Kisah Kyai Pamungkas:
ISTRIKU DISETUBIHI GENDERUWO

UNTUK MENGELABUI PETUGAS, PELAKU ILLEGAL LOGGING BISA MELIBATKAN SOSOK GENDERUWO DI DALAMNYA. ANEH, MEMANG! TAPI, KESAKSIAN BERIKUT INI BERHASIL MEREKAM KENYATAAN MUSYKIL TERSEBUT…

 

UMUMNYA, masyarakat di pulau Jawa sudah tahu dan mengenal jenis makhluk halus bernama Genderuwo. Menurut kepercayaan masyarakat Jawa, genderuwo ini termasuk komunitas makhluk halus yang berasal dari kelompok jin kafir. Karena itulah mereka sering melakukan kejahatan dan kemungkaran. Salah satunya, membantu setan dan segenap anak cucu jin guna memerdaya umat manusia. Misalnya saja, menghantui semua orang yang ditemuinya, atau melakukan kejahilan yang tertentu.

 

Namun ada pula yang percaya bahwa sosok genderuwo sejatinya berpenampilan sangar dan seram serta menakutkan manakala mereka menampakkan wujud di alam nyata. Tubuhnya penuh bulu, ada yang pendek dan ada pula yang tinggi. Rata-rata berusia ratusan tahun.

 

Namun, seperti halnya jin, genderuwo juga mampu membentuk atau merubah wujud mereka menjadi manusia biasa yang umumnya berkelamin lelaki. Atau wujud lainnya yang sifatnya menipu.

 

Sementara, genderuwo yang terdidik oleh pawangnya konon mampu diajak bermitra sebagai sekuriti, guna menjaga harta kekayaan dari para pencoleng atau maling.

 

Nah, kisah misteri berikut ini ada hubungannya dengan sosok jin yang dinamakan Genderuwo tersebut, Dan penulis mendapatkan kisah ini dari seorang yang pernah bekerja sebagai buruh di perusahaan perkayuan ilegal logging di hutan belantara yang terletak di bilangan Mandailing Natal. Beginilah kisahnya…

 

Setelah cukup lama menganggur akibat di-PHK sebuah pabrik yang terletak di kawasan Pulo Brayan, Medan, aku diajak seorang teman bergabung dengan sebuah perusahaan penebangan kayu. Area kerjanya terletak di wilayah Mandailing. Pekerjaan yang harus kulakukan memang cukup berat, namun upah yang diterima lumayan juga besarnya.

 

Semula aku datang bekerja di sana seorang diri. Namun, setelah kulihat ada yang membawa isteri dan anak-anak, maka, aku pun memutuskan membawa keluarga pula masuk hutan. Apalagi, pihak manajemen menyiapkan barak khusus berupa pondok darurat bari para buruh yang punya isteri dan anak.

 

Hidup dalam hutan belantara memang tidak senyaman di kota. Apalagi kami sering menghadapi hewan-hewan berbisa yang sering masuk ke barak hunian pada malam hari. Karena kondisi ini, setiap saat aku nyaris was-was. Belum lagi kalau hujan badai turun, kami nyaris tidak bisa tidur karena hampir semua bagian atap bocor. Namun, kami harus menghadapi semua ini demi uang yang kami butuhkan untuk menyambung kehidupan yang belakangan kian tak pasti.

 

Suatu hari, aku mendapat tugas dari pihak manajemen bersama-sama rekan buruh lainnya untuk menemani seorang pawang hutan. Kami harus berjalan kaki sejauh beberapa kilometer meninggalkan lokasi barak, masuk ke dalam hutan sambil membawa seekor ayam hitam atau cemani. Karena ayam cemani inilah, maka, dalam hati aku sering berkata-kata bahwa tugas ini memang ada hubungannya dengan alam lain. Alam gaib.

 

Begitu tiba di sebuah kawasan yang sepertinya dianggap angker, kami memutuskan untuk berhenti. Ini sesuai dengan petunjuk si pawang. Malamnya, sang pawang pun mulai melakukan ritual khusus.

 

Di antara rekan-rekan yang turut melakukan tugas ini, akhirnya mulai dapat menebak kalau ternyata kami telah dilibatkan dalam acara spiritual yang ditujukan khusus untuk memanggil genderuwo. Buktinya, ayam hitam yang dibawa ke lokasi memang akan digunakan untuk memanggil makhluk itu sebagai umpannya.

 

Setelah melakukan ritual khusus, pawang hutan itu kemudian menyuruh kami menyembelih cemani yang kami bawa, dan darahnya ditaburkan lalu diserak-serakkan di seputar lokasi yang dianggap angker tersebut.

