Panggonan Wingit: MAKAM KI AGENG HARYO KUSUMO JABAL LEKA, KARANGANYAR
Dalam pandangan para serdadu Belanda, bukit Jabal Leka dan desa di sekitarnya merupakan sebuah hutan rimba yang sangat lebat sekali. Padahal tempat itu adalah desa pedukuhan yang dijadikan persembunyian satu batalyon tentara pejuang di bawah pimpinan Gatot Makam yang berada di lereng perbukitan Gunung Lawu sebelah Barat ini merupakan makam keramat salah seorang putra keturunan Prabu Brawijaya V. Selain putra Nalendra Majapahit.
Makam yang berada di Dk. Talpitu, Desa Ngemplak, Kec. Matesih, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah ini juga seorang senopati perang armada kapal Kerajaan Majapahit.
Perjalanan ke makam keramat yang berada di Dukuh Talpitu ini jika ditempuh dari Kota Karanganyar kurang lebih sekitar 45 menit perjalanan. Dari kota Karanganyar, perjalanan menuju kearah Tawangmangu, setelah melewati Desa Ngemplak, terlihat sebuah gapura Desa Ngemplak kemudian berbelok ke arah selatan melalui jalan tanjakan dan turunan tajam yang sangat licin. Di Desa Ngemplak ini terdapat tiga pedukuhan yaitu Dukuh Talpitu, Dukuh Ngledok dan Dukuh Ngablak. Di puntuk atau bukit kecil yang bernama jabat Leka, di pedukuhan Talpitu inilah keberadaan makam keramat Ki Ageng Haryo Kusumo berada.
Bukit Jabal Leka di mana Makam Ki Ageng Haryo Kusumo ini berada adalah sebuah bukit kecil yang dipenuhi dengan pepohonan besar yang sangat lebat: Sinar matahari pun sangat sulit menembus lebatnya pohon yang sudah berumur ratusan tahun ini. Pohon-pohon yang sudah berumur ratusan tahun itu masih kokoh berdiri di atas tanah bukit tempat Makam Ki Ageng Haryo Kusumo berada.
Sejarah perihal keberadaan makam keramat Ki Ageng Haryo Kusumo ini masih sedikit sekali yang mengetahuinya. Namun versi yang beredar di masyarakat sekitar menceritakan, Ki Ageng Haryo Kusumo atau Aryo Leka ini adalah anak dan istri Prabu Brawijaya V yang bernama Rara Supadi. Rara Supadi merupakan putri dan penguasa Pulau Sapudi yang berada di dekat Madura. Namun nama asli istri Prabu Brawijaya V ini sampai sekarang belum diketahui keasliannya.
Sebagai seorang putra Raja, Aryo Leka berparas sangat tampan rmurip ayahnya Prabu Brawijaya. Setelah dewasa Aryo Leka menjadi menantu Adipati Jaran Panole I di Madura. Setelah Adipati Jaran Panole 1 wafat, kemudian Aryo Leka dinobatkan menjadi Bupati Sumenep di Madura yang bergelar Jaran Panole Sumenep sekaligus diangkat oleh Prabu Brawijaya V sebagai pimpinan atau senopati armada kapal perang milik Kerajaan Majapahit.
Pada masa peperangan antara Demak Bintoro dengan Majapahit dan terdesaknya Majapahit karena pengaruh agama Islam, Aryo Leka pergi meninggalkan Majapafit dan sampailah dirinya di bukit kecil atau Puntuk di lereng Gunung Lawu sebelah Barat. Di bukit kecil yang berada di Dukuh Talpitu inilah, kelak dikemudian hari di kenal dengan nama bukit makam Ki Ageng Haryo Kusumo Aryo Jabal Leka. Jabal berarti Gunung atau bukit, sehingga masyarakat sekitar menyebut bukit itu dengan nama bukit Jabal Leka atau Jamboleka. Di tempat inilah Aryo Leka bertempat tinggal sampai meninggal dunia dan sekaligus dimakamkan di bukit ini.
Menurut cerita sesepuh Desa setempat, Suparman Parto Suwito (77), selain makam Ki Ageng Haryo Kusumo atau Aryo Leka terdapat juga makam istrinya, Retno Kuning. Kemudian terdapat pula makam para kerabatnya yang masih trah Majapahit yaitu makam Pangeran Aryo Tejo, Kebo Kanigoro, Eyang Pangeran Joko Lelono, Eyang Pangeran Putih dan Eyang Garuda bondokusumo. Ke empat makam ini merupakan pindahan dari makam yang sebelumnya tidak ada di bukit Jabal Leka, hal ini berdasarkan sebuah Wisik yang diterima oleh anak keturunannya yang meminta agar ke empat makam itu dipindah di Bukit Jabal Leka ini.
Sebelum memasuki area makam keramat ini, terlebih dulu para peziarah harus melewati Gapura Asta Brata. Gapura ini dibangun oleh masyarakat sekitar berdasarkan wisik yang diterima oleh sesepuh desa. Gapura Asta Brata ini melambangkan delapan tingkatan dari sifat seorang raja yang harus menjadi pedoman hidup. Delapan Asta Brata ini diantaranya, Suryo, Condro, Kartiko, Angkoso, Bumi, Geni (api), Banyu (air) dan Angin.
