sudah tersimpan sedemikian lama di dalam perut bumi, akibatnya, benda-benda berharga itu dikuasai oleh makhluk gaib, Biasanya, timbunan harta gaib terdapat di tempat-tempat terpencil dan dikeramatkan. Tapi rupanya tak selamanya begitu. Buktinya, timbunan harta yang diduga berupa gentong emas yang di dalamnya berisi berbagai jenis batu mulia juga terdapat di sebuah pekarangan rumah. Tepatnya di pekarangan rumah milik bapak Wasngad, 81 tahun, yang terletak di Desa Wanguk, Blok Bunut, Kecamatan Anjatan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.
“Darajat, bekas menantu saya, telah beberapa kali mendapatkan mimpi tentang harta karun itu,” kata Wasngad kepada penulis.
Karena penasaran, akhirnya Wasngad pun mencoba melakukan kontak batin dengan penjaga gaib harta itu. benar saja. Antara sadar dan tidak, ia merasa didatangi oleh seorang lelaki tua berjubah dengan udeng (penutup kepala-Jw) berwarna hitam. Sosok yang berwajah mirip orang Arab itu membawa tongkat yang terbuat dari rotan. Itulah tongkat Sapu Jagad. Dengan segala kerendahan, Wasngad mencoba meminta tongkat rotan yang keramat itu. Tapi sayang, sosok gaib itu tak mau memberikannya. Bahkan lelaki tua itu berkata, “Bukan aku tak mau memberi, tetapi engkau takkan kuat membawanya.”
Bagaimana dengan harta itu? Dalam perjumpaan gaib, lelaki berdeng hitam berkata, “Jika harta itu yang kau maksudkan, lebih baik kita sama-sama menjaganya. Pada saatnya nanti, setelah pemiliknya datang, maka harta itu akan ke luar dengan sendirinya. Dan aku pun tidak tiap saat ada di sini, sebab aku sudah pindah ke Jakarta. Bagiku, tempat ini hanyalah sebuah persinggahan, yang kusinggahi jika aku kemalaman.” Demikian amanat yang diterima oleh Wasngad.
Keberadaan harta di pekarangan rumah itu, ternyata dibenarkan oleh Sujai, 81 tahun, paranormal yang tinggal di Desa Kaliwadas, Cirebon. Setelah melakukan penerawangan, dengan tegas ia mengatakan kepada penulis, “Benar, di pekarangan itu terdapat harta berupa gentong yang terbuat dari emas.”
Dulu, keangkeran atau kekeramatan pohon Bunut yang menjadi tempat berkurmpulnnya banyak hewan itu memang tak boleh dipandang sebelah mata. Pasainya, hampir semua penduduk yang tinggal di bilangan Desa Bongas, Lempuyang dan Anjatan, akan selalu membungkukkan badan’jika lewat di dekat pohon yang satu ini. Hal ini merupakan bukti penghormatan. Sehingga wajar jika pohon itu dianggap “penjaga” dan selalu dipakai sebagai tempat untuk meletakkan berbagai macam sesaji di dalam setiap upacara yang berlangsung di sekitar desa itu. Walau tanpa sebab yang jelas pohon Bunut raksasa itu mati, tetapi masyarakat tetap meyakini jika pohon langka itu tetap hidup dengan subur di alam gaib.
Mungkin kebanyakan orang beranggapan, di pekarangan rumah Wasngad hanya terdapat timbunan harta. Padahal tidaklah demikian. Pekarangan ini juga Menyimpan keanehan lain yang tak kalah tegangnya, Di antaranya, walau telah dua belas kali melakukan pengeboran air di tempat yang berbeda, tetapi hasil yang didapatkannya tetap saja sama. Bukannya air, melainkan cairan merah yang menebarkan bau amis darah? Wasngat setidaknya meyakini demikian.
Yang lebih aneh lagi, terkadang Pekarangan ini mengeluarkan sinar yang teramat terang.
Ataennad, tetangganya yang berprofesi sebagai pembuat kursi yang berasal dari Kabupaten Subang juga mengatakan kepada penulis, “saya juga heran, pada tiap bulan Sura, pekarangan rumah Pak Wasngad terkadang mengeluarkan sinar yang amat terang. Bahkan suatu malam ibeberapa tukang yang pernah menginap di rumah saya pernah berlarian keluar akibat mendengar suara dentuman yang amat keras, mirip suara meriam!”
Sementara, Wasngad ikut menambahkan, “Dulu, sekitar tiga ratus meter dari tempat ini, pernah diketemukan seekor ular raksasa. Ular itu besarnya tiga kali besar drum minyak tanah. Dan tak ada seorang pun yang dapat menemukan di mana letak kepala ataupun ekornya.”
Aneh sekali penuturan kakek satu ini, bahkan dia berkeyakinan, mungkin itulah yang menyebabkan kenapa jika pekarangan dia dibor yang ke luar bukannya air, melainkan darah. Darah dari ular raksasa yang dianggap sebagai penunggu!
Sudah tentu
penulis hanya dapat berdecak kagum, Benarkah semua yang diceritakan Wasngad itu? Yang jelas, hanya Allah yang tahu akan kebenaran dari cerita penduduk yang sampai sekarang masih tinggal di Desa Bunut tsb. Bagi yang punya kemampuan batin tingkat tinggi, Silahkan membuktikan sendiri. Wallahu a’lam bissawab. ©️KyaiPamungkas.
KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.
Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)
NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)
NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)
WEBSITE: kyai-pamungkas.com
(Selain web di atas = PALSU!)
NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)
ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)