Kisah Kyai Pamungkas:
BABI NGEPET TEROR WARGA
Babi Ngepet yang berkeliaran di daerah sekitar Jakarta sudah sangat meresahkan warga. Sudah ratusan juta uang tersedot babi siluman itu dan membuat pelakunya kaya raya…
Pada malam Jumat, 7 Mei 2004, Desa Cogrek, Kec. Parung, Kab. Bogor, Jawa Barat diguyur hujan lebat. Dari sore hari langit Parung ditutupi mendung dan awan hitam. Guntur berarak berkejaran membersitkan cahaya gemerlap. Sesekali petir membahana ke seantero jagat.
Kosim dan Nurlela sedang menikmati santapan malam di meja makan. Setiap habis sholat maghrib, pasangan suami istri yang belum punya anak itu makan di jam-jam itu setiap harinya. Pada saat keduanya sedang menikmati Ikan Mas bakar, tiba-tiba terdengar suara gedubrak dari sebelah ruang makannya. Kosim dan Nurlela kaget lalu mereka menghambur ke arah jendela samping. Dua orang suami-istri itu kaget setengah mati, begitu melihat seekor babi besar sedang menggosok-gosokkan badannya di dinding rumah mereka.
“Babi itu bukan babi biasa, tapi babi siluman yang digerakkan oleh seseorang penjahat mistik. Babi itu mencuri di rumah kami. Sebab setelah kami memeriksa uang yang ada di dalam lemari, uang yang tadinya berjumlah Rp 10 juta, tiba-tiba dihitung ulang, tinggal Rp 6 juta. Rp 4 jutanya lenyap dicuri babi itu!” cerita Kosim, yang diangguki kepala oleh Nurlela.
Kedatangan seekor Babi yang selalu dikawal oleh seekor anjing itu belakangan sering mondar-mandir di daerah Parung, babi tersebut telah mencuri uang di beberapa rumah warga yang disinyalir sering menyimpan uang di rumah. Modus pencurian babi ngepet itu, selalu pada malam hari dan mengambil uang sebagian, bukan keseluruhan. Caranya adalah menggesek-gesekkan tubuh di dinding atau di pagar rumah, lalu uang yang ada di dalam rumah itu akan keluar dengan sendirinya dan masuk ke mulut babi. Babi itu segera berlari ke rumah majikannya dan memberikan seluruh uang hasil jarahan itu. Sementara pelaku ritual Babi Ngepet, menjaga lilin yang terus menyala di dalam sebuah ruang di dalam rumah. Bila lilin mati, Babi Ngepet dalam bahaya dan terancam mati. Hasil operasipun akan mengalami kegagalan. Sementara itu, bila lilin terus menyala, akan jadi pertanda bahwa Babi Ngepet berhasil dalam operasinya. Apalagi lilin terus menyala sampai hewan siluman itu datang membawa uang jarahan.
Pada bulan April 2004 lalu, Babi Ngepet itu pertama kali ditemukan. Orang yang melihat kemunculan babi itu adalah tukang bakso yang bernama Parno, 28 tahun, warga Ciseeng Dalam. “Waktu itu saya lagi keliling kampung, tiba-tiba dari depan gerobak saya melihat seekor babi yang lagi jalan dan di belakangnya seekor anjing yang berwarna hitam, lalu saya teriak babi. “Eh ada babi, ada babi, kata saya. Orang yang mendengar teriakan saya langsung keluar rumah sambil membawa senjata tajam dan ada yang memukul kentongan,” tutur Parno.
Babi tersebut akhirnya diyakini sebagai Babi Ngepet yang mau mencuri uang penduduk. Sebab babi berwarna hitam itu, tidak ada lagi berkeliaran di daerah Ciseeng dan Parung. Terlebih setelah daerah itu telah dibangun dengan ragam kompleks perumahan mewah, Kawasan hutan yang tadinya jadi rumah babi, makin lama makin terkikis sehingga babi sungguhan tersingkir dan lari ke daerah pegunungan lebat, jauh dari daerah itu. “Maka itu warga berkeyakinan bahwa babi yang dilihat Parno itu bukan babi biasa, tapi babi siluman Celeng jejadian yang disuruh-suruh mencuri uang warga setempat” uangkap Wonocolo, 67 tahun, warga Situ Gintung, Situ Uncal, Cibereum, Parung, Jawa Barat.
