Ngaji Bareng Kyai Pamungkas:
KISAH UMAR DAN GADIS MISKIN YANG JUJUR
SEBAGAIMANA biasa, pada suatu malam, Khalifah Umar bin Khathab RA pun melakukan perjalanan malam untuk mengetahui secara langsung keadaan rakyatnya. Beliau hanya ditemani seorang pembantunya, Aslam RA. Mereka berjalan beriringan mengelilingi kota, melalui loronglorong kampung yang sempit, dengan diikuti hembusan angin sepoi-sepoi.
Tidak lama kemudian, mereka melewati sebuah rumah kecil yang sunyi lagi terpencil, yang hanya diterangi oleh sebuah lampu bercahaya remang-remang. Malam yang semakin kelam menambah suasana sekitar rumah itu terasa semakin sepi. Tak nampak bintang satu pun di cakrawala, seakan-akan telah pula ikut terlena bersama para penghuni kampung tersebut.
Dalam kesunyian malam yang mencekam ini, tiba-tiba Khalifah Umar bin Khathab dan Aslam dikejutkan oleh suara seorang perempuan tua dari dalam rumah. Terdengar dari nada suranya, sepertinya dia sedang memerintah. Khalifah merasa sangat penasaran, lalu berhenti melangkah dan mendekati tempat datangnya suara itu.
Rupanya dua orang perempuan sedang berbincang di dalam rumah kecil ini. Umar dan Aslam dengan jelas dapat mendengar suara mereka.
“Bangunlah wahai anakku, dan campurlah susu itu dengan air agar bertambah banyak untuk kau jual besok pagi. Dengan demikian, kita akan memperoleh keuntungan lebih banyak pula. Kita ini orang yang sangat miskin, kita sangat membutuhkan uang untuk biaya hidup,” terdengar ucapan si perempuan tua memerintah anaknya.
“Wahai Ibu, apakah Ibu tidak mengetahui tentang ketegasan Amirul Mukminin Umar bin Khathab dalam menjalankan perintahnya?” Kata anaknya, balik bertanya.
“Apakah gerangan perintahnya itu?”
“Khalifah Umar bin Khathab telah menyerukan kepada semua penjual susu agar jangan sampai mencampurnya dengan air guna mendapatkan keuntungan yang banyak.”
“Hai anakku, beliau sekarang tidak melihat kita berbuat demikian. Begitu pula tak seorang pun prajurit beliau yang berada di sini. Jadi tidak ada yang mengetahui apa yang akan kita perbuat. Ingatlah anakku, banyak orang yang juga telah melanggar perintah Umar bin Khathab itu.”
“Ibu, walaupun Khalifah Umar tidak berada di sini, dan tak seorang pun tentara beliau yang melihat perbuatan kita di tengah malam yang sunyi ini, sebagaimana Ibu katakan tadi, tetapi bagiku perintah Amirul Mukminin tetap harus ditaati oleh setiap muslim dan muslimah. Dan ingatlah, Bu! Semua perbuatan kita dilihat oleh Allah SWT. Meskipun Khalifah Umar tidak mengetahui, tetapi Tuhannya Umar pasti mengetahui. Demi Allah, saya bukanlah orang yang tergolong mentaati perintah di keramaian namun mendurhakainya di waktu sunyi seperti sekarang ini.”
Semua pembicaraan si ibu dengan anak gadisnya ini didengar jelas oleh Khalifah Umar RA dan pembantunya, Aslam RA. Dengan gerakan perlahan-lahan Khalifah Umar kemudian melangkahkan kaki, pergi meninggalkan tempat itu.
“Tandailah rumah ini dan ingat-ingatlah letaknya dengan baik, supaya nantinya kita dapat dengan mudah mencarinya kembali,” pesan Khalifah Umar kepada asistennya.
Keesokan harinya, Khalifah Umar memanggil Aslam dan berkata kepadanya, “Hai Aslam, masih ingatkah engkau rumah yang semalam itu? Pergilah engkau ke sana sekarang, dan perhatikanlah benar-benar perihal keduanya, agar kita mengetahui siapakah penghuni rumah kecil itu?”
“Ya, Amirul Mukminin. Insya Allah saya masih ingat lokasi rumah itu, dan sekarang juga saya akan berangkat ke sana,” jawab Aslam, dengan hormatnya.
Setibanya di tempat yang dituju, Aslam melihat seorang ibu dengan anak gadisnya. tidak melihat seorang lelaki pun yang menyertai mereka di rumah tersebut, Dan memang benar mata pencaharian mereka adalah sebagai penjual susu. Mereka berasal dari keturunan suku Bani Bilal.