 

Ayam hitam yang telah mati kemudian dipanggang di api unggun yang sudah dinyalakan sebelumnya. Aroma ayam panggang ini spontan mengusik penciuman kami, Menurut sang pawang, bau daging panggang ini akan tercium dalam radius sekitar 100 meter.

 

Aku dan rekan-rekan lainnya masih menunggu dengan hati berdebar-debar ketik: merasa ada hembusan angin malam yang makin kencang diiringi derap langkah kaki yar bergemuruh. Dalam hitungan detik, aku seger menyaksikan penampakkan bayangan hitam berkelebat mengelilingi kami.

 

Meskipun masih terlihat berupa fenomena bayangan, tapi, bulu kudukku mulai merindinc Aku dihantui rasa takut yang amat sangat. Sementara, si pawang hutan nampak menggeleng-gelengkan kepala yang berarti genderuwo yang muncul itu bukan yang diinginkannya.

 

Karena tidak diminati, bayangan hitam itu lenyap dalam seketika. Diganti dengan penampilan yang lainnya. Bagiku, keadaan ini sungguh menyeramkan. Apalagi, ganti bergar bayangan menakutkan itu muncul, sedang si pawang selalu menggeleng-gelengkan kepala tanda menolak kehadiran si pemilik bayangan hitam itu.

 

Hingga penolakan yang keenam kalinya, maka, genderuwo yang muncul untuk ketujuk kalinya baru dianggap sesuai dengan selera si pawang.

 

Akhirnya, tiba saatnya proses ritual untuk membawa si genderuwo pilihan itu pulang. Makhluk ini diperintahkan masuk ke dalam sebuah wadah yang telah disiapkan, yang sebelumnya diisi dengan tanah hutan angker tersebut beserta kepala ayam cemani yang telah disembelih tadi.

 

Tanpa ingin membuang waktu, kami segera bersiap-siap meninggalkan tempat itu. Dalam perjalanan pulang ke barak, pawang hutan memberi info terkait katanya sedang gencar menangkap pengusaha liar yang menebangi hutan.

 

Informasi ini membaut kami sadar bahwa selama ini kami telah bekerja di perusahaan illegal logging. Untuk mengantisipasi endusan aparat, pihak manajemen kemudia mengantisipasinya dengan bantuan genderuwo. Apa memang bisa?

 

Pertanyaan itu kemudian terjawab ketika suatu hari ada seregu tim eksekusi dari instansi terkait mendatangi lokasi areal perusahaan tempat kami bekerja. Beberapa orang petugas berpakaian seragam, ternyata hanya mondar-mandir tak tentu arah di dekat barak yang kami huni.

 

Aneh, memang! Namun jelas sekali, sepertinya mereka kebingungan dan saling bertanya-tanya di antara sesama.

 

“Apa memang di sini peta lokasi perusah itu?“ Tanya salah seorang yang mungkin merupakan pimpinan regu.

 

“Benar, Letnan!” Jawab yang ditanya, memastikan.

 

“Tapi kok tidak kelihatan apapun di sini, selain hutan perawan yang jarang disentuh manusia!” Pimpinan regu menyipitkan kedua matanya mengedarkan pandangan berkeliling.

 

Melihat kejadian ini, aku yang waktu itu sedang istirahat di dekat barak turut bingung juga. Kok bisa-bisanya mereka tidak melihat bangunan barak serta beberapa peralatan berupa traktor dan tombak sagang serta bai pekerjaan lainnya yang tergeletak di sana-sini. Padahal, semuanya ada di depan mata mereka!

 

Pawang hutan yang datang mendekati segera berbisik dekat telingaku. Dia mengatakan, bahwa mata para petugas itu telah dihalangi oleh genderuwo yang berdiri berjejer membentuk pagar betis di hadapar mereka. Para genderuwo tersebut terlihat bagaikan barisan pepohonan yang tinggi berdaun rindang.

 

Aneh juga! Kurasa genderuwo mampu membentuk wujud mereka menjadi batang-batang pohon yang besar-besar dan tinggi.

 

“Heran ya?” kata sang pawang.

 

Aku hanya manggut-manggut. Ketika kutanya, mengapa kita saat ini juga tidak mereka lihat? Pawang itu bersenyum sambil berbisik, “Itu merupakan bidang tugasku, tidak bersuara keras, kita di sini juga tidak terlihat oleh mereka.”

 

Kira-kira seminggu kemudian, tim dari instansi terkait muncul lagi di lokasi yang sama. Hingga masuk Maghrib mereka berusaha melakukan pemetaan dengan bantuan seorang pria tua mengenakan blangkon yang agaknya berprofesi sebagi dukun. Hal itu terlihat dari caranya melakukan penyelidikan sambil mulutnya komat-kamit membaca mantera.

