Kisah Kyai Pamungkas:
KORBAN SANTET MANTAN SUAMI
AKU BANGKRUT LANTARAN SANTET YANG DIBUAT MANTAN SUAMIKU YANG SUDAH BERJALAN 20 TAHUN…
Namaku Deasy Natalia. Aku lahir di Malang, Jawa Timur, 45 tahun lalu dengan nama Ong Djoen Mie. Aku anak tunggal dari sebuah keluarga keturunan Tionghoa yang ulet, tekun dan pantang menyerah. Sebagai anak tunggal, tentu saja aku mendapatkan perlakuan lebih dari kedua orang tuaku. Apalagi aku terhitung terlambat lahir karena kedua orang tuaku juga terlambat menikah.
Pada sekitar 1982 aku menikah dengan Jhonny Mulyawan alias Liem, lelaki asal Pontianak, yang menurutku baik dan pendiam. Tak kusangka pernikahanku ini adalah awal dari segala malapetaka yang kualami.
Sebelum pernikahan, ayahku memang tak setuju. Katanya, “Untuk apa cari lelaki jauh-jauh orang seberang yang kita tak paham dengan kebiasaannya”. Tapi ibuku tetap setuju. Katanya, “Jhonny lelaki yang baik. Jadi mana mungkin dia berani kurang ajar”.
Tak lama setelah menikah, aku pindah ke Jakarta dan ngontra di Tomang, Jakarta Barat. Gelagat tidak baik sebenarnya telah nampak sejak kami masih menikmati bulan madu di Malang. Jhonny ternyata pemalas. Dia tak mau bekerja, hari-hari dia hanya sibuk bisnis ini dan itu yan dihasilnya tidak jelas.
Untuk menghidupi keluarga terpaksa aku bekerja pontang panting. Kebetulan aku pun keahlian merias dan memotong rambut, maka aku bekerja di salon. Meski hasilnya kecil, tapi lumayan bisa menghidupi keluarga sehari-hari. Berdasarkan saran kedua orang tuaku, akhirnya kami menjual sebidang tanah milik keluarga di Malang. Hasil penjualan tanah itu kemudian kami belikan rumah di bilangan Grogol, Jakarta Barat. Kami tidak ngontrak lagu meski sebenarnya rugi, karena kami hanya bisa membeli rumah kecil dan amat sederhana dibandingkan tanah yang kami jual di Malang. Tapi syukur, karena di rumah ini Ibuku bisa ikut tinggal membantu dan mengawasi manakala aku sedang bekerja di salon.
Tapi celakanya Jhonny masih tetap seperti dulu, dia tak mau bekerja. Setiap hari hanya sibuk sana sini. Sesekali bisnisnya memang menghasilkan uang, tapi tetap saja tak sebanding dengan apa yang seharusnya dia lakukan sebagai kepala keluarga. Dia punya tanggung jawab harus memberi nafkah aku dan anak kami yang baru berumur 6 bulan. Tapi aku tetap sabar karena aku mencintainya dan kami bertekad akan membangun rumah tangga yang bahagia.
Namun niat baikku mulai goyah manakala suatu hari ibuku memergoki Jhonny berbuat tak senonoh terhadap pembantuku. Sore itu pembantuku tengah menggendong anakku yang baru berusia 6 bulan di halaman depan rumah. Di dalam rumah, ibuku memperhatikan pembantu itu yang sedang meninabobokan anakku dalam gendongannya. Tiba-tiba Jhonny datang dari luar pintu pagar. Sesaat Jhonny menyapa anakku sambil mencandainya. Tapi sebuah adegan tak senonoh dipertontonkan Jhonny. Suamiku itu melecehkan pembantuku, dia memegang dan meremas payudara pembantuku. Tentu saja ibuku terkesima melihat adegan itu.
Malam harinya ketika aku baru saja tiba di rumah sehabis kerja, ibu langsung menceritakan peristiwa itu. Aku terkejut bukan kepalang, tapi aku tetap menyembunyikan keterkejutanku di hadapan ibu.