Sedangkan di tembok gapura Asta Brata ini terdapat juga sebuah gambar senjata Cakra yang melambangkan sifat ketajaman hati dan pemikiran seorang raja yang diibaratkan sebuah senjata Cakra yang mempunyai ketajaman pitung pinukur (tujuh kali tebih tajam dari senjata yang paling tajam sekalipun). Sedangkan di atas Gapura Asta Brata ini terdapat patung bunga Cepoko Mulyo yang diibaratkan Kasampurnan dari seorang Raja apabila telah menjalankan pedoman Asta Brata.
Pada saat malam Jumat Kliwon dan Selasa kliwon Makam Ki Ageng Haryo Kusumo sering kali dipergunakan sebagai tempat sarana laku tirakat dan ritual permohonan kepada Tuhan Yang Maha Esa agar bisa dikabulkan segala permohonanya. Tak hanya dari masyarakat sekitar, dari luar daerah pun seringkali melakukan ritual ngalap berkah di Makam Ki Ageng Haryo Kusumo. Apabila telah dikabulkan doanya, seringkali para pelaku ngalap berkah ini mengadakan selamatan dengan menyembelih kambing, sapi bahkan kerbau sebagai wujud syukur kepada Sang Maha Pencipta yang telah mengabulkan segala permohonanya.
Hewan yang akan dijadikan selamatan syukuran ini biasanya langsung disembelih di bawah pohon duwet dan pohon pakel yang telah berumur ratusan tahun yang tumbuh di pojok Makam Ki Ageng Haryo Kusumo. Selanjutnya hewan tersebut di masak di tempat itu untuk dijadikan sebagai selamatan wujud syukur disamping sesaji lainya berupa pisang raja setangkep, sego golong dan jajan pasar.
Bagi masyarakat di tiga dukuh, Talpitu, Ngledok dan Ngablak keberadaan Makam Ki Ageng Haryo Kusumo ini juga dianggap sebagai punden atau cikal bakal desa setempat, yang atas Rahmat Sang Maha Pencipta telah memberikan perlindungan dat Keselamatan bagi warga di tiga pedukuhan ini. Salah satu perlindungan dan keselamatan yang telah diberikan Sang Maha Pencipta kepada penduduk di tiga pedukuhan lantaran Ki Ageng Haryo Kusumo ini adalah kejadian aneh pada saat perang kemerdekaan. Kejadian aneh ini pernah terjadi pada tahun 1949 pada masa penjajahan Belanda.
Saat itu wilayah Karang Pandan telah diduduki oleh penjajah Belanda, desa desa di sekitar Karang Pandan ini menjadi sasaran utama penjajah Belanda untuk dibumihanguskan semuanya, karena saat itu kawasan di mana Makam Ki Ageng Haryo Kusumo di bukit Jabal Leka ini berada merupakan markas para Suparmar tentara pejuang yang di pimpin oleh Gatot Subroto.
Satu batalyon tentara pejuang pimpinan Gatot Subroto ini bersembunyi di Bukit Jabal Leka sambil melancarkan perang gerilya di malam harinya. Suparman muda yang saat itu baru berumur empat belas tahun seringkali membantu para tentara pejuang dengan mengantar makanan dari para penduduk desa untuk t para tentara pejuang yang bersembunyi di Bukit Jabal Leka.
Beberapa saat bersembunyi di Bukit Jabal Leka, ada salah seorang mata mata tentara Belanda yang mengetahui keberadaan persembunyian para tentara pejuang pimpinan Gatot Subroto ini. Oleh mata-mata Belanda itu, dilaporkannya tempat persembunyian para tentara pejuang ini kepada atasannya.
Beberapa saat kemudian, tempat persembunyian para pejuang didatangi para tentara Belanda dengan menggunakan peralatan perang lengkap. Suparman kecil yang saat itu berada di persembunyian para tentara pejuang merasa ketakutan.
Namun alangkah kagetnya Suparman saat itu, ternyata pasukan Belanda yang membara peralatan tempur lengkap seakan dibutakan pandangan matanya, mereka tidak bisa melihat para tentara pesuang yang bersembunyi di depannya, di Makam Ki Ageng Haryo Kusumo berada.
Dalam pandangan mata para serdadu Belanda ini, Bukit Jabal Leka saat itu merupakan hutan yang sangat lebat, yang tidak bisa ditembus dengan pandangan mata para serdadu Belanda tersebut meski pada siang hari sekalipun. Padahal tempat itu adalah sebuah pedukuhan yang sangat ramai penduduknya.
Kejadian pada masa revolusi ini menjadi kenangan tersendiri bagi Suparman Parto Suwito sebagai pelaku sejarah kejadian aneh di desanya saat itu. Sebagai perwujudan syukur dan menghormati leluhurnya, masyarakat di tiga pedukuhan ini tiap bulan Sura selalu menggelar tradisi Jabal Leka selama tiga hari berturut turut di makam Ki Ageng Harvo Kusumo. Wallahu a’lam bissawab. ©️KyaiPamungkas.
KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.
Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)
NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)
NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)
WEBSITE: kyai-pamungkas.com
(Selain web di atas = PALSU!)
NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)
ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)