Apa yang diduga penduduk, ternyata benar. Babi hitam itu ternyata benar-benar babi ngepet karena telah berhasil mencuri uang dalam jumlah puluhan juta milik penduduk kampung dan warga kompleks daerah Ciseeng. Karena kehadiran Babi Ngepet itu sangat merugikan, maka warga sepakat untuk melakukan pengejaran. “Babi ngepet itu harus dimusnahkan dari daerah ini” tekad Wonocolo. Memang untuk menangkap Babi Ngepet, bukanlah hal gampang. Babi Ngepet itu bukan binatang biasa, tapi binatang jelmaan iblis yang digunakan peritualnya untuk mencari kekayaan. Setelah kekayaan didapat, iblis itu akan menuntut tumbal sesuai perjanjian. Biasanya tumbalnya adalah darah dan jantung bayi yang masih berumur di bawah lima tahun. Jika tidak, nyawa pelaku sendiri yang akan dimusnahkannya.
Tiga pekan lalu, penduduk desa Cogrek rame-rame mengejar siluman Babi itu sambil membawa senjata tajam dan kentongan keliling kampung. Pukul 23.00 hampir tengah malam, sosok Babi Ngepet itu tiba-tiba terlihat di ujung Gang Sampar sebelah selatan kompleks Harapan Jaya. Pengejaran siluman babi itu pun dilakukan, hingga subuh hari. Tapi hari itu warga tidak bisa menangkapnya dan babi itu menghilang di perkebunan singkong milik Cina timur kompleks.
“Pada hal saya hampir menangkapnya, tapi sayang tebasan pedang saya, tidak mengenainya” kata Asep, salah seorang pengejar.
Keesokan harinya, Salbi, 35 tahun, seorang pedagang kelontong yang menyimpan uangnya di laci ternyata tidak ada lima puluh ribu dari jumlah Rp 500 ribu yang disimpan. Padahal sebelumnya uang itu sudah pas betul berjumlah Rp 500 ribu. “Uang itu pasti diambil Babi Ngepet itu” seloroh Salbi.
Kemunculan Babi Ngepet di daerah Parung, menurut Mang Surya, 40 tahun, seorang pedagang nasi uduk yang memang asli warga Cibinong tetangga desa Cogrek, sudah ada sejak puluhan tahun yang lalu. Sekali muncul dan mencuri banyak uang, setelah itu menghilang lagi. “Nah sekarang ini kayaknya Babi Ngepet yang sudah hilang dulu, muncul lagi. Nampaknya ada generasi baru peritual Babi Ngepet di daerah ini” kata Mang Surya.
Sementara Ki Gelek, 56 tahun, paranormal yang bermukim di Muncul, Parung, yang sering lewat di Jalan Raya Ciseeng memang selalu mencium bau babi bila sedang lewat di jalan itu. Bagi pakar supranatural khusus menyangkut hewan jejadian, Ki Gelek tahu persis jika di sekitar tempatnya berdiri sedang berkeliaran Babi Ngepet, siluman macan atau siluman musang yang sedang beroperasi. “Hidung saya langsung mengendus bau babi saat saya lewat di daerah itu. Sejak itu saya yakin 100 persen bahwa ada beberapa orang yang sedang gencar main Babi Ngepet untuk mencari kekayaan” kata Ki Gelek.
“Untuk menangkap siluman ragam hewan jejadian itu haruslah secara gaib termasuk menangkap Babi Ngepet. Dengan menangkapnya dengan cara biasa seperti babi benaran, tidak mungkin akan bisa menangkapnya. Untuk itu, haruslah diadakan rituak-ritual khusus dengan Ilmu Paku Bumi. Binatang jejadian itu langsung dipaku ke bumi dan tidak bisa bergerak lagi. Jika sudah tertancap di bumi, makhluk jejadian dari jenis jin jahat itu, tidak dapat didayagunakan lagi oleh pemeliharanya sampai kapanpun,” sorong Ki Gelek.
