Kisah Kyai Pamungkas:
DIPERKOSA HANTU PENUNGGU POHON
Aku lihat sosok wanita muncul dari dalam kamar belakang. Dari mana dia masuk? Aku semakin terkejut ketika mengenali sosok itu. Ya, dia mirip dengan istriku yang sudah meninggal beberapa waktu lalu…
Sebuah pekarangan yang terletak di timur tikungan jalan raya di kampung Kon Desa Jatimulya, Kec. Terisi, Indramayu, dari dulu terkenal dengan kemistisannya. Di tikungan itu nyaris setiap bulan ada saja kendaraan motor yang mengalami kecelakaan. Meski tak sampai merenggut korban nyawa, namun para pengendara diharap berhati-hati karena posisi tikungan yang menukik dari utara ke barat sehingga laju kendaraan yang terlalu cepat bisa kebablasan terjun ke pekarangan atau menabrak besi pembatas jalan.
Kebanyakan sebelum terjadi kecelakaan si pengendara roda dua itu melihat hal-hal yang tidak lazim, seperti melihat kakek-kakek, seorang bocah atau seekor kerbau jang melintas secara tiba-tiba. Padahal sebenarnya tidak ada. Apalagi dengan binatang kerbau, masyarakat di situ tidak ada satu pun yang memelihara kerbau.
Berbagai penampakan kerap terlihat warga, mulai dari pocong, anak kecil, sampai perempuan bergaun putih yang terlihat uncang-uncang (berayun) di atas pohon mangga tua.
Sebagaimana yang diungkapkan Pak Ju’ud, 40 tahun, warga setempat yang rumahnya tak jauh dari tikungan dan pekarangan yang angker itu. Laki-laki itu membenarkan bahwa titik keangkerannya adalah pohon mangga yang berada di pekarangan sebelah timur tikungan. Karena keangkerannya, warga setempat tak ada yang berani kencing atau buang air besar di sekitar pohon tua tersebut. Bagaimana bila dilanggar?
Pengalaman menakutkan dialami Bidin, 35 tahun, warga Desa Jatimulya, Indramayu. Gara-gara buang air besar sembarangan di bawah pohon mangga yang angker itu, pria yang kini berprofesi sebagai pedagang burger itu suatu ketika mengalami kejadian mistis yang masih membekas hingga saat ini. Kejadiannya sekitar pertengahan 2007 silam. Berikut penuturan pengalamannya yang ia ceritakan kepada penulis…
Sejak menikah, kehidupan perekonomian kami terbilang pas-pasan. Rumah saja masih menumpang pada keluarga istri di desa sebelah. Aku yang waktu itu bekerja sebagai buruh pabrik keramik di Kecamatan Losarang, Indramayu.
Gaji yang kuterima sejak masih 30 ribu sampai 50 ribu perhari yang terbilang kotor, cukup kewalahan juga kujalani. Tak heran bila kami kerap menghutang saat ada kebutuhan yang mendesak. Percekcokan kerap terjadi yang dipicu masalah ekonomi. Namun aku bersabar mempertahankan keutuhan rumah tangga kami.
Hingga suatu Ketika, di pertengahan tahu 2007, istriku bermaksud bekerja sebagai TKI tepatnya di negara Taiwan. Berat rasanya untuk melepas kepergiannya, apalagi mengingat anakku yang masih kecil.
Sebenarnya, aku tetap tak rela dengan kehilangan istriku, meski untuk waktu sementara. Pada dasarnya, bila dikaitkan dengan kebutuhan biologis, tak ada lelaki yang kuat ditinggal istrinya selama tahunan. Namun mau tak mau aku pun harus ikhlasbmelepas kepergiannya.
Waktu terus berjalan. Tanpa terasa, sudah enam bulan aku ditinggal istriku.
Saat di rumah aku sering merasa kesepian. Terkadang, aku mengajak anakku jalan-jalan sekedar mencari hiburan. Namun rasanya tidak sempurna tanpa seorang istri di sisiku.