 

Siang sudah berganti dengan malam mendadak, beberapa orang petugas berteriak kesakitan sambil memegang leher mereka. Sepertinya ada tangan-tangan yang tidak kelihatan tengah mencekik lehernya. Situasipun menjadi heboh. Untung sang dukun mampu bertindak cepat.

 

Dengan energi gaib yang dimilikinya, cekikan dileher tersebut dapat diselamatkan. Pawang hutan mengatakan, bahwa itu pekerjaan genderuwo yang mengamankan lokasi perusahaan itu.

 

“Para genderuwo itu cukup diberi sesajen kemenyan dan bunga, sekali seminggu, dikasih darah ayam cemani,” kata pawang hutan.

 

Buruh lainnnya sering juga menyaksikan penampakkan makhluk halus tersebut dalam bentuk aslinya. Seperti kejadian malam itu, ketika aku pulang agak larut. Manakala masuk barak yang kami huni, aku seperti mendengar suara dan bunyi aneh dalam kamar, kuintip melalui lubang kunci untuk memastikan suara apa itu. Suasana dalam kamar tampak remang-remang karena lampu minyak mulai habis. Namun aku masih mampu menyaksikan istriku tengah disetubuhi oleh seseorang di ranjang kayu. Mendadak hati menjadi panas dibakar api cemburu. Lalu segera kudobrak pintu hinggga terbuka lebar. Dalam hitungan detik, lelaki yang menikmati tubuh isteriku itu menghilang dari pandangan mata. Dia raib entah kemana. Sementara itu, isteriku hanya terpana kebingungannya. “Lho, apa yang telah terjadi?” Tanya dia masih keheranan sambil menyelimuri tubuh yang telanjang tanpa sehelai kain. “Aku yang perlu bertanya, mengapa kau berselingkuh?” Aku balik bertanya. “Selingkuh? Kan barusan Abang yang menyetubuhiku?” Tanya isteriku bingung. “Aku?” Pandanganku tetap sinis, tidak sadar, bahwa aku baru saja pulang beberapa waktu lalu dan langsung memintanya untuk bersetubuh. Kami terus saja bertengkar. Tiba-tiba terdengar pintu diketuk. Ternyata yang muncul sang pawang. Dia segera menanya mengapa kami ribut. Kuceritakan hal yang sebenarnya terjadi. Setelah kuceritakan, sang pawang permisi masuk ke kamar kami. Sejenak dia seperti mencium sesuatu.

 

“Barusan ada genderuwo yang berada di dalam kamar tidur kalian ini,” katanya memastikan.

 

Aku, isteriku terkejut dan sama-sama bingung. Apalagi, setelah sang pawang mengatakan bahwa besar kemungkinan genderuwo tersebut menyamar sebagai wujudku.

 

“Betul itu, Pak Pawang…?” Cepat isteriku bereaksi guna membela dirinya. “Saya berani sumpah. Yang datang meniduri saya tadi suamiku sendiri. Wajah dan penampilannya mirip sekali.”

 

Cukup lama aku tertegun. Kupandangi isteriku yang telah dinodai oleh makhluk halus itu. Rasanya tak mungkin aku menyalahkan dirinya yang selama ini cukup setia. Kalau dia ingin selingkuh, tentulah sudah lama dilakukannya.

 

Karena merasa sudah ternoda, isteriku mendesak agar kami segera pulang ke Medan. Apalagi setelah sang pawang mengaku tak mampu mencegah apabila perbuatan yang sama akan terulang.

 

Begitulah kisahnya. Kami sekeluarga pindah ke kota Medan meninggalkan kenangan pahit di perusahaan illegal logging tersebut. Untung saja, perkosaan yang dilakukan genderuwo itu tidak berbuah kehamilan. Hanya kulihat kemaluan isteriku luka sehingga perlu dijahit oleh dokter.

 

Menurut isteriku, pada malam yang naas itu, dia memang agak curiga karena alat vital dirasakannya lebih besar dan panjang dari ukuran normal. Dalam pergulatan itu aku juga berubah sangat perkasa seperti layaknya seekor kuda jantan.

 

Selain itu, bau keringatku jauh beda, bau sangit tidak ketulungan. Namun, karena terlanjur menikmati hubungan seks dengan variasi beragam, semuanya itu jadi terlupakan. Masalahnya, wajah dan penampilan serta suaraku tidak jauh beda.

 

Setelah beberapa bulan kembali di Medan aku kerja serabutan guna menghidupi anak dan isteri. Suatu hari, ketika aku tengah istirahat di kedai kopi, kubaca berita di koran tentang tertangkapnya seorang pengusaha penebang liar dari wilayah Mandailing Natal. ©️KyaiPamungkas.

Paranormal Terbaik Indonesia

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.

Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)

NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)

NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)

WEBSITE: kyai-pamungkas.com
(Selain web di atas = PALSU!)

NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)

ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)