Ataupun dengan bantuan para Kyai dan para Ulama, dan untuk para penduduk janganlah terlalu takut dengan siluman jahat itu, agar penduduk tidak diganggu seringsering membaca: surat Al-Fatihah sebelum tidur atau asma-asma Allah, rajin beribadah dan sedekah.” jelas Ki Gelek.
Kejadian siluman Babi Ngepet tidak hanya ada di daerah Cogrek, Bogor, tapi banyak juga di daerah-daerah lain seperti daerah Ciledug, Tanggerang dan Kreo, Jakarta Selatan. Di daerah Kreo, kabarnya sudah 100 juta uang hilang karena pencurian Babi Ngepet. Sedangkan di daerah Cileduk, tak kurang dari 800 juta uang para pengusaha dan pedagang yang hilang dikuras oleh Babi Ngepet.
Pekan lalu, telah dilakukan ritual pemusnahan Babi Ngepet dengan ilmu Paku Bumi yang dilakukan oleh Ki Gelek dan Ki Wonocolo. Dua ahli penangkap jin ini berhasil menggiring Babi Ngepet ke Sungai Cisadane dan memantek tubuh babi itu ke dalam dasar sungai. Setelah tertancap dan musnah di Cisadane, Ki Gelek dan Ki Wonocolo langsung merunut jalan menuju rumah pelaku ritual. Jalur babi itu dapat dihendus melalui penciuman dua tokoh itu hingga ruang pengendalinya dapat ditemukan dalam tempo 24 jam. Pelaku ritual, tengah pingsan di dekat lilin yang padam dan dupa yang terjungkir balik. Api merambat ke beberapa pojok dan rumah pelaku nyaris hangus terbakar.
Setelah siuman dan dipergoki dua paranormal canggih itu, pelaku yang bernama Ridwan Sangkala, 56 tahun itu, tidak berkutik. Jangankan menyangkal, mengangkat mukapun ia tidak berani. Karena itu minta maaf dan berjanji tidak akan melakukan ritual Babi Ngepet lagi, maka aki Wonocolo dan Ki Gelek memaafkan Ridwan Sangkala dan menyuruhnya menyingkir ke Lampung.
Dengan muka tertunduk, Ridwan pun meninggalkan daerah itu dan pergi ke Gunung Rajabasa di Kalianda, Lampung Selatan. Di sana, Ridwan akan terlibat dan membuka lahan pertanian cengkeh peninggalan ayahnya. “Dia saya larang mengambil uangnya di bank untuk kepentingan dirinya. Uang itu harus dikeluarkannya untuk kepentingan sosial” terang Ki Wonocolo.
Sementara kekayaan Ridwan yang berjumlah ratusan juta berbentuk mobil mewah dari hasil pencurian babi Ngepet, akan dijual dan uangnya akan dikembalikan kepada masing-masing pemilik yang kecurian. Bila pihak korban tidak keberatan, Ki Wonocolo dan Ki Gelek akan membagi-bagikan uang hasil rampasan Babi Ngepet itu untuk panti asuhan dan panti jompo.
Sejak melakukan ritual pencurian via Babi Ngepet, Ridwan kaya raya dan hidup mewah. Tiap malam minggu dia joget dangdut dan nyawer penyanyi berjumlah jutaan untuk satu penyanyi. Orang bar Chandra Kiranita, pub dangdut langganan Ridwan, mengira Ridwan seorang lurah dan pengusaha tanah. Tak ada seorang pun yang tahu kalau dia pemelihara Babi Ngepet. Sejak melakukan ritual Babi Ngepet lima tahun lalu, Ridwan sudah kehilangan dua bayinya sebagai tumbal. Sedangkan pada waktu-waktu tertentu, terutama pada bulan purnama, tubuh Ridwan akan berbau seperti babi dan mulutnya monyong seperti hewan kotor itu. ©️KyaiPamungkas.
KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.
Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)
NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)
NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)
WEBSITE: kyai-pamungkas.com
(Selain web di atas = PALSU!)
NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)
ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)