Saat kerinduan pada istriku mulai menjalar, terasa aku sangat tersiksa. Makan tak enak, tidur pun tak tenang. Bisa dibilang aku seperti anak ayam yang kehilangan induknya. Bahkan yang sangat menyiksa batinku, saat aku ingin sekali bercinta.
Suatu hari, aku mengunjungi kampungku. Aku mendatangi rumahku yang lama tak kutempati. Aku bermaksud menempati rumah baruku untuk beberapa hari karena ada kerabat istriku yang menginap di rumah istriku.
Waktu itu, hari Rabu sekitar pukul 09.00 WIB. Perutku tiba-tiba mulas ingin secepatnya buang air besar. Saat aku hendak ke kamar kecil, aku teringat bahwa aku belum memiliki WC di rumah baru itu. Tanpa pikir panjang, aku mendatangi sebuah pekarangan yang berjarak 20 meter dari rumahku. Di situ terdapat pohon mangga besar dan pohonpohon kecil di sekitarnya. Lokasi pekarangan itu tak jauh dari sungai Cipanas di sebelah timur.
Setelah kulihat tak ada orang di sana, aku segera mencari tempat yang aman. Tempat yang kupilih buat buang hajat di sisi timur pohon mangga besar, tak jauh dari sungai. Usai menunaikan hajat, aku kembali ke rumah. Itu kebetulan aku mendapat shift sore dari pulkul 15.00 sampai pukul 23.00 malam. Sambil menung pukul 2 siang, sejak pukul 09.30 aku tiduran di depan ruang tamu.
Sekitar pukul 11 siang, aku terjaga karena mendengar ada seseorang yang bicara dari luar, lebih tepatnya mengomel. Aku memang belum sepenuhnya tersadar, jadi antara sadar dan tak sadar. Namun aku begitu jelas mendengar suara perempuan.
“Dasar laki-laki! Buang air besar sembarangan di depan pintu rumahku!” Aku yang masih mengantuk tak begitu menghiraukan suara itu. Aku pikir itu suara Ibu Wakem, tetanggaku yang orangnya terkenal bawel dan lantang kalau bicara. Entah siapa laki-laki yang dimaksud, aku tak peduli karena aku masih mengantuk.
Esoknya, hari Kamis kembali aku kebelet ingin buang hajat. Lagi-lagi aku memilih tempat yang sama seperti hari kemarin. Bahkan bekas buang hajatku kemarin masil ada.
Singkat cerita, seperti biasa pukul 14.00 aku pergi ke pabrik. Namun, belum usai pekerjaanku, tiba-tiba mataku agak sakit ditambah sedikit pusing kepalaku. Hal ini menyebabkan konsentrasi kerjaku terganggu. Dan bila dipaksakan, aku khaw akan membahayakan pekerjaanku.
Akhirnya, hari itu kerja pulang setengal hari dengan alasan tak enak badan. Untur saja pengawas pabrik memakluminya.
Sampai di rumah setelah memasukkan sepeda motorku, aku segera istirahat. Mala semakin larut. Aku nyaris tak menyadari bila malam itu malam Jum’at. Malam yang konon, menurut kepercayaan banyak orang, hantu-hantu bergentayangan. Posisi rumahku banyak dikelilingi pekarangan. Apalagi pekarangan di belakang rumahku yang tampak gelap dan menyeramkan bila malam hari.
Sambil rebahan di atas ranjang, pikiranku menerawang jauh pada wajah istriku yang kini tiada di sampingku. Sekitar pukul 23.30 aku terkejut. Sekonyong-konyong kulihat sesosok wanita muncul dari dalam kamar belakang. Dari mana dia masuk? Padahal pintu belakang rumah terkunci rapat. Penerangan lampu rumahku menangkap jelas wajah wanita itu. la mendekatiku yang tengah terbaring. Aku heran, karena setelah kuperhatikan, wajah wanita itu sangat mirip dengan istriku. Ya benar, dia istriku. Namun penampilannya berubah. Rambutnya acak-acakan alias kribo. Ia nampak bertelanjang dada dan hanya mengenakan bra klasik zaman dulu dengan rok kebaya berbahan kulit pohon waru. Begitupun dadanya nampak belepotan. Pokoknya ia nampak dekil seperti orang gila. Sejenak aku berpikir “Apa yang terjadi dengan istriku? Kok dia dekil begini.”