Aslam lalu kembali menghadap Khalifah Umar. Dan setibanya di hadapan sang atasan yang sangat berwibawa itu, ia langsung menceritakan mengenai hasil peninjauannya.
“Hai Aslam, ganjaran atau imbalan apakah yang pantas diberikan kepada anak gadis yang sangat jujur itu?” Tanya Khalifah Umar seusai Aslam bercerita.
“Ganjaran yang sebesar-besarnya. Misalnya seratus dirham,” jawab Aslam cepat.
“Ganjaran seperti itu jauh belum memadai. Kejujuran tidak dapat diukur atau dinilai dengan sejumlah uang walau sebesar apa pun. Saya akan memberikan kepada gadis itu imbalan yang terbesar. Dia akan saya jadikan sebagai keluarga saya,” timpal Umar memutuskan.
Mendengar ucapan atasannya, Aslam merasa sangat keheranan. Ia belum mengerti apa yang dimaksudkan oleh Khalifah Umar. Yang diketahuinya hanyalah, betapa besarnya perhatian Amirul Mukminin akan kesejahteraan dan kebahagiaan rakyatnya yang dilakukannya dengan tanpa pamrih.
Selang beberapa hari, Khalifah memanggil salah satu anak laki-lakinya yang bernama Ashim. Sang anak ini masih berstatus seorang bujangan.
“Wahai anakku, bagaimana pendapatmu jika engkau dijodohkan dengan seorang gadis jujur yang sangat takut kepada Allah baik di waktu terang maupun pada saat gelap gulita?” Tanya Khalifah Umar begitu si anak berada di hadapannya.
Dan sebagai seorang putra yang dikenal taat kepada orang tua, Ashim tidak berpikir lama. Ia langsung saja memberikan jawaban kepada ayahnya, “Maha Besar Allah! Sungguh baik apa yang Ayahanda pilihkan untuk saya itu.”
Setelah berunding dengan anaknya, Umar bin Khathab RA langsung mendatangi rumah orang tua gadis penjual susu untuk meminang anak yang sangat jujur itu sebagai teman hidup Ashim.
Setibanya di sana, Umar RA segera menyampaikan maksud kedatangannya kepada si ibu dan anak gadisnya. Mendengar pernyataan yang demikian, ibu si gadis merasa sangat gembira bercampur dengan perasan terharu yang tiada terkira. Ia lalu memuji Kebesaran dan Keagungan Allah SWT, atas karunia yang telah dianugerahkan kepadanya berupa lamaran yang disampaikan oleh Khalifah Umar bin Khathab RA.
Si ibu sama sekali tidak menyangka, seorang Amirul Mukminin sekaligus Kepala Negara yang mana seluruh Tanah Arab dan Persia gemetar mendengar namanya, dan bumi bergetar ke mana pun ia pergi, kini datang sendiri ke rumahnya yang nyaris roboh karena kemiskinannya. Apalagi kedatangannya bukanlah sekadar kunjungan biasa, melainkan dengan maksud melamar anak gadisnya. Benar-benar sesuatu yang tak pernah diduga sama sekali!
Singkat cerita, lamaran Khalifah Umar bin Khathab langsung diterima dengan segala senang hati oleh ibu si gadis. Dan pernikahan pun berlangsung antara Ashim, putra Khalifah Umar bin Khathab RA dengan budak yang jujur serta berhati mulia itu.
Umar RA sebagai seorang pemimpin besar yang mencintai dan selalu menegakkan keadilan, telah memberikan imbalan kemuliaan kepada seorang budak yang taat dan salehah. Alangkah bahagianya perasaan si gadis tersebut. Betapa tidak, hari sebelumnya ia adalah seorang budak, dan kini menjadi orang merdeka dengan memeroleh kemuliaan. Ya, menjadi menantu sekaligus keluarga Khalifah Umar bin Khathab RA.
Di sini nampak dengan jelas, sebagai Kepala Negara dan Amirul Mukminin, Umar bin Khatab RA telah menunjukkan kepada dunia bahwa kemuliaan seseorang terletak pada akhlaknya. Beliau senantiasa mengingatkan rakyatnya dalam berbagai kesempatan bertatap muka, bahwa setiap orang dilahirkan merdeka, dan bahwa orang yang paling miskin pun tidak seharusnya direndahkan. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam Kitab Suci Al-Qur’an, yang menyatakan bahwa orang yang paling mulia di sisi Allah adalah yang paling bertakwa.
Semoga kita semua dapat mengambil pelajaran dari kisah ringkas yang sarat dengan makna ini. Aamiiin… ©️KyaiPamungkas.
KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.
Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)
NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)
NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)
WEBSITE: kyai-pamungkas.com
(Selain web di atas = PALSU!)
NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)
ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)