Waktu terus berlalu, hari berganti minggu, bulan berganti tahun. Tanpa kusadari kami telah menjalani bahtera rumah tangga ini lebih dari 20 tahun. Kami telah dikaruniai 2 orang puteri yang cantik-cantik. Kami pun telah pindah rumah dari satu tempat ke tempat lain hingga menetap di jalan Tanjung Duren Raya. Di sini aku membuka salon kecantikan, sesuai dengan keahlian yang kumiliki. Lumayan salon di sini cukup maju. aku biasa membiayai seluruh kebutuhan rumah tangga. Bahkan aku memiliki karyawan lebih dari 12 orang.
Tapi ironisnya sepanjang perjalanan waktu itu, suamiku tak juga berubah. Dia tetap saja sibuk sendiri dengan penghasilan yang tak menentu, Tak hanya itu, kebiasaannya yang suka mempermainkan pembantu dan karyawatiku malah makin menjadi jadi. Sudah berpuluh kali aku mendengar laporan suamiku main perempuan termasuk melecehkan pembantu dan karyawan salon di rumahku sendiri. Bahkan dia juga kerap memukulku hingga memar-memar dan mengancam akan membunuhkan jika sedang kalap.
Namun aku tetap bertahan dan berusaha memertahankan rumah tangga kami. “Mie kamu harus sadar, kelakuan suamimu itu telah melewati batas. Kamu diguna-gunai aga” tidak menceraikannya,” begitu kalimat yang kerap dlucapkan kawan kawanku.
Sekuat apapun aku memertahankan rumah tangga ini, akhirnya aku bercerai juga dengan Jhonny Mulyawan, pada 11 April 2005. Anehnya, setelah perceratan itu aku baru sadar ternyata selama ini aku memang telah diguna-guna olehnya. Aku diguna-gunai suamiku sendiri tak kurang selama 20 tahun.
Setelah perceraian itu, semua hal yang berkaitan dengan mistik di rumahku terbuka lebar. Sepertinya guna-guna suamiku memang harus terbongkar, Pertama kali aku menemukan benda-benda aneh di atas lubang angin kamar tidurku, Ada kain hitam dan putih bertuliskan huruf Cina, batu akik, butlran padi dan benda benda lainnya.
Penasaran dengan penemuan pertama, aku kemudian mencari sesuatu di meja kerja dan laci suamiku. Di sana aku Juga menemukan benda-benda mistik yang katanya memiliki kekuatan gaib amat tinggi.
Yak, tak hanya itu, beberapa hari kemudian aku juga menemukan wafak, jimat, pasir garam dan benda-benda lainnya yang kental dengan nuansa mistik. Bahkan aku juga menemukan jimat khusus yang ditanarn suamiku di dalam tembok kamar rumahku, Ketika aku membongkarnya dalam tembok itu tertanam banyak jimat-jimat yang aku tidak mengerti apa artinya.
Malam sebelum kami bercerai, aku juga melihat pasir putih ditebar tipis mulai dari pintu kamarku di lantai 3 hingga ke pintu rumah utama di lantai 1. Yang lebih membuatku terkaget-kaget, di dalam bantal yang biasa kugunakan untuk tidur, terdapat celana dalam suamiku yang telah lusuh.
Semua penemuan ini kuceritakan pada kawanku, ternyata, menurutnya, pakaian dalamku juga ada di rumah seorang dukun ilmu hitam di kawasan Petojo, Jakarta Pusat. Jhonny, mantan suamiku, menggunakan ilmu hitam untuk memengaruhi pikiranku.
Sejak penemuan benda-benda aneh berbau mistik itu aku mulai berpikir ulang tentang keberadaan dunia gaib, Aku merasa benar-benar telah dibodohi suamiku selama lebih dari 20 tahun. Mengapa suamiku begitu tega melakukannya padaku?