Kemudian ia mendekati dan duduk di sampingku sambil berkata ”Sudahlah, Mas. Kalau kau ingin hidup enak, bergelimang harta, menikahlah denganku!”
“Aneh, kenapa dia berkata begitu…“ batinku.
Malam itu aku hanya mengenakan sarung tanpa ada celana dalam yang melekat. Wanita itu lantas tangannya mulai meraba-raba sambil memijit kakiku mulai betis sampai ke paha, bahkan ia mulai menggerayangi alat vitalku. Sebagai lelaki normal alat vitalku kian menegang. Wanita itu nampak begitu bernafsu. Selanjutnya ia mulai naik ke atas tubuhku, sebagai lelaki normal yang kesepian, aku menikmati adegan itu. Malam itu aku perhatikan istriku pegitu agresif layaknya seekor singa yang lapar.
Tak berlangsung lama, tiba-tiba aku mencium aroma aneh dari tubuhnya. Aku mulai curiga pada wanita yang ada di atas tubuhku. Seketika akal sehatku bekerja. Aku teringat kalau istriku saat ini tengah bekerja di luar negeri. Aku meronta dan berusaha melepaskan tindihan tubuh wanita itu. Tapi tekanannya begitu kuat.
“Lepaskan kau keparat. Siapa kau sebenarnya?!”
“Kau telah mengotori rumahku, jangan harap aku melepaskanmu. Sebagai balasannya, kau harus melayaniku!”
Setelah berkata demikian wajah perempuan yang mirip istriku berubah menjadi buruk, hitam dan bermulut monyong. la berubah menjadi sosok makhluk yang mengerikan. Giginya besar besar sebesar ibu jari. Dan saat menyeringai nampak semakin menakutkan. Kulihat juga nampak buah dadanya menggelantung besar bagaikan buah pepaya.
“Kau baru kumaafkan setelah kau memuaskanku!” Ia nampak tertawa cekikikan sambil menatapku dengan tatapan yang kian menakutkan. Tenaganya begitu kuat menekan. Dengan sekuat tenaga pula aku mendorong tubuhnya. Dan ternyata usahaku tak sia-sia. Sontak perempuan itu terjatuh. la berusaha menarik tanganku. Karena perlawananku itu, akhirnya aku berhasil bangkit. Tangan makhluk itu berhasil mencakar tanganku sebelum akhirnya aku berhasil lari keluar rumah.
Sesampai di jalan aku menghentikan langkahku sejenak. Aku menghela nafas dengan perasaan masih diliputi ketakutan hingga malam itu aku tak berani kembali ke rumah.
“Dasar wanita iblis! Untung aku berhasil keluar!” makiku dalam hati.
Malam itu kususuri jalanan lengang menuju jalan raya. Tanpa terasa malam kian larut. Mungkin sudah tengah malam, karena kulihat rumah-rumah warga sudah tutup semua. Setelah berjalan kaki sejauh dua ratus meter sampailah aku di sebuah warung. Di sana aku mampir pada sebuah warung makan yang biasa buka 24 jam. Orang-orang heran melihatku yang nampak kepanikan. Namun aku tak bercerita apa-apa. Aku memesan kopi dan makanan dengan beberapa orang di sana yang kebanyakan dari luar kampung. Rasa kantuk pun sirna. Malam itu, aku terpaksa begadang sambil menyaksikan acara sepakbola ditelevisi yang ada di warung. Aku baru berani pulang ke rumah setelah adzan subuh lewat menjelang hari terang.
Semenjak kejadian itu, aku tak berani buang air besar sembarangan. Semoga ini menjadi pelajaran agar kita lebih berhati-hati dan menghargai eksistensi makhluk tak kasat mata. ©️KyaiPamungkas.
KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.
Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)
NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)
NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)
WEBSITE: kyai-pamungkas.com
(Selain web di atas = PALSU!)
NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)
ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)