Setelah bercerai dengan Jhonny, aku mulai merasa hidup ini lebih berarti. Aku bisa lebih fokus pada pekerjaan dan mengurusi putri kesayanganku. Tapi ternyta puteri pertamaku dipengaruhi Jhonny untuk ikut dengannya. Dia memang telah dewasa, dia sudah berhak memilih, ikut aku atau bapaknya. Namun di tengah kegamangan itu, puteri pertamaku memilih hidup sendiri, dia kost di satu tempat Ya, karena kurang perhatian dari aku dan bapaknya, akhirnya puteri pertamaku itu pun meninggal akibat sakit asma yang telah lama diidapnya.
Pada 23 Oktober 2005, aku memutuskan pindah keyakinan dan memeluk Islam. Ini adalah keputusan terbesar yang pernah aku pilih sepanjang hidupku. Betapa tidak, memutuskan pindah agama tentu saja harus bertentangan dan berbenturan dengan hanyak pihak secara lahir maupun batin. Bahkan dalam diriku sendiri berkecamuk sejuta persoalan yang tak kumengerti. Tapi aku tetap dengan keyakinan bahwa aku harus pindah agama dan masuk Islam, Karena di sinilah aku mendapatkan kebahagiaan hidupku.
Tapi pindah agama bukan hal mudah bagiku, apalagi aku hidup sendiri di kota besar, tanpa suami, tanpa ayah dan ibu. Aku sendiri harus membesarkan dan membimbing anak perempuanku yang baru berusia 11 tahun. Cobaan demi cobaan datang silih berganti seperti tak ada hentinya. Rayuan dan bujukan juga datang silih berganti dengan berbagai iming-Iming yang bisa membuatku terhanyut. Tapi aku tetap dengan keyakinanku.
Memang, sejak pindah agama itu, aku merasa usahaku makin terpuruk. Salon kecantikan dan rias pengantin yang kubangun sejak puluhan tahun lalu tiba tiba sepi pelanggan. Bahkan dalam satu minggu aku sempat tak kedatangan pelanggan seorang pun. Padahal sebelumnya omset salon kecantikanku bisa mencapai puluhan juta setiap bulan. Aku juga bIsa mempunyai karyawan hingga 14 orang.
Sempat aku berpikir bahwa Ini mungkin karena aku pindah agama. Tapi sekali lagi kutepis semua pikiran buruk itu. Dan aku berterima kasih pada Aljah SWT, karena Dia telah memberiku seorang kakak angkat yang baik. Kakak angkatku itulah yang kerap kujadikan sebagai teman sharing atas segala masalah yang aku hadapi.
Aku berusaha sekuat tenaga untuk membangun kembali kejayaan salon kecantikan dan rias pengantinku. Aku berpikir mengapa salon salon lain bisa ramai dikunjungi pelanggan, padahal apa yang . mereka miliki sama dengan apa yang kumiliki, bahkan dengan pelayanan juga sama.
Salonku juga berada persis di pinggir Jalan Tanjung Duren Raya dengan lahan parkir yang luas.
Untuk membangun usahaku kembali, aku juga sudah berkonsultasi ke berbagai tempat dan orang pintar. Tapi hasilnya tetap nihil.
Tak seorang pun dari mereka yang mampu menyelesaikan masalahku, Dari sekian orang yang aku datangi, rata-rata mereka mengatakan usahaku ini masih dalam kungkungan santet mantan suamiku. Santet itu begitu kuat karena mantan suamiku memang tahu betul segala hali tentang diriku. Kini aku hanya bisa pasrah dan berserah diri hanya pada Allah. Aku tetap tabah meski cobaan dan rintangan datang silih berganti. Dan sebagai muslim, aku tetap yakin bahwa pada suatu hari Allah SWT akan memberi petunjuk buatku. Amin…! Seperti dikisahkan Ong Djoen Mie alias Deasy Natalia kepada ©️KyaiPamungkas.
KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.
Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)
NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)
NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)
WEBSITE: kyai-pamungkas.com
(Selain web di atas = PALSU!)
NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)
ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)